Part Bonus (Lesmanarkha's Moment)

6.4K 205 4
                                    

*Author's Note:

Sebenernya aku nggak tau nama couple macam apa itu, tapi ya udahlah. Kita sampingkan sejenak masalah Lesmana-Nayra-Arkha. Marilah kita baca seberapa 'mesra' couple ini. Ini ceritanya pas mereka belom tau perasaan satu sama lain untuk Nayra. Maaf kalo gaje. Ini cuma buat iseng doang yaa.

Happy readiinngg :D

*P.S: Makasih buat 200+ votesnyaa. Seneng gila liatnya wuaa :D

**********

"Lo bule Inggris tapi kagak tau tentang negaranya. Ngasal dah lu," kata Arkha sambil ngakak.

"Kan gue dari orok disini mulu. Jadi mana gue tau?" elak Lesmana.

"Tapi lu kebangetan banget. Masa lo bilang istrinya Pangeran William kerudungan?" Arkha ngakak lagi.

"Orang di kawinannya gitu," elak Lesmana lagi.

"Yaelah. Namanya juga kawinan," kata Arkha lagi.

"Iya juga." Akhirnya Lesmana sadar.

"Eh lo mirip itu dah. Anggota boyband. Siapa tuh namanya?"

"Zayn-Zen-Jan-Jen itu?"

"Iya. Gue baru inget."

"Banyak yang bilang gitu sih. Ampe gue bosen."

"Eh tapi dia cakep kan?"

"Dih maho lu."

"Lo yang maho, orang lu yang mirip."

"Tapi lu tau aja dah grup gituan."

"Adek sodara gue suka. Mana sukanya sama yang keriting itu lagi."

"Yang rambutnya mirip mi?"

"Iya itu. Sama yang berjambul itu, yang mirip lu. Jijik dah gua."

"Eh gue juga berjambul nih."

"Ya selo aja. Kagak usah marah."

"Eh tapi ceweknya cakep."

"Ada yang mau ama dia?"

"Ya maulah. Orang duitnya banyak."

"Iya juga sih. Eh balik ke kelas yok, buru."

"Ah, males gua. Bolos gimana?"

"Yee ketos kagak bener lu."

"Lu sok alim banget."

"Anak baru emang harus alim."

"Bolos aja, elah. Males juga kan lu?"

Arkha berpikir sejenak. Sebenarnya.. dia malas juga sih..

"Iya sih. Gue males. Ikut lo aja dah," kata Arkha menyetujui.

"Kaburnya gimana ya," kata Lesmana bingung.

"Tadi lu ngajakin, sekarang lu bingung," kata Arkha.

"Bantuin gue mikir, panjul."

"Gue juga lagi mikir, panjul."

"Lo yang panjul, panjul."

"Oke, terserah siapa yang panjul. Gue sekarang punya ide."

"Apaan?"

Arkha pun membisikkan idenya pada Lesmana.

"Bagus juga," komentar Lesmana.

~~~~~~~~~~

"Ternyata ide lo berhasil juga," kata Lesmana.

"Iyalah. Gue gitu," kata Arkha dengan pedenya.

"Tapi tuh satpam kagak bener banget dah. Baru digituin takut. Padahal kan masih pagi."

"Tau tuh. Sekolah kita ngambil dia dari Taman Lawang kali ye."

"Haha, parah lo. Eh, mo kemana? Ke mal gimana?"

"Ke mal ngapain? Mo belanja baju?"

Lesmana menoyor kepala Arkha. "Lo kira gue lekong?"

"Tadinya sih gitu."

Lesmana mencoba menoyor Arkha lagi. "Et, nggak kena." Tapi Arkha berhasil menghindar.

"Kita di mall maen ke Timezone kek. Nongkrong di Starbucks kek. Kan banyak," kata Lesmana.

"Iya juga. Mau ke mal situ? Sarinah?"

"Jadul amat sih lu. Masa ke Sarinah? Lu kira taon berapa? Yang lain, yang lain."

"Wakakak. Selo, cuma becanda gue. Mal itu aja." Arkha menunjuk sebuah mall. "Gue pernah ke situ tapi gue nggak tau nama mal-nya."

"Yaudah. Ke situ aja dah. Dari pada Sarinah."

Mereka pun menuju mal itu. Untungnya tadi mereka sudah ganti baju. Lebih tepatnya sih melepas seragam mereka. Dan untungnya juga mereka pake kaus di dalam seragam mereka.

~~~~~~~~~~

"Lu tadi ngasal banget dah mainnya. Masa lu main DDR pake tangan?" kata Lesmana sambil ngakak lalu menyesap Caramel Mocha Frappuccino-nya.

Arkha menaruh Mango and Passion Fruit Ice Blended yang tadi ia minum. "Abisnya gue udah injek-injek tapi kagak kepencet-pencet."

Banyak orang yang menatap mereka aneh. Tapi tak jarang banyak juga cewek yang menatap mereka kagum dengan.. ekhem, ketampanannya.

"Ya lu nginjek yang bagian gue, begs," kata Lesmana.

"Gue kagak bego, kamfret," kata Arkha.

"Gue nggak bilang bego, panjul."

"Ah bosen gue balik lagi ke panjul."

"Terus? Masalah buat gue?" Lesmana menggunakan gaya centil.

"Iya. Nggak terima?" Arkha tak mau kalah.

"Eh jijik gue. Udahan deh."

"Ya lu yang mulai duluan."

Mereka pun hanya diam lalu menikmati Wi-Fi yang ada.

~~~~~~~~~~

"Eh lu berdua kemana aja? Bolos kagak ngajak-ngajak gue," cerocos Dirga saat bertemu Arkha dan Lesmana.

"Tau aja lo kalo kita bolos," kata Arkha sambil nyengir.

"ITU ANAK-ANAKNYA!" teriak seorang satpam menginterupsi pembicaraan mereka.

"Eh itu satpam yang tadi! Kabur!" Lesmana menyeret Arkha.

"Satpam apa?" Dirga menolehkan kepalanya. "Ah, sialan. Mampus gue." Ia pun ikutan kabur karna diejar juga.

Lesmana dan Arkha lari kocar-kacir ke motor masing-masing walau sambil ketawa-tawa. Mereka juga langsung tancap gas tanpa saling menoleh lagi.

~-~-~-~-~-

"Sumpah gue masih geli sama yang waktu itu!" Arkha ngakak makin keras.

"Gue juga! Apalagi waktu main DDR! Lo-nya.. lo-nya.. WUAHAHAHA!!" Lesmana ngakak lebih keras.

"Yang di Starbucks jijik gua!" Arkha juga ngakak.

"Waktu satpamnya ngejar kita!" Lesmana ngakak, dan Arkha juga.

Mereka bernostalgia pada masa-masa sebelum mengetahui perasaannya waktu itu. Saat kabur dari sekolah. Tapi sekarang, mereka sedang dan masih bersaing.

Akhirnya tawa mereka pun mereda.

"Udah ye. Gue balik dulu," kata Lesmana, memasang helmnya.

Arkha memasang helmnya juga. "Gue juga. Sampe ketemu besok ye."

Mereka pun pergi ke tujuan masing-masing, rumahnya.

**********

*Informasi:

-Sarinah: Mal tertua di Indonesia (kalo ngga salah gitu)

-DDR (Dance Dance Revolution): Mainan yang diinjek-injek yang biasanya ada di bagian depan Timezone

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang