Complicated (1)

4.4K 159 8
                                    

Semuanya itu tak akan sulit jika karena cinta

Membuat dua orang dalam memori bertemu mampu menembusnya

Sesuatu yang mungkin tak terbayangpun dapat terlewati

Namun, saat cobaan telah datang

Mampukah keduanya dapat bertahan

♥♥♥

Suara itu terus menembus indra pendengarannya, dan setiap suara itu datang, pikiran ini terus mengingat semua itu, selalu menyesakkan hati, lagi dan lagi.

Air mata itu menetes kembali entah sudah berapa banyak, tak bisa berhenti hingga menyesakkan indra pernafasan. Kepalanya berputar merasakan pening yang sangat, dadanya sesak, matanya mengabur, dan suara itu datang lagi.

"Aku memilihnya, maafkan aku, selamat tinggal"

Dan saat setelah itu, Ia merasakan sakit yang amat sangat, semua berlalu begitu cepat, hingga Ia hanya mengingat suara itu. Gelap, semuanya telah selesai. Nyaman, Ia tak lagi merasakan sakit. Tentram, Ia telah memaafkan dan melupakan semua.

Apakah akan sedamai ini jika aku hilang?

Jika ya, izinkan aku pergi..

Semuanya selesai, inilah akhirnya.

Selamat tinggal..

♥♥♥

"Hei jangan, itu milikku" teriak seorang gadis kecil kepada seorang laki laki yang mungkin seumuran dengannya.
"Enak saja, jika barang ini sudah di tangan ku maka, tidak ada yang boleh mengambilnya lagi" kata laki laki tadi dengan suara cukup keras, sambil mengangkat benda itu tadi.
Dengan senyum mengejek laki laki tadi menggoda gadis itu, benda itu dimainkan nya sendiri.
"Kenapa kau jahat sekali, tolong kembalikan boneka itu. Aku sangat menyayanginya, itu hadiah ulang tahunku." Tak terasa air mata gadis tadi sudah mengalir, Ia menundukkan kepalanya sambil menahan tangisnya agar tidak semakin keras.
"Huuuaaa.. huuuuaaa.. huuuaaa.." tangis gadis itu semakin keras, hingga membuat laki laki tadi tersadar dari kegiatannya.
"Hei, kenapa kau menangis. Aku tidak menyakitimu." Kata laki laki itu sambil menengok ke kanan kiri memastikan apakah ada orang lain atau tidak. Tentu saja Ia juga takut dimarahi karena membuat anak orang menangis.
"Aish, kenapa dia harus menangis sihh.. aduh, lalu bagaimana ini." keluhnya dengan suara kecil agar tak didengar gadis tadi, sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal itu.
"Hahh.. ini bonekamu, jangan menangis lagi." kata laki laki tadi sambil mengembalikan boneka milik gadis tadi
Gadis tersebut mengulurkan tangannya untuk mengambil bonekanya dari laki laki itu. Dengan wajah takut takut Ia berhasil mencapai boneka itu.
"Nah, sekarang jangan menangis lagi ya." kata laki laki tadi dengan senyum polos menghiasi wajahnya
Dan gadis itu hanya menganggukkan kepalanya. Gadis itu merasakan kepalanya tersentuh, lalu Ia mendongak keatas untuk melihat yang terjadi.
"Kau cantik." Ucap laki laki tadi sambil tangannya digunakan untuk membelai rambut gadis kecil itu.
"Hah??" Matanya mengerjap polos sambil memandangi laki laki tadi, Ia tak mengerti apa maksud laki laki tadi.
"Sekarang, kau mau jadi temanku kan?" Tanya laki laki tadi, dengan senyum yang sangat imut, matanya terpejam dan bibirnya melengkung membentuk senyuman walaupun giginya tidak kelihatan.
"Tentu saja, bukankah berteman itu menyenangkan." kata gadis kecil itu sambil menatap laki laki tadi.
"Emmm, sebenernya aku ingin lebih dari teman." ucap laki laki tadi dengan malu malu, Ia menundukkan kepalanya dalam, sambil memainkan jemari tangannya.
"Lalu kau mau apa?" Tanya gadis kecil itu dengan wajah polosnya
"Aku mencintaimu sayang." katanya sambil mencium bibir gadis kecil tadi. Sedangkan gadis itu hanya diam, matanya membulat karena kaget, Ia mengerjap matanya pelan.
"Hei, apa yang kau lakukan!" Teriaknya
"Tenang saja sayang, aku akan bertanggung jawab, aku berjanji." kata laki laki itu, dengan sungguh sungguh sambil mengangkat tangannya sendiri.
"Bagaimana caranya?" Tanya gadis itu heran, jujur saja Ia tidak tahu apa yang laki laki itu katakan.
"Menikahimu sayang, tentu saja." Kata laki laki itu, Ia bangga dalam mengucapkannya, terdengar serius.
"Umur ku masih 7 tahun, aku masih ingin bermain." Kata gadis itu dengan kesalnya
"Aku juga, tenang saja sayang, aku juga tidak mungkin menikahimu sekarang." Kata laki laki itu menerangkan
"Hemm, kau juga cukup tampan untuk menjadi pangeran ku." Kata gadis itu sambil tersipu
"Aku Kim Sang Bum berjanji kepada seorang gadis cantik dan manis, bahwa aku akan menikahinya suatu hari nanti, karena aku telah mengambil ciuman pertamanya." Kata laki laki tadi dengan sangat percaya diri, Ia telah meyakinkan dirinya bahwa pilihannya adalah benar.
"Jadi namamu Kim Sang Bum? Lalu aku harus memanggilmu apa?" Kata gadis itu sambil berfikir
"Jadi, itulah janjimu, jika kita bertemu suatu saat nanti, aku yakin bahwa aku akan langsung menikahimu. Pasti kau akan menjadi seorang cinderella nanti." Yakin bocah laki laki bernama Kim Sang Bum itu.
"Bagaimana jika aku memanggilmu Bumbum, dan kau memanggil ku Socun. Bukannya itu terdengar sangat menggemaskan? Baiklah itu adalah nama kesayangan kita berdua, kau jangan sampai melupakannya, jika kau lupa aku tidak akan mau menikah denganmu." Kata gadis kecil itu
"Tentu saja aku akan selalu mengingatnya, bumbum dan socun, itu sangat lucu dan imut. Hihihihihihi." Tawanya sendiri karena merasa lucu dengan apa yang dikatakannya.
"Kalau begitu, aku pulang dulu pasti kakakku sudah mencariku" ucapnya sambil meninggalkan tempat itu dan tangannya melambai lambai.
Sang laki laki itu pun juga membalasnya dengan lambaian tangannya, Ia sangat semangat melakukan itu. Saat gadis tadi sudah tidak kelihatan Ia menurunkan tangannya.
"Tapi, siapa nama gadis itu ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri, Ia menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Aish, mengapa aku sampai lupa." Ia memukul ringan kepalanya sendiri
"Ya sudah lah, yang penting dia tau namaku, dan aku pasti tidak akan melupakan wajahnya yang manis dan imut itu."
"Bumbum dan Socun, ahh.. aku sangat menyukai nama itu"
"Eomma, anakmu yang tampan ini sangat bahagia." Teriaknya sambil berlari menuju rumahnya.

♥♥♥

Memori itu kembali, berupa kembang tidur yang menenangkan. Mengingatkan sebuah janji yang mungkin tak akan terwujud, semua kata kata tidak bernilai. Meruntuhkan sebuah kepercayaan, menjadi sebuah kenangan yang tak akan kembali.

Bukahkan Ia sendiri yang memilih?

Mengapa penyesalan selalu ada?

Tak adakah kebahagiaan yang didapat?

Salahkah pilihan ini?

Pertanyaan itu selalu menghantuinya, datang setiap Ia berfikir, tak pernah pergi walau Ia tertidur.

TBC

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang