*****

Alex yang sudah lebih dulu meninggalkan Jany sendiri dilantai bawah, yang katanya ingin istrahat ternyata Alex tidak benar-benar masuk ke kamarnya.

Alex terhenti diujung anak tangga paling atas untuk sekedar melihat kembali ke arah Jany yang masih duduk disana.

Namun, saat Alex berbalik melihat Jany yang membelakanginya dibawah sana. Alex melihat kalau pundak adiknya itu bergetar pelan. Alex tau kalau Jany sedang menangis. Alex tau kalau Jany menangis karenanya.

Saat Alex mencoba turun dan mendekat ke Jany, Alex mendengar Jany berkata seperti itu. Alex pun terdiam ditempatnya padahal beberapa langkah lagi ia bisa menyentuh pundak Jany.

Jany tidak sadar akan Alex yang berada beberapa langkah dibelakangnya. Alex tersentak kaget mendengar kalau adiknya ini sangat menginginkannya,dan sangat merindukannya.

Alex ingin segera memeluk Jany yang saat itu sedang menangis tapi ditahannya. Alex menahan dengan setengah mati untuk memeluk adiknya itu.

Alex berbalik lagi menaiki tangga menuju kamarnya tanpa melihat ke Jany lagi yang masih menangis.

*****

Dikamarnya, Alex pun duduk di sofa yang menghadap langsung ke taman belakang.

"maafkan kakak Jan, kakak gak bermaksud begitu. Kakak sangat merindukan kamu. Sangat sangat merindukan kamu. Kalau kamu tau kakak menahan sakit yang amat dalam saat kamu pergi, kalau kamu tau kakak sangat tersiksa saat kamu gak ada disamping kakak dulu dan kalau kamu tau gimana rasanya saat tau rahasia besar keluarga ini, kamu pasti akan mengerti seperti apa dan bagaimana kakak harus menghadapi kamu langsung saat ini"

Alex berusaha keras agar air matanya tidak jatuh saat mengucapkan kalimat itu didalam kamarnya sambil menatap kosong ke taman belakang.

*****

"sayang, kamu dimana?" teriak bunda yang baru saja pulang dari rumah tante Nela

Sekarang menunjukan pukul 07.21 malam.
Keadaan rumah sangat sunyi. Lampu ruang tengah saja masih belum dinyalakan begitupun dengan lampu halaman belakang.

"Jany, kamu dimana sayang?" teriak bunda lagi setelah menyalakan lampu-lampu yang seharusnya menyala diwaktu malam hari.

Bunda berjalan ke arah kolam renang yang berada dihalaman samping untuk melihat Jany, tapi sama sekali tidak ada.

Rumah sebesar ini memang sangat sulit untuk mencari seorang sosok yang entah dimana keberadaannya. Terlalu banyak celah.

Bunda berjalan kembali menuju dalam rumah dan naik ke lantai dua menuju kamar Jany.

Namun, saat Bunda berjalan menuju kamar Jany yang harus melewati kamar Alex dulu, langkahnya tiba-tiba terhenti karena ada seberkas cahaya lampu dari dalam sana, dari dalam kamar Alex.

Bunda pun mendekat ke pintu Alex dan membukanya

Klik

"Alex" panggil bunda saat tengah melihat Alex duduk di sofa depan TV-nya sambil membaca sebuah buku

Alex yang mendengar namanya disebut segera berbalik

"Hai bun"

Dengan sapaan balik dari Alex, bunda masuk kedalam kamar Alex dan menutup pintu di belakangnya.

"kapan baliknya Lex? Kok gak ngasih tau bunda dulu?"

"Tadi pagi bun. Rencananya sih mau pulang besok, tapi karena Edo udah ngajak balik jakarta jadinya aku ikut deh, gak sempat ngabarin bunda" Jelas Alex sambil menutup bukunya dan berjalan ke lemari buku untuk menyimpannya.

"udah ketemu Jany, Lex?"

Alex terdiam di depan lemari buku dan masih membelakangi bunda nya.

"udah kok bun" Alex kembali duduk

"Bunda lupa kabarin kamu kalau Jany udah balik" Aku bunda sambil memerhatikan kamar Alex

Alex hanya mengangguk

"Jany balik ke Indonesia kapan bun?" Alex masih belum yakin dengan jawaban dari Jany tadi pagi

"Mm, waktu kamu berangkat ke Yogyakarta"

"dianterin ayah?"

"nggak, sendiri kok"

"Balik ke Amerika lagi kapan?"

"Nggak balik lagi, kan udah sekolah disini Lex"

"sekolah dimana bun?"

"Sma 70 Jakarta"

"Kelas berapa?"

"Ya ampuuuun, kamu banyak tanya deh. Kenapa gak tanya langsung ke adik kamu aja?" bunda memutarkan kedua bola matanya karena anaknya ini terus bertanya kepadanya seraya berdiri meninggalkan Alex yang penuh pertanyaan yang ingin ia lontarkan.

Alex sendiripun baru sadar kalau sedari tadi ia terus menimpali bundanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak seharusnya ia tanya.

"kalau Alex bisa tanya langsung ke Jany bun, mungkin udah Alex tanya dari tadi dan gak perlu bertanya ke bunda lagi" ucap Alex dikamarnya sambil melihat ke arah pintu yang telah tertutup rapat.

*****

Diluar kamar Alex, bunda pun berjalan menuju tujuan awalnya yaitu kamar Jany

Tok

Tok

Tok

Tak ada jawaban dari kamar Jany saat bundanya mengetuk pintu kamar anaknya itu dari luar.

"sayang, kamu didalam?" teriak bunda memastikan apakah Jany didalam atau tidak

Tok

Tok

Tok

Masih belum ada jawaban juga.

"Jany?" panggil bunda lagi lebih keras

"Bunda masuk ya sayang" ucap bunda sambil memutar kenop pintu yang ternyata sedang terkunci.

Bunda pun kaget akan hal itu. Baru kali ini ia mendapatkan pintu kamar Jany dikunci dari dalam.

Bunda yang merasa aneh dengan cepat langsung takut dan khawatir

"Jany?" panggil bunda lebih keras sambil mengetuk cepat pintu Jany

"Jany, buka pintunya sayang!"

Alex yang mendengar teriakan bundanya memanggil nama Jany dari arah luar kamarnya segera bangkit dari sofa dan berlari keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi.

*****

Hari ini spesial yah hehehe.
update 2 episode, yah itung2 kali aja besok gak sempet update lagi karena sibuk :(

Tinggalin jejak kalian setelah
Membaca ya ^^
Voment ~~

Love :
ShiceciTa

I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang