"Aku juga. Aku akan mandi di tempat lain. Aku akan menunggumu di bawah untuk sarapan." Dia tersenyum malu-malu. Aku menjadi merona.

"Oke." Aku menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangku. Dia bangkit dari ranjang. Aku langsung menutup mataku karena malu untuk melihat tubuh telanjangnya. Aku tahu bahwa kami sudah bercinta tetapi melihat tubuhnya yang telanjang, aku pikir itu masih sedikit memalukan bagiku. Di hanya tertawa melihat tingkahku.

Aku menatap tubuh telanjangku di depan cermin. Mari kita periksa perubahan pada tubuhku. Wajahku memerah, mungkin efek semalam. Mata hijauku bersinar terang, tak ada lagi mata panda. Ini mengejutkan. Leherku...

What? Ada tanda gigitan di leher kananku. Dua cetakkan gigi ada di sini. Seperti gigi taring yang menancap di leherku. Apakah dia yang melakukan ini? ini terlihat menakutkan.

Di perutku dan dadakada tanda merah-merah mungkin bekas ciumannya. Oke, aku tak sanggup lagi memeriksa perubahan warna yang ada di diriku. Aku langsung masuk ke bath tube yang berisi air hangat dengan sabun aroma melati. Aku sedikit meringis ketika rasa perih dari pangkal pahaku terkena air. Namun air hangat membuatku menjadi rileks. Sekitar 30 menit berendam. akhirnya aku mengambil jubah mandi dan memakaikannya di tubuhku.

Berjalan ke closet untuk ganti pakaian. Seperti biasa ada dua paper bag tergantung di gantungan baju. Paper bag pertama berisi potongan dress pendek berwarna toska, ada apa dengan seleranya terhadap dress pendek? Sebenarnya aku tidak menyukai dress. Aku lebih menyukai hot pants. Tapi, daripada menggunakan sweater yang kebesaran lebih baik dress. Mungkin aku bisa memintanya untuk berbelanja. Dan kesempatan itu aku gunakan untuk kabur, yaa untuk kabur.

Di dalam paper bagi itu juga terdapat pakaian dalam senada berwarna toska juga. Hemm, warna yang sama dengan merk mahal. Bahannya terasa lembut di tanganku.

Sepatu converse biasa berwarna merah mudah aku gunakan sebagai alas kaki. Sepatu ini terasa ringan dan nyaman. Aku menyukai sepatu Ini. Aku ingat punya satu merk yang sama dengan sepatu ini di rumahku diJakarta. Ya ampun rumah yang baru beberapa hari aku tempati. Bibi Marry pasti khawatir. Tuhan, kenapa aku lupa untuk menghubungi Bibi Marry?

Tidak ada yang meneleponku. Padahal aku sudah tiga hari di culik oleh Alpha. Ada apa dengan ponselku? Aku tak habis pikir kenapatidak ada satu pun yang mencariku.

Semuanya baru terpikirkan olehku ketika aku sibuk mondar-mandir seperti orang gila di dalam kamar yang sangat, sangat luas ini. Aku mencari tas merah mudaku. Tas yang terakhir kali aku pakai saat di hotel beberapa hari yang lalu. Semua tempat, sudut di kamar ini telah aku jelajahi. Namun aku tidak bisa menemukan tas merah mudaku. Dimana tas merah nudaku?

Ada ketukkan pelan dari luar pintu. Aku tersentak dari pencarianku mencari tas merah mudaku. Aku berjalan pelan-pelan dan mengintip melalui lubang kunci untuk melihat siapa yang mengetuk pintu. Terkesan seperti pengintip? Aku tak peduli,. Aku hanya ingin mencari ponselku saja.

Seorang pelayan berkuncir kuda lah yang mengetuk pintuku. Aku menghembuskan napas lega. Aku langsung membuka pintu. Dan pelayan tersebut menunduk hormat. Baiklah abaikan saja tanda hormat pelayan itu.

"Ada apa?" Tanyaku datar.

"Maaf, Luna. Alpha sudah menunggu anda di meja makan. Beliau meminta saya untuk menjemput Luna." Dia menunduk dalam. Sebenarnya aku ingin melihat wajahnya. Namun, aku tak yakin dia mau mengangkat wajahnya di depanku.

Aku berjalan keluar. Sarapan saja harus di jemput. Aneh.

Aku tak pernah memperhatikan dinding menuju ke tangga. Ternyata dindingnya mempunyai cat hijau muda yang menenangkan. Beberapa lukisan mahal dan tua di tempelkan di dinding tersebut kebanyakan lukisannya mempunyai pemandangan hutan, pohon, binatang seperti anjing atau apapun itu yang bergerombol seperti sekawanan. Sejauh ini kesan dari semua lukisa itu adalah misterius.

Sebelum mencapai tangga. Ada dua vas besar bermotip bunga krisan berwarna kuning cerah namun mempunyai background biru dan putih yang mendominasi. Sepertinya vas tersebut benar-benar mahal dan tua. Aku bergidik memikirkan harga vas tersebut.

Tangga spiral ini di lapisi karpet merah. Benar-benar istana yang besar dan mewah. Di sebelah kanan tangga spiral terdapat jendela kaca yang besar. Jendela tersebut berhadapan dengan taman bunga mawar.

Aku melihat Alpha sedang membaca Koran paginya. Alisnya berkerut tanda bahwa dia sedang berpikir. Tangan kanannya memegang gelas kopi. Sesekali dia memutarkan tangannya di pinggiran gelas kopi. Itu membuatku memikirkan tangannya yang bergerak dengan liar di kulitku semalam.

Baikalah, lupakan kejadian semalam! tentu saja aku tak bisa, itu hal pertama bagiku.

"Hai, apakah aku terlalu lama?" Aku menarik kursi di sampingnya. Dia mendongak dan meletakkan korannya di meja. Para pelayan yang tadi berkeliaran di sekitar kami, satu persatu mulai menarik diri dan pergi menuju pintu yang berada di ujung dapur.

My Man Is AlphaKde žijí příběhy. Začni objevovat