The Vague Temptation Part 10

68.1K 2.6K 130
                                    

Alexa menatap jemari Daniel yang terulur, sejenak merasa ragu. Tetapi mungkin benar apa yang dikatakan oleh Daniel tadi, bahwa untuk mengenal seseorang, bisa dicoba dengan berdansa bersama.   Pada akhirnya, Alexa menerima uluran tangan Daniel.  

Daniel tersenyum dan menggenggam tangan Alexa, dengan lembut mengajaknya ke tengah ruangan, tepat di bawah kubah yang beratapkan kaca memantulkan langit gelap berbintang yang indah.   Mereka berdiri berhadapan, dan Daniel lalu merangkulkan tangannya di pinggang Alexa, membawa tangan Alexa supaya melingkar di lehernya, tubuh mereka merapat, diiringi oleh suara musik lembut yang sangat pas.  

Kaki Daniel bergerak, dan kaki Alexa mengikuti, tubuh mereka seakan diciptakan untuk berdansa bersama, begitu pas. Kepala Daniel berada di atas puncak kepala Alexa, dan lelaki itu tersenyum,  

“Aku baru sadar bahwa kau begitu mungil, 

Alexa mendongak, langsung bertatapan dengan mata abu-abu yang tampak demikian tajam di bawah bayangan gelap ruangan. Pipinya memerah, dan berharap supaya suasana cukup gelap sehingga tidak kelihatan.  

“Mungkin kau yang terlalu tinggi.” Alexa menjawab sekedarnya, membuat Daniel terkekeh,  

“Mungkin juga.” Lelaki itu merapatkan pelukannya di pinggang Alexa, membuat tubuh mereka makin merapat, “Sepertinya kita cocok bersama.”  

Alexa tidak membantah, hanya diam saja dan menikmati dansa itu, mengikuti kemana tubuh Daniel membawanya. Alexa tidak pernah berdansa sebelumnya apalagi di usianya yang dewasa ini. Daniel adalah dansa pertamanya, tetapi mereka berdua melakukannya seolah-olah sudah bertahun-tahun berdansa bersama...  

***  

Renata masih tertegun, di bawah tatapan Nathan yang menunggu jawaban, dia menghela napas panjang dan menyandarkan tubuhnya ke kursi,  

“Entahlah Nathan.” Tiba-tiba ekspresi wajah Renata yang keras dan angkuh tampak melemah, “Daniel pasti tidak akan suka dengan kehadiranku yang ikut campur.”  

Nathan menganggukkan kepalanya, “Tentu saja dia akan tidak suka, saat ini benaknya hanyalah dibutakan oleh keinginan untuk mengalahkanku dan menguasai seluruh warisan kakek kami.. Dia pasti akan membenci kita karena mengganggu seluruh rencananya.”

Nathan menatap Renata dalam-dalam seolah-olah ingin menembus ke dalam hatinya, “Tetapi ingat Renata, saat ini kita sedang mencoba menyelamatkannya. Kalau dia menikahi Alexa, sama saja dia mengingkari hati nuraninya demi harta dan kekuasaan.”  

Renata menatap Nathan dan mengangkat alisnya, “Kau... bukankah kau juga berada di posisi yang sama dengan Daniel? Kau menutup perasaan dan belas kasihanmu, melakukan segala cara supaya bisa memasuki keluarga itu dan menguasainya bukan? Apa moivasimu sebenarnya, Nathan? Balas dendam?”  

“Pengakuan.” Nathan membalas cepat, dengan tatapan mata yakin. “Aku hanya menginginkan pengakuan, Renata. Selama ini keberadaanku sebagai anak haram tidak diakui, pun keberadaan ibuku yang sudah meninggal dalam keadaan terlupakan. Lagipula aku tidak punya kekasih yang kutinggalkan demi untuk mengejar Alexa. Kalau Alexa bersamaku, itu akan lebih adil bagi Alexa... daripada kalau dia memilih Daniel sedangkan hati Daniel ada bersamamu.”  

Renata terdiam, seolah-olah berusaha mencerna kata-kata Nathan, “Kalau memang aku setuju untuk membantumu. Bagaimana caranya kau mendekatkanku kepada Alexa dan Daniel?” Daniel sudah tidak pernah menghubunginya lagi sejak meninggalkannya. Hubungan keluarga mereka yang semula baikpun pada akhirnya merenggang.  

“Kau adalah seorang pengacara keuangan yang sangat handal. Aku akan  memasukkanmu ke dalam perusahaan, sebagai konsultan hukum.”  

Renata mengangkat alisnya sekali lagi, “Itu akan membuat Daniel marah besar. Dan kakeknya mungkin tidak akan setuju kau memasukkanku ke sana.”  

The Vague TemptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang