01

16K 884 18
                                    

PART 1.

  "MEMALUKAN!!"

DUGG!

  "BAGAIMANA BISA KAU KALAH DARINYA EOH?!"

DUGG!

  "AKU MALU MEMILIKI PUTRA SEPERTIMU, JUNG YUNHO!!"

BRAKK!

Namja tampan itu meringis merasakan nyeri yang sangat kuat di punggungnya. Wajahnya memar. Bibir dan pipinya meneteskan darah segar. Yunho memilih untuk menundukkan wajahnya dari tatapan tajam penuh emosi milik Appanya. Jung Jinki mendecih.

Ia meraih vas bunga di atas meja dan melemparnya mengenai dinding di samping Yunho. Membuat beberapa pecahan vas antik tersebut menggores kulit lengan putra tunggalnya. Namja bermata bulan sabit itu mendudukkan dirinya di sofa. Memandang angkuh putranya yang babak belur.

  "Tidak pernah ada keturunan Jung yang lemah dan bodoh sepertimu, Yunho! Kau benar-benar memalukan nama keluarga!" Maki Jinki kesal.

Yunho mendengus. Menahan berbagai emosinya yang menggumpal. Ia mencengkram erat kedua kepalan jemari tangannya. Nafasnya tercekat. Dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca.

Marah.

Sedih.

Kecewa.

Semuanya bercampur menjadi satu. Yunho memejamkan matanya pelan. Membiarkan telinganya kembali mendengar ocehan penuh sindiran dari Appanya.

  "Sejak kecil kau tidak pernah bisa membanggakanku sedikit saja! Selalu mendapatkan juara dua di mana pun kau berada, bagaimana bisa kau membiarkan Kim Jaejoong selalu memimpin huh? Kau lemah!"

Yunho menggertakkan giginya. Mendengar nama itu membuatnya semakin tidak bisa menahan diri. Namja tampan itu beranjak bangun dari duduknya. Ia membungkuk kepada Appanya yang kini menghisap cerutu mahalnya. Kemudian ia berbalik dan melangkah menaiki tangga dan memasuki kamarnya.

BLAMM!

Pintu besar itu terbanting keras oleh Yunho.

  "AARRRGGHHH!!"

Namja tampan itu berteriak lantang. Melampiaskan emosinya seraya membanting apa saja yang ada di dekatnya. Marahnya membuncah. Perasaan dendam yang telah ada sejak ia kecil semakin memupuk. Membuat hatinya sakit dan perih. Yunho merebahkan punggungnya di atas ranjang.

Membiarkan air matanya menetes dalam diam. Ia mencengkram erat seprai putihnya.

Huh.

Selalu seperti ini. Tidak pernah berubah. Yunho dan Jaejoong satu sekolah sejak mereka SMP. Mereka bukan teman, saling mengenal saja tidak. Tapi Yunho sangat membenci namja cantik itu.

Yah.

Yunho membencinya karena Jinki. Appanya selalu merendahkan dirinya dan memaki-maki dirinya setiap hari pembagian rapor bulanan dari sekolah. Yunho sudah berusaha sekuat mungkin untuk menjadi yang nomor satu di mata Appanya. Tapi semuanya seakan mimpi untuk diwujudkan.

Karena namja cantik itu.

Kim Jaejoong.

Ia selalu menjadi juara satu setiap kali pembagian rapor. Nilai-nilainya bahkan melampaui batas standar tertinggi di Korea Selatan. Membuat Jinki marah pada putranya yang dianggapnya bodoh dan lemah. Selalu memukulinya dengan penuh emosi sampai terkadang namja tampan itu pingsan di hadapannya. Yunho benar-benar membenci namja cantik itu seumur hidupnya.

Ia benci Jaejoong yang telah membuat Appa membencinya. Ia benci Jaejoong yang telah membuat Appa tidak pernah menyayanginya. Ia benci Jaejoong yang telah membuat dirinya kehilangan masa remaja yang seharusnya menyenangkan.

I SWEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang