Prolog 1 : Moon Residence

29 3 1
                                        

" Bumi terlihat jauh dari sini. Ini bukan kali pertama aku memandangi bumi di zona luar residence. Tapi, aku masih tidak bisa membayangkan aku berasal dari sana. Ibuku berasal dari bumi, ia meninggal waktu perjalanan kemari -ke bulan, Moon Residence.

Sebenarnya aku tidak pernah sekalipun merasa jadi bagian dari Moon Residence di bulan. Apalagi kelas 5, kelas Residence tertinggi. 

Sekarang kami tinggal di bulan. Kami yang tinggal di bulan disebut Moon Residence. Keturunan asli Moon Residence, dengan kata lain manusia yang lahir di bulan percaya bahwa bumi tidak aman untuk di tingggali.

Dan aku tidak sepenuhnya setuju dan tidak sepenuhnya menentang pernyataan tersebut. Karena meskipun aku lahir dari orang bumi, aku belum pernah menginjakkan kakiku ke bumi sebelumnya. Setidaknya itu yang kupikirkan. Tunggu... Benarkah ? Kepalaku pusing...

"Lane !! masuklah ! Kau keluar lagi ?"

Aku menoleh kebelakang. Meskipun kami dibatasi kaca seperti ini, aku masih bisa mendengar suaranya dengan jelas. Di sekolah dia dijuluki si berisik Ven. Mungkin dia yang memberiku pusing ini.

Aku segera masuk, menunjukkan fingerprintku di pintu dan menghampiri Ven. Tidak seperti diluar kaca didalam kaca ini proyeksi langit sudah ada. jadi kita bisa menikmati pemandangan langit seperti di bumi. Meskipun hanya proyeksi.

"Ada apa ? Aku sudah makan. Aku sudah minum. Dan aku sudah tidur tadi malam."

Ven menghela napas. "Apa kau tahu tanggal berapa hari ini ?"

Baiklah, jika seseorang bertanya tanggal berapa. Kemungkinan terbesar adalah jika ada hari penting pada tanggal tersebut dengan kata lain hari ini adalah hari penting. Dan berhubung aku tak bisa mengingatnya aku akan menjawabnya dengan respon biasa.

"Umm, 23 Maret 2109 ? Hari sabtu. Benarkan ? coba saja chek di laptopmu atau devicemu yang lain."

Kali ini Ven menggelengkan kepala "Otakmu itu benar-benar sudah kadaluarsa ya ?" terlepas kadaluarsa atau tidak, sindiran itu cukup menyakitkan.

"Oke maaf aku pelupa." balasku.

"Sudah siapkan hadiahnya?"

Hadiah? sial aku benar-benar lupa. Lupa apa ya ?

"Hadiah?" tanyaku polos.

"Lane. HARI INI ULANG TAHUN VYRIE !! Ulang tahunnya yang ke 18 !" dia menjitakku dengan sekuat tenaga.

oh ulang tahun. Sepertinya aku sudah mengurus hadiahnya sebulan lalu, waktu aku ingat jika ulang tahun Vyrie beberapa waktu lagi. Hadiahnya kemungkinan ada di kamarku. Well aku bersyukur aku sudah jaga-jaga.

"Tenang-tenang. Hadiahnya ketinggalan. Akan kuambil." aku berlari menuju rumahku. Di bagian Distrik Penelitian. Dan jauhnya 2 km dari sini.

"Cepatlaaaah!" teriak Ven.

"Lhoooo ? tidak ikuuuuut ?" aku berhenti berlari dan berteriak kembali.

"Kenaapaaaa ?" dia berteriak lagi.

Karena aku keberatan berteriak dan aku tak mau dibilang aneh karena berteriak berkali-kali dalam jarak 10 meter ini. aku berlari kembali dan membawa Ven ke apartemenku tanpa -sepertujuannya.

27 menit kemudian kami sampai. Uhhh area perbatasan dengan distrik penelitian sangat jauh sekali...

"Ja-jadi kenapa aku harus ikut ke rumahmu... maksudku apartementmu..." tanya Ven sambil terengah-engah.

"Jangan kuatir, rumahku.... maksudku apartemenku sepi. Ayo ke ka-kamar." jawabku dengan terengah-engah.

"Jangan bercanda aku menunggu disini. Apa yang mereka pikir jika perempuan sepertiku masuk ke kamarmu."

Aku menariknya. masuk ke apartemen, kemudian masuk ke kamar.

"Hoi!!! Dengar tidaak!!?" marah Ven.

"Bukan waktunya marah. Bukankah dulu kau sering masuk kamarku ? lagipula ini sekalian laboratorium pribadiku."

"Itu sepuluh tahun lalu bodoh ! Dan itu waktu kita ada di asrama sekolah !"

Ups lupa. Tapi aku tak berniat melakukan apapun padamu Ven. Sungguh ! meskipun kepikiran sih. Oke-oke Lane... untuk apa kau membawa Ven kemari ? Ah untuk mencari hadiah.

"Oke Lane... ups itu aku. Oke Ven, cari hadiahnya! aku lupa menaruhnya!" perintahku

"HAAAAAAH! Kenapa aku yang harus mencarinya?! "

"oke! bantu aku mencarinya."

Kami mencari ke segala penjuru kamarku. Meskipun tidak begitu besar (karena amat sangat besar, ukurannya se aula sekolah) tapi kamarku dipenuhi oleh kardus. dan setidaknya setiap kardus ada sekitar 4-5 kardus lagi.

sejam mencari. dan hasilnya nihil.

"Btw benda apa yang kita cari ?" tanya Ven.

"Cincin, sudah ku bungkus kotak warna ungu dengan pita putih."

"Kenapa cincin ? maksudku, untuk hadiahnya."

"Ingat waktu Tanabata ? tahun lalu." aku menunjukkan kertas yang sudah kutemukan tadi. Dan menyodorkan ke Ven.

Ven membuka kertas itu. |Aku ingin ke bumi.|

"Harapan Vyrie ? Apa hubungannya dengan cincin hadiahmu itu ?"

"Ya, dan cincin itu berasal dari bumi. Mungkin bisa menghiburnya." jawabku.

"Wah..."

YUP KETEMU !! SETELAH 2 JAM!!

aku memeluk Ven. oke ini reflek. serius. dan tentu saja aku ditampar Ven. "

-........-.-................-...-.------.-Lane Lupakan....

------,-,-----.--........-.-,.--,.---------------------,-.--.Lupakan kejadian hari ini....

THE SKIES BETWEENWhere stories live. Discover now