The Beginning (c.1)

29.3K 1.2K 69
                                    

P.S: lagi dalam masa revisi, agak berantakan, terbengkalai dan kurang jelas. Nah, sekarang saya lagi dalam masa-masa sulit mengerjakan cerita ini, tapi akan saya usahakan dalam waktu mendekat ini agar segera saya perbaiki sebaik-baiknya apalagi tugas sekolah sdh menumpuk kyk gunung Everest. Jadi, nikmati saja seadanya.... 😆😆😆

(Jangan membaca cerita ini di atas jam 12 malam, saya tidak bertanggung jawab kalau kalian terlambat ke sekolah :v)

                       ***

Mereka bersembunyi di balik bayang-bayang kehidupan manusia, tak terlihat, dan tak terdengar. Hanya berupa bayangan samar dari imajinasi anak kecil yang percaya pada makhluk yang memberikan hadiah kepada mereka yang bersikap baik. Tapi mereka terlibat dalam setiap lingkar kehidupan manusia dan masuk dalam garis sejarah mereka secara tak sengaja tanpa meninggalkan jejak.

Kata orang, mereka adalah makhluk kecil bersayap yang hidup di antara semak-semak, menjaga alam dan suka menjahili orang yang mengganggu mereka. Beberapa orang berpendapat bahwa mereka adalah ras yang cerdas, anggun, halus, dan akrab dengan senjata, dengan tubuh tinggi dan telinga runcing dan gerakan seperti angin.

Tapi di sini, aku akan menceritakan yang sesungguhnya tentang mereka. Dan aku, menjadi salah satu dari mereka.

Kesialan seperti tak pernah lepas dari seorang Clara Winterheart, seolah-olah kesialan seperti itu sudah menjadi bagian dari tubuhku.

Seumur hidupku aku tak pernah sempat mengenal ibuku sejak lahir, atau melihat wajahnya, atau mendengar suaranya. Yang kutahu hanyalah namanya Veronica. Dad bilang dia hilang saat bepergian dengan kapal di laut sewaktu ia pergi untuk urusan pekerjaan, kapalnya hilang, dia tak ditemukan. Dad tak pernah bilang warna rambutnya apa, seperti apa suaranya, dan tak pernah bercerita banyak. Topik tentang Mom selalu menjadi topik yang sangat sensitif diantara kami semua, mungkin terlalu menyakitkan baginya untuk mengingatnya.

Hilang, katanya, bukan meninggal.

Setiap kali aku bertanya tentang Mom padanya dia tak langsung menjawab, hanya memandang kedua mataku dengan senyum lemah. Katanya, karena aku dan Luna memiliki mata Mom. Biru. Seperti langit, seperti laut, seperti permata safir bernilai tak terhingga.

Umumnya ketika berkenalan dengan orang baru, satu-satunya hal yang akan menarik perhatian mereka untuk pertama kalinya hanyalah mataku. Dengan mata biru yang paling kontras dariku, hampir semua orang berkata mataku memiliki daya pikat "sihir", dan asal kau tahu, aku sudah biasa mendengar itu.

Kini aku tinggal bersama Dad, adikku Luna, dan Nicole, adik Dad, yang pindah ke New York karena pekerjaannya sekaligus menawarkan bantuan kepada Dad merawat kami berdua. Dad bekerja di perusahaan pabrik peralatan komputer, memimpin 20 orang yang bekerja sehari-hari. Gajinya lumayan, sementara Aunt Nic bekerja di kantor penerbitan koran lokal, pindah kemari ketika aku masih kecil.

Aku suka Nicole, orangnya santai, tidak cepat marah, dan sangat ceria. Dia lebih suka jika kami memanggilnya dengan namanya, Nicole, Nic, atau Nikki, atau "Nyonya Besar Rumah Winterheart", namun jika aku sedang marahan dengannya aku memanggilnya "Aunt Nic", tidak ramah maupun bermusuhan. Namun masalah dari tinggal bersama Dad dan Nicole adalah, dinding rumah kami tidak memiliki peredam suara, tidak tebal, dan rumah kami agak kecil, jadi kau bisa mendengar pembicaraan bahkan dengan suara kecil di dalam rumah dari jarak beberapa ruangan. Kau bisa tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka yang aneh dan tak seharusnya kau dengar. Kau merasa seolah kau tak seharusnya berada di sana atau mendengar semuanya itu, tapi karena sistem dalam otakmu bekerja, di mana sel-sel dalam otakmu bertengkar antara ingin terus mendengar semuanya atau meninggalkan tempat itu, dan menganggap kau tak pernah mendengarnya sebelum merasa menyesal karena mendengar sesuatu yang... tak ingin kau dengar.

The Crystal Faery - (Book 1#: The Prophecy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang