Chapter 6

7.7K 828 111
                                        

"Seulyoung mungkin saja tidak bersalah. Dia gadis yang pendiam. Dia bahkan hanya sering mengobrol dengan Gyujin. Apa benar dia yang menggoda Jungkook?"

Masalah itu masih saja menjadi topik pembicaraan para gadis, terutama yang berada di kelas yang sama dengan orang yang dibicarakan. Saling menilai dan mengungkapkan opini mereka masih-masing tentang apa yang terjadi pada Hyoeun dan Seulyoung.

"Aku bahkan tak pernah melihat Seulyoung sedang mencoba mendekati Jungkook selama ini," ucap salah satu siswa.

"Tapi foto yang Hyoeun tunjukan waktu itu aku rasa bukan sebuah rekayasa."

"Walaupun foto itu benar, kita tidak seharusnya ikut menyalahkan Seulyoung. Jungkook juga bersalah kalau begitu. Benar, 'kan?"

"Hyoeun tidak seharusnya melimpahkan kekesalannya pada Seulyoung. Teman-temannya bahkan terang-terangan mengganggu Seulyoung akhir-akhir ini."

Ya, benar yang mereka katakan. Teman-teman Hyoeun memang semakin gencar untuk mengganggu Seulyoung. Berbisik-bisik saat Seulyoung lewat di hadapan mereka, menjauhkan Gyujin dari Seulyoung agar gadis itu benar-benar tidak mempunyai teman, hingga memasukkan barang-barang tidak penting seperti sampah ke dalam loker milik Seulyoung.

Jungkook tahu, Wooshin tahu dan Gyujin juga tahu. Tapi saat mereka akan bertindak untuk menolong Seulyoung, gadis itu akan mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan berjanji pada mereka bahwa hal seperti itu tidak akan terulang lagi.

"Mereka akan semakin berulah jika dibiarkan seperti ini. Seulyoung, kenapa kau tidak melawan?" Wooshin bertanya pada Seulyoung yang duduk di hadapannya.

"Apa yang harus aku katakan pada mereka? Apa menurutmu aku harus mengatakan yang sebenarnya?"

"Setidaknya jangan biarkan mereka mengganggumu terus-terusan seperti ini." Wooshin mendesah frustasi. Ia sebenarnya hanya ingin Seulyoung berusaha sedikit melawan, bukan diam seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi? Seulyoung tetaplah Seulyoung. Gadis itu tidak terlalu peduli dengan apa yang teman-teman Hyoeun padanya, ia masih diam.

.

.

.

"Gyu, ayo makan siang denganku! Aku yang traktir!"

"Eh?" Gyujin heran saat tiba-tiba tangannya ditarik Hyoeun keluar kelas. Ia bahkan baru selesai memasukan bukunya ke dalam tas saat Hyoeun mengahampirinya tadi.

"Tapi, Hyo... Seulyoung..."

"Eiii, sudahlah. Kita sudah lama tidak makan bersama. Nanti aku panggil Wooshin Oppa juga, oke? Jungkook, ayo!"

Jungkook menatapnya jengah. Ia tahu Hyoeun sengaja melakukan ini agar Seulyoung terlihat seperti tidak punya teman. Seulyoung biasanya akan makan siang dengan Gyujin atau Wooshin.

"Kau mau makan siang juga?" tanya Jungkook yang sekarang sudah berdiri di samping tempat duduk Seulyoung.

Seulyoung mendongak lalu menggeleng pelan. "Aku makan nanti saja," jawabnya sambil melirik beberapa siswa yang masih ada di kelas. Ini tidak nyaman.

"Kau mau apa? Biar aku belikan. Nanti aku bawa ke sini."

"Berhenti bersikap seperti ini di hadapan mereka, Jungkook. Aku tidak mau mereka semakin membenciku."

Jungkook terhenyak mendengar Seulyoung berkata seperti itu dan setelahnya ia melihat sekitar. Benar, ada beberapa siswa yang sedang mengamati mereka dan pasti setelah ini mereka akan mulai berbisik-bisik tentang ini itu.

"Baiklah, aku pergi dulu. Jangan lupa makan, hm?" Seulyoung hanya mengangguk pelan. Dan ia hanya bisa menghela nafasnya saat Jungkook mulai pergi dari sana.

What Are We? (우리는 뭐야?) [COMPLETED]Where stories live. Discover now