7 Karakter Novel Menurut Dan Brown

43.1K 1.9K 154
                                        

WARNING!!!
Tulisan di bawah ini aku ambil dari:
http://www.rdvillam.com/2008/10/diskusi-pulau-penulis-fiksi-fantasi-sesi-2/
Ini adalah hasil diskusi salah satu penulis yang saya cukup kagumi dan hormati, Kak R.D. Villam, penulis novel fantasi Akkadia--sebutan kami buat dia adalah dewa Villam :P
Aku taruh disini, untuk dijadikan refrensi dan pembelajaran untuk para penulis sekalian. Yang belum tau siapa Dan Brown, beliau adalah penulis Da Vinci Codes, Angels&Demons, dan Digital Fortress--rasanya klo kamu emang tukang baca pasti tau deh, eyang penulis yang mengguncang dunia satu ini.
Sekali lagi ini bukan saya yang tulis. Komentator tulisan ini adalah kak R. D Villam sendiri, jadi saya hanya numpang copas doang.
***

1. Sole dramatic question

Naskah-naskah bagus katanya selalu punya satu buah ide utama, gak peduli mau serumit apa plotnya, yang bisa dinyatakan dalam satu buah kalimat atau pertanyaan, seperti:

Apakah Frodo mampu menunaikan tugasnya menghancurkan 'the Ring of Power'?

Apakah Harry berhasil mengalahkan musuh besarnya, Voldemort?

Apakah Cinderella bakal nikah sama pangerannya (or live happily ever after. heheh...)?

Coba kita liat naskah kita, bisa gak kita simpulkan dalam satu buah kalimat. Kalo gak, artinya cerita kita kurang kuat.

2. Setting, setting, setting

Bikin pembaca tertarik dengan mengenalkan sebuah 'dunia' yang baru, yang belon mereka kenal, seperti: kehidupan di peternakan, kantor agen rahasia, tambang batubara, kantor dpr, sekolah luar biasa, penjara nusakambangan, batavia tempo doeloe, pantai ujungkulon, dll.

Boleh-boleh aja sih kita beranggapan bahwa beberapa pembaca lebih suka setting kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, mal, cafe. Tapi barangkali kita bisa mencari sesuatu yang baru dan gak membosankan.

Kalo ceritanya bergenre fantasi, kita bisa lebih bebas sih. tapi hati-hati juga, sekalipun fantasi, settingnya tetap harus bisa diterima pembaca. Setting Lord of the Rings atau Harry Potter bisa diterima karena pengarangnya punya bejibun cerita sejarah di belakangnya, sehingga punya jawaban logis atas setiap pertanyaan-pertanyaan yang timbul.

3. In and Out Scene building

Buat cerita yang terus mengalir cepat tanpa berhenti. Potong, bahkan kalau perlu buang adegan-adegan yang sebenarnya gak perlu dan bikin lambat cerita. Biasanya masalah ini berbentuk narasi berkepanjangan atau dialog basa-basi yang gak perlu di awal atau di akhir adegan.

Jadi emang mesti pinter-pinter nih masuk (in) ke sebuah adegan, jangan terlalu cepat tapi juga jangan terlalu lambat. Dan juga saat keluar (out) adegan, jangan terlalu lama. Kalau perlu adegannya digantung, biar pembaca penasaran.

Tapi kata beberapa penulis lain, sebaiknya hati-hati menggunakan teknik 'scene cutting' yang menggantung begini, soalnya bisa memutus emosi pembaca yang udah kita bangun dengan susah payah. Kata seorang teman, ini ibarat nonton film action, tiba-tiba dipotong iklan saat adegan puncak.

Hmmm, gak sedep kan...

4. Creating tension - the 3 C's (the clock, the crucible, the contract)

Beberapa teknik buat bikin tegang pembaca:

The clock : masukin protagonis kita dalam tekanan waktu, entah itu dalam detik, jam, hari. yang membuat si tokoh ini harus bertindak segera, kalo nggak doi bakalan kehilangan segalanya. Boleh yang berbentuk eksplisit seperti bom waktu kayak film Speed, atau boleh juga yang model mesti dapet pacar dalam 30 hari.

The crucible : masukin protagonis dalam 'mobil panas'. Si om ngasih contoh film Jaws, dimana tokohnya dimasukin ke kapal bocor, radio mati, jauh dari pantai, ditemenin ikan hiu. Pokoknya dia gak bisa lari kemana-mana, dan akhirnya harus berjuang. Jangan perlakukan protagonis kita terlalu manis, kasih masalah terus-menerus.

The contract : bikin janji buat para pembaca, lalu ditepati. Istilah terkenalnya Chekov's Gun, maksudnya kalo di awal cerita kita nyeritain ada sebuah senapan yang tergantung di dinding, berarti itu adalah janji kita buat pembaca bahwa nanti senjata itu bakalan ditembakkan.

Kalo misalnya kita baca novelnya Agatha Christie, kita berusaha tidak melewatkan detilnya sedikitpun, kita terus berpikir apakah detil ini penting atau gak, apakah tokoh ini penting atau gak. Dan itu yang bikin tegang.

5. Specifics

Ceritanya jangan terlalu 'polos'. Kasih detil-detil deskripsi yang bisa membuat pembaca terpesona. (duh duh duh...)

Bisa tentang flora fauna, bangunan, kota, ilmu-ilmu kedokteran, atau bahkan yang sederhana seperti cara membuat minuman atau masakan. Kuncinya ada di riset, jadi beriset-riset ria lah sebanyak-banyaknya... heheh...

Dengan melakukan riset sendiri kita bakalan terhindar dari deskripsi-deskripsi yang stereotip dan basi. Nantinya novel kita juga bisa keliatan lebih 'kredibel'.

Huh, repot ya.

6. Information weaving

Terkait sama nomor 5, setelah mati-matian melakukan riset, jangan informasi lalu dijejalkan begitu saja ke dalam novel kita.

Kasian novel kita yang jadi keberatan info, kasian juga pembacanya. Deskripsi panjang lebar sepanjang setengah halaman udah cukup tuh buat pembaca males ngebacanya.

Jadinya sedapat mungkin masukkan informasi ke dalam dialog (tapi mesti wajar lho), atau ke dalam action, jadinya deskripsinya bisa keliatan dinamis, gak statis.

Sedapat mungkin gunakan indera si tokoh pencerita (Point of View) buat merasakan suasana atau berpikir mengenai soal-soal spesifik tersebut.

Hah, susah ya.

7. Revision

Revisi la la la...

Banyak dibenci, tapi justru paling penting. kalo menurut si om: paling mengasyikkan.

Ide ceritanya udah masuk semua? Struktur plotnya udah cukup 'berpuncak-puncak'? Masing-masing scene/adegannya sudah dipilih dan diceritakan dengan baik, mana yang penting dipoles dan yang gak penting dibuang? Dan lain-lain.

Dibuang sayang? Ya jangan dibuang ke tong sampah, simpen aja buat cerita lainnya nanti.

Hmm, asik kan...

Hihihi... udah cukup pusing?

Jangan dong.

Kalo emang masih pusing, pikirin nanti aja ya gak papa.

Yang penting kita nulis aja dulu semua yang ada di kepala...

Kebut ajah... Ngetik aja kok repot :P

***
by: Dan Brown
Commented by: R. D Villam

P.S:

Saya ingin mengingatkan bahwa terakhir kali saya menambah bagian baru pada tips-tips kepenulisan saya adalah pada tanggal 5 Agustus 2012, yang berarti: sudah amat sangat LAMA sekali. Jika kalian memang berminat untuk belajar lebih jauh tentang Creative Writing (Ilmu menulis kreatif), cek bagian kedua dari Tips-tips kepenulisan yang saya kumpulkan di "Cogito et Scribo: Kumpulan Ilmu Menulis Kreatif"

Kalian bisa menemukan Cogito et Scribo di bagian karya profil saya. Selamat Belajar!

Cogito et Scribo

Tips-tips kepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang