33. Orang Gila

18.2K 1.6K 129
                                    

Author POV

Bel masuk sudah berbunyi. Tapi bel itu seakan tidak mempan ditelinga kedua murid yang masih dengan santai berjalan di koridor sembari mengobrol.

"Gue seneng banget. Lo udah bisa masuk sekolah." Pekik si gadis dengan seragam batik sekolahnya.

Pria yang berjalan disampingnya berdecak sebal.

"Lo udah ngomong itu dua kali (nam), sekali lagi lo ngomong, dapet piring cantik deh lo." Balas pria itu sewot yang bermaksud hanya bercanda.

Benar saja, (namakamu) pun tertawa akibat kejayusan pria itu.

"Yaela Sim. Abisnya gue tuh bosen tau gak ada lo. Salsha sama Steffi sok sibuk banget anjir."

"Gue tau kok gue itu ngangenin. Lo gak perlu pake alesan Salsha dan Steffi juga, gue udah faham." Nasim tersenyum narsis.

"Dih. Najis." (Namakamu) dengan keras menabok lengan Nasim.

"Hei kalian!" Panggilan itu membuat (namakamu) dan Nasim menengok ke belakang. "Kalian ini ya, bel masuk udah dari 5 menit, tapi kalian berdua masih santai aja jalannya. Dilama-lamain kan? Sengaja ya kalian? Ketauan udah, karna acara pukul-pukul gemes kalian itu." Kata Bu Laili ketus.

(Namakamu) sedikit tersipu malu ketika Bu Laili berkata seperti itu.

"Cepet masuk kelas. Pacaran mulu, awas aja kalo saya liat kalian berdua pacaran lagi dikelas." Ucap Bu Laili sinis. Ya, Bu Laili adalah guru PAI yang jutek dan sedikit bk.

"Iya bu." Jawab mereka serempak.

"Kalo sampe saya liat kalian pacaran dikelas. Besoknya kalian saya kawinin." Setelah mengucapkan itu Bu Laili pergi untuk mengontrol siswa/i.

Dirasa Bu Laili sudah cukup jauh. (Namakamu) dan Nasim langsung tertawa ngakak.

"Ah. Anjir. Anjir. Anjir. Ngeri juga tuh guru mainannya." Ucap (namakamu) disela tertawanya.

Nasim berjalan pelan sembari masih tertawa. Tangannya merangkul bahu (namakamu).

"Tapi, boleh juga besok kita pacaran dikelas." Celetuk Nasim.

"Najis."

***

Sepertinya ini akan menjadi rutinitas bagi penglihatannya untuk mendapatkan objek yang sungguh tidak mengenakkan dilihat.

Yaitu melihat mantan terindahnya masuk ke kelas, pergi ke kantin dan pulang bersama sahabatnya, Nasim.

Iqbaal tidak bisa berbuat banyak. Apa sih yang bisa cowo lakukan ketika dalam keadaan seperti ini? Berantem? Sindiran? Tidak. Itu hanya dilakukan oleh orang pengecut.

"Pacaran yuk (nam)!"

"Nasim! Lo ngebet kawin ya?!"

"Iya nih. Ngebet sama kamu."

"Anjir. Geli gue."

"Ah, sayang. Kamu mah gitu."

"Jauh-jauh dari gue!"

"Jangan jauh-jauh nanti kangen."

"Gak akan."

"Ah masa. Gue dirawat 4 hari aja udah kangen berat sama gue."

"DIH. DIEM LO UPIL!"

Benarkah? Benarkah (namakamu) kangen dengan Nasim hanya dengan waktu sesingkat itu?

Tidak mungkin (namakamu) bisa semudah itu kangen dengan Nasim, kalo bukan karna (namakamu) punya perasaan dengan Nasim.

Nasim lebih baik dari gue. Nasim gak brengsek kayak gue.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang