3

9.8K 1.2K 44
                                    

Gue ingat pertama kali gue nginap di apartemen Adil. Suatu hari Sabtu, 18 bulan yang lalu. 18 bulan kurang enam hari tepatnya. Semua berawal dari Sabtu pagi, Adil ngajakin saturdate sehat atau apalah namanya. Jadi, berawal dari jam enam, kami lari keliling jogging track yang ada di apartemennya lalu dilanjutkan sarapan. Habis itu kami mandi, terpisah dan dilanjutin movie marathon pakai DVD-DVD yang baru Adil beli. Sengaja katanya.

"Gue enggak tau lo suka film apa," katanya waktu itu. "Jadi gue beli banyak."

Gue nyengir. Satu, gue dan dia emang memakai kata ganti 'gue-lo' dan bukannya 'aku-kamu' kayak orang pacaran kebanyakan. Kenapa? Mungkin biar refleksnya manggil gue lo dan kalau suatu hari kegep orang, kami bisa berkilah kalau kami berteman. Hm, kami bahkan udah sampai nyiapin back up plan segitu jauhnya, ya, supaya enggak ketahuan orang. Dua, dia bahkan kelihatan malu-malu sekaligus merasa bersalah sampai gue enggak tahan untuk enggak mencium pipinya. Gemash.

Film yang dia beli beraneka ragam. Mulai dari romance comedy, horror, thriller sampai drama super menye. Dan kami akhirnya memilih menonton 10 Things I Hate About You--satu-satunya film rom-com yang dibeli Adil--sambil ngemil pop corn yang dimasak pakai microwave.

"Segitu niatnya, ya, Dil mau nonton sama gue sampai beliin pop corn gini?" ledek gue waktu itu yang cuma dia balas dengan diam. Dia emang lebih banyak diam sampai kadang gue bingung harus ngasih respon apa. Sampai kadang gue mau nyumpah-nyumpah ke orang yang bikin quote, "perempuan diam itu petaka." Karena, seriously, lo harus pacaran sama Adil supaya lo tau kalau cowok diam juga itu petaka. Ribet! But, yeah, gue tetap bertahan sama dia. 

Kami nonton di ruang tamu apartemennya yang luas--dua kali ukuran ruang tamu apartemen gue dengan memakai home theaternya yang super lengkap. Kepala gue bersandar di dada dia sambil tertawa sesekali kalau ada sarkasme lucu yang dilayangkan Katarina pada Patrick atau lelucon aneh antara Bianca dengan Cameron. Setelah nonton, kami memilih groceries shopping setelah gue marah-marah (i mean, ngomel) melihat kulkasnya yang kosong dan cuma diisi barang-barang yang enggak layak makan. Mulai dari kangkung yang udah layu, busuk dan berbau sampai ikan sarden kalengan yang expirednya tinggal empat hari lagi. Beda dengan gue, Adil emang bisa masak. Bukan tipikal masakan ribet yang bakal dijual gitu, sih. Tapi, masakan sederhana kayak sarden atau apapun yang instan. 

"Bahkan mi instan lo aja expire, Dil?"

"Males ngecek, Lun." Alasan!

Akhirnya, kami memutuskan untuk belanja ke supermarket yang ada di pusat perbelanjaan di bawah apartemen Adil. Membeli aneka makanan instan yang walaupun enggak sehat tapi bisa dimakan kalau lapar tengah malam. Ada spageti, sosis, nuget, minyak goreng, saus, indomi dan lainnya. 

"Lo benar-benar bikin isi kulkas gue kayak anak kos, Lun,"celetuknya.

Gue nyengir. "Isi kulkas gue di apartemen juga kayak gini semua kok. And I'm still alive"

Sore itu kami lanjutkan dengan gym di tempat fitness yang sebenarnya gue cuma nemenin dia karena gue cuma naik tread mill dikit dan duduk-duduk di pinggir alat sementara dia olahraga. Dan yang terakhir adalah renang. Kami renang sampai nyaris maghrib. Tepatnya, sampai dia bilang, "naik, yuk. Gue mau solat."

Dia mandi duluan. Disusul gue, sementara dia solat. Kami makan malam dengan pizza hasil delivery yang membuat Adil dengan spontan bertanya, "trus tadi kita ngapain belanja?" dan gue sahuti dengan pelototan. 

Kami melanjutkan malam dengan another movie marathon. Menonton Batman: The dark night rises dan Hansel & Gretel witch hunter. 

"Lah, gila!" Gue berteriak saat adegan Hansel & Gretel muncul di layar.

Adil menatap gue bingung.

"Udah tengah malem, Dil. Gimana cara gue pulang?"

Adil terdiam. Seolah baru menyadari kebenaran kalimat gue. Well, Jakarta tengah malam emang enggak sepi cuma males aja kali pulang tengah malam gini. Apalagi Adil udah nguap-nguap dari tadi. Mana mungkin gue suruh dia nganter gue pulang. Mau liat dia celaka? Ya kali.

[1/3] It's yesterday.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang