Special 1: Bunga Lily

105 6 0
                                    

"Kau takkan bisa lari Trod," kataku sambil memegang kepala Trod.

"Kau! Kau hanya anak kecil, tidak ada bedanya dengan du..... Arrrggghhh!!!"

"Ya, ya, itu dulu ketika kau hampir membunuhku. Sekarang kembalilah."

Cahaya putih yang dipancarkan dari tanganku lama-lama memenuhi tubuh Trod. Itu teknik pembasmian terbaruku 'Cahaya Terang', membuat Trod meronta-ronta tanpa bisa berbuat apapun. Tinggal cahaya-cahaya kecil yang terbang dibawa angin.

"Sungguh merepotkan mencarimu, Trod. Akhirnya ini berakhir," kataku lega.

Tugasku sudah selesai untuk hari ini. Sudah tiga tahun sejak aku resmi menjadi paranormal, umurku sekarang sudah 25 tahun. Sungguh perjalanan yang tidak mudah. Paranormal Burgherf sudah meninggal setahun yang lalu, dia meninggal dengan damai, setelah dapat menemui putrinya dan memiliki seorang penerus. Aku tinggal di rumah Paranormal Burgherf, mendapat warisan juga segala tanggung jawab. Bagiku tidak masalah, tujuanku bukan harta namun ingin mengembalikan hantu anak-anak ke alam mereka.

Jalanku masih jauh sampai rumah. Di beberapa jalan atau gang terasa nostalgia, sebab jalan atau gang itu dulu sering aku bersama Lily, Arsel, dan Ellen lalui.

"Hahahahaha.... Itu sudah lama sekali," kataku sambil memandang langit mendung. "?!"

Aku berlari-lari, tetapi di gang itu tidak ada siapa-siapa. Aku yakin sekali tadi ada sesosok gadis berbaju terusan putih. Apa perasaanku saja? Aku yakin tidak salah lihat. Kuakui beberapa kali dalam bulan-bulan ini aku melihat hal yang sama, gadis berbaju terusan putih lewat sekilas entah itu di jalan atau gang.

"Apa halusinasiku saja karena rindu pada Lily?" tanyaku pada diri sendiri. "Kurasa aku berimajinasi. Dia sudah kembali ke alamnya, tidak disini lagi."

Tinggal satu belokan lagi dan aku sampai di rumah. Kali ini pun aku melihatnya lagi, tapi sama seperti sebelumnya, aku tidak mendapati apa-apa. Ada sesuatu di depan pintu rumahku.

"Sebuah bunga Lily? Apakah dia kembali?"

Aku melihat sekelilingku. Tidak ada siapapun kecuali desiran angin. Aku pun tersenyum seraya masuk ke rumah.

Rainy Ghost (Indonesia)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu