Vincent melesat cepat, Lamborghininya meraung-raung dijalanan dan berhenti didepan salah satu club malam, diperhatikannya sekilas bangunan club yang lumayan elit, sepertinya ini yang ke 3 kalinya dia ke club ini, hampir tiap malam dia pergi menghabiskan waktu di club, terkadang untuk sekedar sesekali menemui rekan bisnisnya dan terkadang hanya sekedar datang saja untuk bersantai mengisi waktu malam panjangnya . Dilihatnya kearah pintu masuk, dia merasakan ada sesuatu yang bergejolak dihatinya, perasaan seperti dipanggil untuk segera mendekat . Tangan kirinya bergerak untuk membuka pintu mobil lalu segera masuk yang masih diikuti oleh Artur dari belakang.

Di dalam club, Vincent menunggui Artur untuk mengatur dan menyiapkan tempat VIP untuknya, sembari menunggui Artur dia melihat sekeliling, dapat dilihatnya para penari striptis meliukkan badan indahnya ke tiang. Kini matanya teralih ke dance floor yang dengan tiba-tiba matanya menyipit, bukan karena perih asap rokok atau apapun tapi kedua matanya menyipit ketika mendapati melihat seorang perempuan yang sedang asyik mengobrol dengan laki-laki,

deg..

perempuan itu

Kedua bola mata Vincent membesar, benar, dia tidak salah lihat, kedua matanya masih sehat dan masih bisa melihat dengan jelas, perempuan itu, seorang perempuan yang selama ini di cari-carinya terdapat tepat tak jauh beberapa meter dari dia berdiri sekarang.
Vincent duduk di sembarang table yang bisa dengan jelas untuk melihat gadis itu, rahangnya mengeras seketika melihat seorang lelaki disamping gadis itu yang merangkulnya. Sudut bibir kanannya tertarik keatas

'Berani sekali' Batinnya.

Tak lama Artur datang
"Tuan, Table nya sudah siap"

"Disini saja."
Jawab Vincent singkat. Benar-benar dingin.

Vincent terus memperhatikan gadis itu, dia yakin gadis itu sudah mabuk, sekali lihat saja dia sudah tau dari gerak-gerik cara gadis itu mengibas-ngibaskan tangan kecilnya kearah wajahnya karena kepanasan.
Cihh...
Emosi Vincent mulai keluar, rahangnya mengeras, tatapan matanya benar-benar ingin membunuh pria yang kini menuntun gadis yang selama ini dia cari ke lantai dansa, benar-benar cari mati!

Dilihatnya gadis itu muali berdansa mengikuti alunan musik,
'Kau benar benar nakal'
Erangan dibatinnya.
Vincent berdiri secara tiba-tiba, Amarahnya memuncak, gelas yang sedari tadi dipegangnya pecah ditangannya, darah segar mengalir disela-sela jemari tangannya, membuat Artur yang berada tak jauh darinya segera menghampiri Bosnya itu.

"Tuan,bisakah saya bertindak?" kata artur, tapi percuma karena sama sekali tak ditanggapi.
Wajah Bosnya itu sudah memerah padam, dadanya naik turun karena napasnya yang memburu, tatapan matanya mengelap,

Pria itu sudah tidak tahan lagi melihat gadis yang seharusnya menjadi miliknya, berada dipelukan laki-laki lain. Dia berjalan lantang menyeruak kerumunan siap untuk menghajar bocah tengik kurang ajar didepannya. Emosinya makin pecah saat dilihatnya laki laki itu meraba dan mencoba mencium gadisnya yang terlihat meronta-ronta lalu pergi berlari menjauhin kerumunan.

'Dasar sialan, brengsek, kau akan mati ditanganku' batinnya.

Sesampainya ditariknya kerah kemeja bocah ingusan itu
Tak kepalang tanggung dan menunggu lagi, di hantamnya buas bocoh itu dengan benar-benar membabi buta. Suasana mulai ricuh, ada yang mulai menjerit karena kaget dan menatap ngeri melihatnya menghajar bocah ingusan yang ada ditangannya. Beberapa dari teman laki-laki Josh berusaha menangkapnya yang berujung kewalahan menahan amukan sang macan.
Sedangkan Artur hanya diam dan menunggu saja , karena Artur sangat mengenali bosnya itu, percuma saja melerai bosnya saat keadaan sudah menjadi seperti ini, tak lama muncul 3 orang algojo berusaha memisahkan bosnya dari Josh yang terlihat tak begerak sama sekali,darah segar mengalir dari hidung, mulut, dahi, telinga, bibirnya .

Artur mendekati ke-3 algojo itu lalu menahan mereka dan menunjukan sebuah Card , ketiga algojo itu saling bertukar pandang lalu tanpa aba-aba ,mereka langsung menundukan kepala seperti memberi hormat dan langsung mundur membatalkan untuk melerai perkelahian mematikan ini. Semua teman laki-laki Josh kebingungan melihat kepergian para algojo itu , mereka masih berusaha melerai lelaki yang entah dari mana langsung menghajar temannya, ketika mereka berhasil melerai saat itu lah, salah satu teman Josh langsung membopong Josh dan mulai bergegas pergi.

Sang macan menyeka keringat yang mengalir di wajahnya, belum puas, dikejarnya Josh lagi, lalu ditendangnya Josh dari posisi belakang sehingga kembali terpental kedepan, dihantamnya lagi dan lagi.

Lelaki yang malang tutur Artur didalam hati

Setelah puas, dilihatnya pria brengsek itu, terkulai lemas senyum Vincent sedikit mengembang , jangan berharap selesai sampai disini. Dia belum mendapat kepuasannya, Tidak semudah ini !

Artur memberikan lap untuk menyeka keringat dan darah segar di tangan bosnya itu yang langsung di sambut oleh Vincent dia membersihkan tangannya dan melemparkan asal lap tadi ke wajah bocah ingusan yang tekapar didepanya lalu bergegas pergi yang di ikuti oleh Artur.

Okeyyy
See you in next part :*

POSSESSIVE (MERMAID) ON GOINGحيث تعيش القصص. اكتشف الآن