••

Nata yang sedang memanasi motor menatap ke rumah gerbang cokelat depannya. Disana ada mobil hitam yang terparkir di halaman, kemudian dari dalam rumah keluarlah Stevi dengan Seza yang saling tersenyum memasuki mobil hitam itu. Mereka pergi tanpa menyadari kehadiran Nata yang terus menerus menatap ke arahnya Setelah mereka benar-benar tak terlihat Nata mengemudikan motornya tapi dengan jalan yang lain.

"Whatsupp? muka lu kek ketek busuk."

Nata mendelik kearah suara, sedetik kemudian dia kembali pada posisinya. Pria yang baru saja sampai di kelas duduk dihadapan sahabatnya itu.

"Kenapa sih lo? Keduluan sama Seza ya? Hahaha cian amat.." Ledeknya lagi.

Nata melempar buku dan tepat mengenai wajah tampan di depannya, sedangkan korban hanya meringis sambil memegang jidatnya. Beberapa orang mendekati mereka dan menatap pria malang itu.

"Sabar ya bos." Ucap Grefi meniruan suara Sopo yang di film animasi Adit (Sopo&Jarwo).

Nata bangkit dari duduknya, menatap tajam sahabat-sahabatnya.

"Denger. Gue itu nggak suka sama Via. Dia sahabat gue dari kecil. Dan gue nggak cemburu dia deket sama siapapun." Ucap Nata mempertegas.

Setelah mengucapkannya dengan satu tarikan nafas, dia mengeluari kelas.

Satu celetukan keluar dari pria bertas hitam-merah. "Dia terlalu bego. Perasaan sendiri aja nggak sadar, gimana sama perasaan orang lain."

Yang lain terkikik geli, tidak selang lama Nata keluar bel masuk berbunyi semua siswa duduk di tempatnya masing masing. Pria itu masuk ke kelas lagi dengan wajah datar, di belakangnya sudah ada Bu Rahma dengan beberapa buku digenggamannya.

"Keluarkan kertas dua lembar, kita ulangan." Perintah Bu Rahma menciptakan sedikit kegaduhan di kelas. Ulangan mendadak siapa orang yang menyukai hal ini.

"Eh buset! Uldak uldak amat. Amat aja nggak pernah uldak." (Uldak=Ulangan Mendadak)

"Pinjem pulpen coy!"

"Minta kertas!!"

"Jangan budek!!"

"Yang pelit jawaban gue doain kuburannya 50 senti kali 50 senti."

"Itu sih persegi goblok?! Mana ada kuburan persegi!"

"Ada! Buat yang pelit jawaban haha."

"Serah lo Ver! Yang waras ngalah."

"Yang ada kuota tathering dong."

"Sia! Jaman kieu teu boga kuota. Percuma hape canggih mun kuota na eweuh mah!" (Kamu! jaman sekarang nggak punya kuota. Percuma hape canggih kalau kuotanya nggak ada sih.)

Semua murid sibuk dengan perlengkapannya sendiri, Vero tengah berkelilig mencari pulpen dan kertas sambil mulutnya masih komat-kamit menyumpah serapahi bagi siapa saja yang pelit jawaban, ada yang membuka-buka buku dengan cepat walaupun percuma saja tak aka nada materi yang masuk. Ada yang menyimpan buku di kolong meja, menyiapkan handphonenya untuk mencari dan membagi jawaban.

Awareness: Is (not) The EndingOnde histórias criam vida. Descubra agora