Malam Pertama

Mulai dari awal
                                    

Rasanya jantung ku hampir melorot ke perut melihat wajah wanita ini.
Gila! Ku maki habis-habisan Reza rekan kerja ku di kantor yang mengatakan pengantin wanita pada malam pertama akan terlihat sangat cantik dan menawan sampai-sampai kita akan merasa belum pernah melihat wanita secantik itu di sepanjang hidup.

Sial kamu reza!

Jujur tadi sebelum mengangkat wajahnya aku sedikit berharap seperti itu. Sedikit, SEDIKIT saja.
Tapi itu musnah begitu saja demi melihat wajahnya yang akhhh....

Aku mengatur nafas dan kesadaran, kemudian turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarga besar wanita itu. Di ruangan keluarga ini sangat rame dengan suara keponakan-keponakan wanita itu. Aku tersenyum melihat kelucuan mereka. Keluarga ini benar-benar harmonis.

Benar-benar besar, bukan saja rumahnya tapi meja makannya. Wah terbuat dari kayu apa sampai sebesar ini.

"Den sini duduk" papa mempersilahkan ku duduk di dua kursi kosong yang aku yakin itu untuk aku dan wanita itu.
Aku hanya mengangguk mengiyakan tanpa menjawab balik, kemudian duduk dengan santi.

"Loh den, sekar mana?" mas alvaro bertanya

"Oh, katanya bilang sama semua dia sudah mandi, itu aja" jawab ku menyampaikan pesan wanita itu.

"Anak itu, denis abis ini kamu naik dengan membawa semangku bubur ya" kata kakek yang sedari tadi sudah menikmati makanannya.

Aku menatap mereka bingung. Memangnya apa hubungannya 'aku sudah mandi dengan makan?' keluarga ini benar-benar penuh teka-teki.

Aku, kakek, mas alvaro dan avian serta papa duduk menikmati buah di ruang tv setelah makan malam. Kami berbicara banyak hal mulai dari perekonomian indonesia, rupiah yang selalu melemah sampai kepada putusan-putusan pemerintah yang selalu merugikan investor. Kami berhenti saat mbak minah salah satu asisten rumah tangga rumah ini membawa nampan yang isinya semangku bubur.

"Nah den, bawa itu ke atas. Paksa sekar makan" papa memerintah

Aku menganggukan kepala ku lalu permisi dengan membawa nampan itu menuju kamar kami.

Wanita ini, belum lengkap sehari hidup dengannya tapi sudah sangat merepotkan.

Ku buka gagang pintu kamar perlahan lalu dengan hati-hati masuk. AKu memutar kepala ku ke sekeliling kamar tapi mata ku tidak melihat sosok wanita itu. Dimana dia? Jangan-jangan di kabur. Baguslah, jadi tidak perlu merepotkan ku lagi.

Tapi impian indah ku hilang ketika mendengar krasa-krusu   dari dalam kamar ganti. Ah masih ada rupanya.

"Aku baru tau kamu punya hobi baru, merepotkan orang lain"
Aku berusaha mengeraskan suara ku agar dia bisa dengar lebih jelas. Tadinya ku kira akan ada jawaban sanggahan seperti biasa tapi ternyata tidak.

Yasudah! Aku tidak peduli. Lebih baik menyibukan diri dengan pekerjaan yang menumpuk.
Ku raih leptop merek samsung  yang ada di atas meja rias wanita itu. Bunda yang tau kalau aku akan tinggal di sini selama dua hari sudah mempersiapkan segala sesuatu yang sangat aku perlukan, salah satunya yah leptop ini.

Aku menekan tombol power lalu menunggu leptop itu bekerja membuka dirinya.

Tapi pada saat itu pintu kamar ganti terbuka. Telinga ku yang memang sangat sensitif dengan bunyi langsung mengirim sinyal ke otak. Aku memutar kepala.

Astaga!

Wanita ini?

Dia sangat berniat ingin membunuh ku secara perlahan?

Aku ini laki-laki normal.

Penampilannya yang hanya memakai kemeja putih laki-laki berlengan panjang, Yang panjangnya hanya sampai ke lutut. Memperlihatkan betisnya yang putih. Rambutnya basahnya tergerai panjang.
Oke, aku tidak mau munafik saat ini. wanita di depan ku ini, dia benar-benar  terlihat sedikit cantik, tidak tidak tapi dia sangat cantik tanpa polesan make up sedikitpun di wajahnya.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang