CHAPTER 3

3.6K 305 10
                                    

Pertanyan Mom seakan menghajar habis wajahku. Diam dalam beberapa menit untuk memikirkan kalimat yang akan ku sampaikan kepadanya.

"Mom, maaf..."

Belum sempat menyelesaikan kalimat, Mom langsung meninggalkanku begitu saja. Ia mendecis dan berjalan cepat ke kamar. Aku mendesah pasrah.

Apa aku benar benar menyukai Harry?

Tidak. Aku menghempaskan pikiran tersebut jauh jauh. Sial! Kenapa datangnya Harry membuat masalah baru antara aku dan Mom.

Aku menyeret kaki kecil ku menuju kamar. Sebelum masuk kamar, ku hampiri kamar Ally dan melihatnya sekejap. Ia tampak tidur dengan damai.

Aku menutup pintu dengan pelan dan segera menyebrang menuju kamarku. Dengan kesal, aku melemparkan tas ku.

Aku menghempaskan tubuh ke ranjang. Tanpa berganti pakaian, aku langsung tidur dengan cepat.

.

Pagi ini, aku bangun dan bersiap untuk kerja. Sebenarnya, Mom ku belum tahu pasal aku bekerja selama ini. Memang, aku belum lama bekerja. Baru beberapa minggu ini. Aku berniat ingin membantu Mom.

Menuruni tangga dan ku lihat Mom yang sedang mengoleskan selai di roti. "Mom." Panggil ku. Mom tidak menoleh. Aku sangat yakin bahwa ia mendengarku. Kurasa, mom masih marah kepadaku.

Terdengar tapakan kaki di tangga kayu. Ally.

"Ally, ayo sayang. Sarapan dulu sebelum sekolah." Mom menyapa Ally dengan hangatnya.

Aku merasa dikucilkan oleh Mom. "Hi, Alice. Kau kuliah hari ini?" Tanya Ally

"Uh, tidak. Tapi, aku tetap ke universitas." Jawabku berbohong.

"Untuk apa?" Ally bertanya penasaran.

"Hm..-"

"Untuk bertemu pria idamannya." Jawab Mom sinis.

Aku menghela nafas, "Mom, kumohon. Jangan anggap Harry masalah besar. Aku ingin ke perpustakaan. Apa tak boleh?"

"Terserah." Mom menjawab kasar dan berlalu menuju oven. "Alice, aku tahu kau berbohong. Kau bisa cerita kepadaku jika kau mau." Bisik Ally.

Aku memberikan Ally senyum tipis, dengan cepat ku habiskan sarapan dan bergegas menuju butik tempat ku bekerja.

"Ally, aku pergi dulu. Bilang pada Mom aku mencintainya, bye." Aku pamit dan berjalan kecil menuju pintu.

Memakai sepatu sandal dan melangkah menuju halte terdekat. Tiba-tiba mercedes benz hitam yang familiar berhenti beberapa meter dari halte. Harry?

Lalu keluarlah pengemudi mercedes benz tersebut. "Hi, Alice. Kau mau kemana? Universitas?" Harry menyapa ku dengan senyum hangatnya.

Aku menoleh, "Hi Harry. Tidak, aku mau bekerja. Kau mau kemana?" Balasku.

"Hm, aku hanya ingin mencari sarapan. Kau bekerja dimana?" Tanya Harry.

"Piecute boutiqe."

"Wow. Itu butik milik Ibu ku. Kau pergi bersamaku saja, kebetulan setelah sarapan aku akan kesana." Tawar Harry.

Aku menggeleng pelan, "Sepertinya tidak bisa. Aku hampir terlambat. Kita bisa bertemu disana. Dan, oh bus nya sudah sampai. Sampai jumpa, Harry." Pamitku.

Aku langsung menaiki bus yang mengarah ke jalan Victorway. Tak sampai setengah jam bus yang aku tumpangi telah sampai.

Tulisan Piecute Boutiqe yang meliuk terpampang besar di depan toko. Aku memasuki nya dan melihat banyak pelanggan yang datang pagi ini.

LUCKY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang