part 6

1.7K 30 0
                                    

BRAKK

" SAAA!" teriakan itu membuat Rafsa yang sedang makan tersedak. Suara robbi. rafsa menatap Lila. lila Nampak cuek. Sial!. Suara langkah kaki mendekat membuat Rafsa merasa mautnya mendekat. Dia melupakan kenyataan satu ini. robbi itu lebih posesif dibanding lila. lila melotot pada Robbi. akhirnya robbi duduk dengan nafas memburu di sebelah Rafsa.

" Elo tuh kenapa susah banget dibilangin sihh? Ngapain juga maksain diri dan pergi ke klub segala? Hah!! Lo nyari mati disana?? Kalau lo sepi, lo bisa nyuruh gue dan Lila pulang. lo batu banget sih ish!" omel Robbi. rafsa berdecak.

" iyaa.. gue tau gue salah!" sungutnya.

" emang lo salah!!! Sampai sakit begitu, maksain diri kerja.. lo tuh argghhhh!" sebal Robbi. rafsa tersenyum polos.

" maaf!" ucapnya. Menatap Robbi dengan pandangan puppy eyes. Robbi menghela nafas lalu mengangguk. lila tertawa pelan.

" emang nggak bisa marahin si Rafsa!" gumamnya. Robbi melotot. Rafsa terkekeh pelan.

" besok, elo ikut gue kerumah sakit!" tegas Robbi. rafsa memucat. Menggeleng. Menatap lila.

" Laa!" rajuknya.

" check up doang mas!! Nggak papa!" jawab Lila enteng. Dia menyerahkan sepiring makanan pada Robbi.

" aishh kenapa kalian balik segala sih!" gerutu Rafsa.

" kalau nggak balik, lo mati muda!" jawab Lila enteng. Menatap rafsa tajam. Lila mengacak rambutnya.

" gue mau tidur!" pamitnya sebal. Lila menggeleng pelan menatap tingkah rafsa.

-------------------------------------------------------OoO----------------------------------------------------

Lila mengerjab. Menatap pada hasil lab ditangannya. Mencoba membacanya lagi, takut slaah baca. Rafsa.. ada penggumpalan darah diotaknya. Apa lagi yang lebih buruk? Pandangan lila mengabur. Air matanya menetes begitu saja. biar dia menangis sekali saja. setelahnya dia ingin kuat. Robbi yang baru saja masuk kedalam ruangan Lila terkaget melihat tunangannya menangis.

" kenapa yyang?" Tanya Robbi khawatir. Lila menyerahkan kertas itu. Robbi sigap membacanya. Mengusap rambutnya frustasi.

" DAMN!" umpatnya marah. Matanya memanas. Cobaan apa lagi ini untuk Rafsa. robbi memeluk Lila erat. Perlahan bahunya bergetar. Rasanya menyakitkan. Saat sosok yang elo anggap sebagai adik, kakak, anak, sahabat dan teman ternyata punya penyakit separah ini. lila mengusap bahu Robbi pelan.

***

Malam ini makan malam hening. Rafsa mengernyit heran. Tak biasanya.

" kuburan!" sindirnya. Lila menoleh dan tersenyum. Menghela nafas pelan.

" kalian kenapa sihh?" sungutnya sebal.

" Nopee!! Gue besok ada proyek di Papua!" ucap Robbi. rafsa berbinar.

" sama Lila?" tanyanya. Robbi mendongak dan mengernyit.

" enggak!! Dia nggak akan kemana mana! Cukup belajar dari kesalahan berkali kali!" tegas RObbi. rafsa mencebik. Memakan makan malamnya.

" pelitt!" gerutunya.

" mana ada pelitt!!! Lo bertingkah kalau ditinggal sendiri!" sungut Lila. rafsa cemberut.

" posesif deh!! Ngalahin bodyguard!" gerutunya.

" gue denger saaa!" ucap Robbi. rafsa mendengus.

" tapii, besok gue harus ke singapura buat pertemuan dengan klien disana!" ucap Rafsa.

" gue ikutt!" ucap Lila.

BAHAGIA ITU SEDERHANA :) ( end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang