Part 1

140K 4.9K 126
                                    

**

     Gemericik air terdengar dalam kotak kaca di sebuah apartemen mewah. Seorang pria tampak menunduk merasakan air yang mengucur membasahi tubuh tegap dan lengan kokohnya. Ia memejamkan matanya sejenak lalu mematikan air dan menarik selembar handuk sebelum dililitkan pada pinggang rampingnya.

"Maaf, Tuan."
Ia menoleh sekilas pada pria seumuran dengannya yang berdiri dengan kaku di sudut kamarnya yang didominasi putih dan abu-abu.

"Ada apa, Harry?"
Pria itu merapatkan pintu kamar mandi sebelum melangkah menuju ruangan yang dipenuhi pakaian dan barang mewah nan berkelas yang berjejer rapi di dalam sana.

"Nona Selena sudah menunggu di kantor, Tuan."

"Selena?"
Ia bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari deretan jam tangan dan dasi di hadapannya.

"Ya, Tuan."

"Usir dia. Aku tidak inginql melihatnya berkeliaran di kantorku."

"Baik, Tuan."

"Bacakan jadwalku hari ini."

"Pada pukul 09:00 ada rapat dengan Dewan Direksi. Pukul 15:00 nanti Tuan diundang makan malam oleh salah satu divisi."

"Di undang?"

"Ya. Mereka baru saja selesai dengan proyek pembangunan sebuah hotel mewah yang sempat Tuan hadiri beberapa hari yang lalu."
Pria itu mengangguk mengerti. Ia akan menghadiri undangan itu, tentu saja. Ia sangat puas dengan desain interior serta arsitek yang membangun gedung barunya itu. Ia harus tahu apa yang membuat dua tahun terakhir ini pekerjaan mereka tidak bermasalah.

"Ada lagi?"

"Ya. Nyonya meminta agar Tuan menemuinya siang ini."

"Kenapa tidak menelponku?"

"Ponsel Tuan mati saat-"

"Kau boleh keluar."

**


   Beberapa karyawan keluar-masuk di sebuah gedung pencakar langit bak model yang sedang memperagakan busananya, begitu elegan dan berkelas. Mereka menghentikan kegiatannya sejenak hanya demi melihat dan menyapa seseorang di dalam sebuah mobil mewah yang baru saja berhenti tepat di pelataran gedung.

"Selamat pagi, Tuan."

"Selamat pagi."

"Selamat pagi, Tuan."
Sapaan itu hanya dibalas dengan anggukan singkat oleh pria itu.

Leonardo Maximilian.

"Selamat pagi, Tuan."

"Louis, siapkan bahan rapat hari ini dan letakkan di mejaku. Alice, kirimkan lewat e-mail hasil pertemuan dengan cabang di LA kemarin."

"Baik, Tuan."

"Aku ingin segelas cappuchino"

"Siap, Tuan!"

**


"Zela? Kau tidak pulang?"

Seorang gadis yang sedang menelungkupkan wajahnya di atas tumpukan kertas penuh coretan tampak mengerjapkan matanya, tersadar jika para rekannya sudah mulai berdatangan.

"Jam berapa sekarang?" gumamnya dengan suara serak kemudian meraih kacamata bergagang putihnya. Gadis itu tampak serius menatap jam mungil di pergelangan tangannya.

"Jam tujuh, Azela. Sebaiknya kau tidak menggunakan jam tangan sekecil itu lagi."
Gadis yang dipanggil Azela itu hanya menunjukkan cengiran khasnya melihat Karin teman terdekatnya menggelengkan kepala.

Hot Guy and Little Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang