"Masih mikirin hukuman yang dikasih Kak Ali ke lo," tanya Carissa lagi. Prilly pun hanya mengangguk saja.

"Yaelah Prill.. Suara lo itu bagus tau, gak?!"

"Tapi, gua takut kalau misalnya suara gua itu malah ngecewain mereka," ucap Prilly murung.

"Gak, gue yakin lu pasti bisa Prill. Coba dulu.." balas Carissa.

Mobil Carissa pun akhirnya sampai di depan rumah Prilly.

"Makasih ya Cha. Lu udah mau kasih tumpangan ke gue,"

"Apaan sih lu Prill, kayak sama orang lain aja lu,"

"Ohh iyaa.. Besok lu berangkat sama siapa Prill..??" tanya Carissa.

"Apa lu mau bareng gue aja?" lanjut Carissa lagi.

"Gak usah deh Cha, kayaknya gue di anter sama Kak Ito. Tapi, nanti gue kabarin lu lagi deh, kalau misalnya gue mau bareng.." jawab Prilly dengan senyuman khasnya.

"Yaudah gue keluar yaa, sekali lagi makasih nih. Byee ... Icha," sebelum keluar dari mobil Prilly mencium pipi sahabatnya terlebih dahulu.

Prilly pun baru masuk kedalam rumah saat mobil sahabatnya sudah menghilang di persimpangan dekat rumahnya. Ia pun masuk dengan wajah ceria walaupun terpaksa, Prilly tidak mau membuat Bunda khawatir lagi karnanya.

"Assalamu'alaikum," ucap Prilly saat masuk kedalam rumahnya.

"Wa'alaikumsalam," balas sang Bunda dan Hito yang berada di ruang tamu.

"Ehh ... anak Bunda yang paling cantik udah pulang,"

"Bunda tolong dong ralat kata - kata Bunda. Prilly tuh cantik dari mananya, liat aja tuh pipi sama badannya udah sama kayak bakpau," ledek Hito yang membuat Prilly merengek ke sang Bunda.

"Kak Ito pipi aku gak setembem itu yaa," pekik Prilly.

Belum sempat Hito membalasya namun sudah dipisahkan oleh Bunda Bella "Hito udah dong adiknya jangan dikatain kayak gitu mulu,"

"Prilly sekarang kamu ke kamar ganti baju kamu terus mandi," ucap Bunda Bella sambil mengelus kepala putri bungsunya.

"Yaudah aku mandi dulu ya Bun," balas Prilly yang mulai bangkit dari sofa dan menuju ke kamarnya.

"Dasar Kak Ito jelek..." ledek Prilly lalu menjulurkan lidahnya kearah Hito.

Prilly pun menuju ke kamarnya untuk bersih - bersih dan mengistirahatkan badannya. Cukup lelah di hari kedua Ospeknya kali ini. Ia harus mengejar semua guru dan semua anggota Osis untuk diminta tanda tangan di selembar kertas. Apalagi saat Ia meminta tanda tangan Ketua Osis SMA Garuda, Prilly harus melakukan sesuatu agar Ia bisa mendapatkan tanda tangannya.

Setelah selesai mandi Prilly pun merebahkan tubuhnya di tempat tidur berukuran Queen-size miliknya.

"Apa aku bisa yaa. Nyanyi di depan orang banyak? Di depan Kak Ito aja aku masih diledekkin," gumam Prilly.

Prilly pun menatap langit - langit kamarnya. Ia masih bingung dengan hukuman yang di beri Ali kepadanya itu. Tanpa sadar matanya pun mulai tertutup dan terlelap.



***



Cahaya sang surya pun mulai memasuki celah - celah yang berada dikamar Prilly. Prilly pun mulai terganggu dengan sinarnya yang mau tak mau ia harus membuka matanya.

"Astaga.. Jam berapa sih sekarang? Kenapa nih matahari udah terang banget sihh," gumam Prilly yang masih menyesuaikan cahaya masuk kedalam retina matanya.

The Most Beautiful AngelWo Geschichten leben. Entdecke jetzt