Note to Start

19.3K 1.5K 85
                                    

Sejujurnya, aku tidak tahu bagaimana cara mengawali sebuah catatan dengan baik dan benar. Jadi, kuputuskan tidak salah kalau aku mengucap salam perkenalan.

Halo, namaku Calter Prudens. Saat menulis ini, aku berusia lima belas, tapi saat kalian membacanya, aku mungkin sudah tua atau bahkan sudah mati.

Awal mula aku menulis adalah karena Sir Earnest menyuruhku untuk menyumbang catatan kecil mengenai Empire dan segala keanehan—maksudku, keunikannya agar bisa diletakkan di lembar pertama dalam Buku Sejarah Empire.

Menurutku, keberadaan Empire sendiri merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup orang-orang sepertiku, dan juga kalian yang sedang membaca catatan ini. Tanpa Empire, kita semua pastilah sudah dicaplok oleh para iblis yang berkeliaran di luar sana.

Memang, pertama kali mengetahui jati diriku yang sebenarnya, aku tidak merasa senang apalagi lega. Sebaliknya, aku marah. Marah kepada takdir karena menyeretku ke dalam permainan kehidupannya yang kejam.

Hingga detik ini, sebenarnya masih ada setitik rasa kecewa yang bersarang. Aku menyaksikan banyak kematian, kesengsaraan, dan tumpah darah dalam setiap malam di Empire. Namun ketahuilah, hal itu bukanlah yang paling buruk. Hidup akan terus berjalan, dan takdir takkan membuatnya semakin mudah.

Lagi pula, kita ini Anak-Anak Empire, bukan? Garis keturunan kita dengan para makhluk suci seperti malaikat seharusnya menjadi motivasi tersendiri. Karena hei, tidak semua orang yang menghuni Empire mewarisi hal yang sama.

Jadi, sekian. Kututup catatan ini dengan sebuah kata-kata mutiara dari mendiang kawanku: People never choose their destiny. They're chosen, by destiny.

Salam dari Empire,
-Calter Prudens

Empire: The Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang