Part 19 : Isaiah Hotaru

Start from the beginning
                                    

"Dia adalah salah satu murid biasa yang diterima di Akademi Frisuki, Oka-Sama." Gaya bicara Ryu menjadi formal karena gugup.

Ekspresi wajah Hotaru langsung berubah. Ia terkejut mendengar penuturan Ryu. Seorang gadis biasa? Menjadi tunangannya? Dan tidak ada kabar sama sekali mengenai hal itu. Hotaru memukul meja putih yang berada di depannya. Telapak tangannya yang kecil dan putih tampaknya memerah akibat memukul terlalu keras. Sekarang ekspresi wanita itu seperti menahan amarah. Wanita yang kini begitu tenang berubah 180°.

"Jangan bilang kepadaku kau kehilangan kendali dan melakukan hal itu dengan gadis tersebut?" hardiknya.

Ryu melihat kilat-kilat amarah yang memancar dari mata hitam milik ibunya. Ia tidak menyangka reaksi ibunya akan separah ini. Tidak, ia memang sudah menduga reaksi ibunya akan seperti itu. Tapi tetap saja itu membuatnya terkejut. Ryu terdiam, dan ibunya sangat tidak menyukai hal itu. Hotaru sampai kepada suatu kesimpulan.

"Jelaskan padaku Ryu Isaiah! Apa yang terjadi? Kau membiarkan darah Isaiah menguasaimu? Apakah kau lupa kau juga mewarisi darahku Ryu? Darah dari keluarga Shimizu! Jawab aku!" tanyanya dengan nada tinggi "Atau kau melakukannya kepada lebih dari satu gadis?"

"Demi Tuhan Oka-Sama itu tidak seperti yang kau pikirkan!" Bela Ryu sambil mencoba menenangkan ibunya yang kini emosi.

"Lalu apa yang terjadi Ryu Isaiah?" tanyanya dingin. Ryu menarik napas panjang, mencoba menyusun setiap kata yang akan ia ucapkan agar ibunya, orang terakhir yang dapat melindunginya dari kembali ke Inggris memihak kepadanya.

"Memang benar aku sempat kehilangan kendali. Tapi aku berani bersumpah Oka-Sama bahwa aku tidak menyentuh gadis lain selain Freya. Dan jika yang ibu pikirkan tentang menyentuh Freya adalah hal itu maka percayalah Oka-Sama aku tidak melakukannya."

Hotaru tercengang mendengar ucapan Ryu. "Bagaimana bisa hal itu terjadi..?"

"Percayalah Oka-sama itu memang terjadi. Gadis itu menolakku melakukan hal yang lebih jauh."

Sekali lagi Hotaru tercengang mendengar ucapan Ryu, ia menarik tangannya dari meja dan bersedekap. Bersandar di dinding gazebo yang rendah. Ia memikirkan masak-masak ucapan Ryu. Kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke Ryu.

"Dan apakah kau sudah memasangkan cincin perjanjian ke gadis itu?"

"Sudah Oka-Sama ."

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya..?"

"Hasratku yang berlebihan benar-benar terkendali sepenuhnya," kata Ryu kemudian ia melanjutkannya di dalam hatinya. "Tapi justru aku merasakan perasaan aneh. Perasaan yang membuatku tidak dapat mengalihkan pandanganku darinya. Perasaan protektif yang timbul setiap berada di dekat gadis itu."

Hotaru menimbang-nimbang segala hal yang disampaikan Ryu. Bagaimana mungkin seorang gadis mampu bertahan dari feromon Isaiah? Walaupun Ryu mewarisi darah Shimizu dari dirinya tapi kutukan keluarga Isaiah melekat kuat dalam diri anak itu. Bahkan milik Ryu lebih kuat dari ayahnya. Gadis itu luar biasa. Sekarang ia sangat penasaran bagaimana rupa gadis yang luar biasa ini.

"Aku ingin melihat bagaimana rupa gadis itu. Apakah kau punya fotonya?" tanya Hotaru. Ryu mengangguk. Ia menyimpan salah satu foto Freya saat pesta dansa. Ia meminta Bam mencarikannya sebelum pergi ke Jepang. Ryu meraih ponselnya yang berada di saku celana. Kemudian menyerahkan ponselnya yang sudah menampilkan foto Freya kepada ibunya.

Hotaru menerima ponsel Ryu dan mengamati foto gadis itu. Ia mendapati gadis cantik dengan rambut merah jahe yang bergelombang hampir sampai di pinggang mungil gadis itu. Ia melihat bola mata biru yang menawan. Dengan gaun hitam yang membalut gadis itu dengan sempurna. Hotaru terkejut. Bagaimana bisa gadis itu mempunyai rupa seperti ini? Ryu menyadari reaksi ibunya yang aneh, kemudian ia memberanikan diri bertanya.

"Ada yang salah Oka-Sama?"

Hotaru mengembalikan ponsel Ryu dan segera bangkit. "Tidak Ryu." Hotaru mencoba terlihat tenang. "Aku akan mengatakan hal ini kepada ayahmu."

Ryu tampak tidak puas dengan jawaban ibunya, Hotaru melanjutkan ucapannya, "Aku akan bilang jika aku menambah tunanganmu dengan gadis unik yang aku temui. Tenang saja aku tidak akan bilang mengenai dirimu yang hilang kendali. Aku akan mencegah ayahmu untuk menemui dirimu hingga kau lulus dari Akademi Frisuki." Ryu bernapas lega. Kemudian Hotaru berlalu pergi dari Gazebo.

"Arigatou gozaimasu Oka-sama (terima kasih ibu)."

Hotaru berbalik,"Dōitashimashite (sama-sama), Ryu." Ia melanjutkan "Tinggalah disini beberapa hari sebelum kembali kesana, temuilah kakekmu. Aku akan meminta izin kepada Seira."

"Baik Oka-sama."

"Dan satu lagi, akhir tahun ini aku ingin menemui gadis itu. Entah kau membawanya kesini atau aku yang akan ke Indonesia."

"Baik, Oka-Sama," jawab Ryu. Ia membungkukkan badan bersama Bam sambil mengantar kepergian ibunya.

Bagaimana bisa wajah gadis yang menjadi tunangan anakku seperti itu? Itu tidak mungkin, batin Hotaru.

Hotaru berjalan menjauhi kedua pemuda itu. Regis dengan senantiasa menunggu Hotaru dan membukakan pintu untuknya.

"Regis perintahkan kepada Tomoya untuk menjemput Ryu dan Bam."

"Baik, Nyonya," jawabnya sambil membuka pintu mobil untuk Hotaru.

"Dan carikan informasi mengenai gadis bernama Freya Leonara," tukas Hotaru.

---**---

To be Continued

Thanks for reading and your voment 😊

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now