Kadang, Andri membayangkan dirinya berada di sana. Apakah tempat tersebut benar-benar sama seperti yang diceritakan kisah-kisah? Media-media internasional sering memberitakan berbagai hal mengenai Dunia Barat; tentang selebritinya, gaya hidupnya, dan teknologi-teknologi terbarunya. Namun, dia tidak yakin bisa percaya mempercayainya hingga dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
Hujan di luar makin semakin lama makin deras. Topan pertama akan segera mencapai Jawa dalam waktu beberapa menit lagi. Meskipun demikian, bus terus berjalan dengan cepat, berkelok-kelok di jalan pegunungan, naik-turun, dan sesekali menikung tajam, namun tak sedikit pun menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Di luar, angin bertiup dengan kencang, pohon-pohon mengayun-ayunkan cabangnya. Pemandangan kota diganti dengan desa, kemudian dengan hutan dan padang rumput luas. Desa-desa dan kota-kota kecil yang ditinggalkan, dengan lampu-lampu jalannya yang masih setia menyala bahkan setelah ditelantarkan oleh penduduknya. Beberapa kali mereka menyeberangi jalur kereta api, dan sekali-dua kali mereka akan menemukan jalan yang jelek, namun bus melintasi semuanya dengan lancar.
“Kau tidak tidur?”
Andri menoleh. Diki telah bangun, memandanginya dengan sepasang mata berair.
“Tidak,” jawab Andri singkat.
Diki mengusap wajah dan matanya, menggeleng-geleng menghilangkan kantuknya. Sudah hampir empat jam sejak mereka meninggalkan Bogor, dan sepanjang perjalanan Andri tak bisa tidur sama sekali. Dia memikirkan banyak hal, namun ada satu permasalahan utama yang telah mengganggunya sejak bis mulai berjalan.
“Andaikan kita berhasil membebaskan Rho…” Andri berkata pelan, “berikutnya, apa?”
“Kukira kita akan menyuruh… dia untuk langsung lari,” jawab Diki, mengantuk.
“Fitur FMA masih berfungsi, ‘kan? Dia takkan bisa kemana-mana selama fitur tersebut masih ada,” kata Andri.
Mendengar hal tersebut, Diki menjadi terjaga. Dia mengernyit, memandang Andri.
“Aku lupa satu hal itu,” ujarnya penuh horor. “Benar-benar lupa sepenuhnya.”
“Kalau itu masih ada, kemana pun dia pergi, meski dia sudah berusaha membaur, dia takkan bisa selamat!”
“Sial. Masa’ sudah sejauh ini…”
Mereka berpikir keras selama beberapa saat. Kemudian, melihat keluar jendela, ke arah ufuk Timur yang mulai memperlihatkan bayangnya, Andri berkata pelan, “Dunia Barat.”
“Apa?”
“Dunia Barat,” ujar Andri, mengulangi ucapannya, agak terlalu keras. Dia berdiri sedikit, melihat ke arah kedua penumpang lainnya, namun keduanya tak bereaksi. Si pemuda di depan tampaknya sedang tidur, kepalanya mengayun-ayun ke kanan dan kiri, sementara si pria tua di belakang masih mengetik di Tabletnya (sudah lima jam!) dengan earphone-nya masih terpasang. Merasa aman, dia kembali menatap Diki, dan melanjutkan ucapannya.
“Fitur FMA memang akan terus menyala hingga dimatikan, dan selama dia berada di Dunia Tengah, terutama di Indonesia, akan mudah baginya untuk ditemukan. Namun, apabila dia sudah mencapai Dunia Barat, dia akan aman. Perjanjian ekstradisi antara negara-negara Dunia Tengah dan Dunia Barat sangat buruk, dia akan aman cukup lama hingga dia berhasil menemukan cara untuk mencabut fitur FMA-nya.” Andri berkata dengan cepat.
Diki mencerna informasi tersebut. Rencana Andri terdengar masuk akal. Namun, ada satu kekurangan lagi.
“Bagaimana caranya membawa Rho ke Dunia Barat?” tanya Diki.
“Jalur laut,” jawab Andri.
Diki menganga. “Sori?”
“Jalur laut. Lokasi mereka sekarang di Pulau Nusa Kambangan, kan? Bagian Selatan pulau tersebut langsung menghadap Samudra Hindia, di mana mereka akan bisa langsung berlayar menuju Australia!” jawab Andri, makin bersemangat.
Australia, salah satu frontier bagi Dunia Barat. Meskipun lokasinya jelas-jelas berada di Samudera Hindia dan bahkan masuk wilayah Pan Pasifik, Australia adalah benua dengan fasilitas militer Dunia Barat terbesar.
Negara-negara Dunia Barat membangun benteng-benteng pertahanan luar biasa dahsyat di sepanjang pesisir Australia pada zaman PD III guna menangkal serbuan dari negara-negara pakta Soviet waktu itu, yang menggunakan negara-negara Dunia Tengah - termasuk Indonesia - sebagai batu loncatan. Australia merupakan wilayah yang penting bagi pakta Soviet. Keberadaannya yang termasuk dalam persemakmuran NATO sangat mengancam pakta Soviet dalam penyerbuan mereka di Perang Dunia III. Sampai sekarang, Australia masih termasuk dalam wilayah yurisdiksi Dunia Barat.
Apabila Rho berhasil mencapai sana, sisanya cukup mudah. Mungkin dia akan hidup sebagai pelarian selama sisa hidupnya, namun android dapat belajar, mereka akan dapat bertahan hidup. Pengejaran dari pihak Dunia Tengah takkan berlanjut.
“Tapi Samudra Hindia penuh akan pesawat patroli maritim. Mereka pasti akan bisa menangkap Rho dengan mudah!”
“Tidak,” jawab Andri.
Diki menganga, lagi. “Hah?”
“Seluruh penerbangan dilarang untuk dua hari ke depan, ingat? Badai akan segera datang.”
YOU ARE READING
Bots
Science FictionDunia Barat menjelang Abad 22. Sebuah Android telah menyerang beberapa manusia, melukai dan membunuh mereka. Beberapa hari kemudian, para Android mengangkat senjata mereka. Seminggu kemudian, mereka menghilang. Tiga bulan berlalu. Di sebuah negara k...
Chapter XIV
Start from the beginning
