1

82 1 0
                                    

Ardi - Pov
       Secangkir black coffee dihadapanku telah habis. Tak seperti biasanya, aku tak mendapat semangat sama sekali dari minuman ini. Terlalu banyak masalah yang membuatku terpuruk.
Semua yang aku miliki sudah hilang. Hidupku kini sendiri, aku juga berpindah-pindah tempat tinggal tak tentu. Masa ini adalah masa-masa yang sangat sulit bagi diriku.
Aku kini dalam masa perceraian dengan istriku. Dua bulan yang lalu dia salah paham dan menuduhku selingkuh. Dia memergokiku sedang berdua dengan teman lamaku. Penjelasanku seolah percuma, dia tak mau mendengarkannya  Emosi sudah menguasai aku saat itu hingga tanpa sengaja aku melakukan kekerasan padanya.
    Berkali-kali aku mencoba telefon pengasuh  anakku, namun tidak ada jawaban. Mungkin ibunya melarangnya menerima telefon dariku. Dia masih berumu 9 tahun masih terlalu kecil untuk menerima kenyataan bahwa orang tuanya akan bercerai.
Kling... suara lonceng di pintu kayu kafe ini berbunyi. Seorang wanita berumur sekitar 25 tahun memasuki kafe ini. Dia celingukan mencari meja yang kosong. Kondisi kafe ini sedang penuh, semua meja telah terisi pelanggan.
      Wajah yang tidak asing bagiku. Dia menatap ke segala arah sampai akhirnya matanya tertuju pada mejaku. Ada kursi kosong didepanku. Entah apa yang aku pikirkan hingga aku menawarkan kursi ini padanya.
"Ehm!! Kamu bisa duduk disini kalau mau, aku akan pergi setelah ini."
"Terimakasih pak." Jawabnya sambil tersenyum.
Tak lama setelah ia duduk waitress datang untuk mencatat pesanannya .waitres telah pergi, kami berdua sempat duduk terdiam beberapa saat hingga dia membuka pembicaraan.
"Bapak apa kabar?" Tanyanya ramah.
        Aku tak langsung menjawab pertanyaannya. Tak berapa lama seorang waitress datang membawakan pesanannya secangkir hummingbird cake dan secangkir caramel machiato.
" apa kau menguntitku?, saya pergi dahulu ada urusan yang harus saya selesaikan, selamat tinggal"
       Aku menjawab pertanyaannya dengan kasar. Aku meninggalkannya sekali lagi, di cafe yang sama dengan pesanan yang sama. Aku kesal saat ia menu itu. Apakah dia sengaja memesan menu itu untuk menyindirku tentang kejadian 10 tahun yang lalu. Entahlah...

LecturerWhere stories live. Discover now