Chapter 1

77.9K 4.1K 168
                                    

Satu bulan yang lalu aku baru saja selesai diwisuda, setelah empat tahun berjuang untuk mendapatkan ilmu dan gelar yang baik. Aku lulus S1 dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3.84. Meski aku bukanlah peraih IPK tertinggi dari fakultas ku, namun IPK tersebut tetaplah pencapaian yang besar. Aku lulus dari fakultas FSRD (Seni Rupa dan Desain) dan program Desain Interior dengan peringkat terbaik ke 4 dari fakultas tersebut.

Banyak orang yang datang pada saat aku diwisuda. Orang tua, saudara, teman, bahkan dia seseorang spesial yang selalu menemaniku. Meski dia berusia lebih tua lima tahun dariku namun tetaplah dia yang terbaik saat ini. Dia adalah Rizal, pria pribumi asli jawa yang menarik perhatianku. Delapan bulan yang lalu aku mengenal Rizal yang bekerja disalah satu hotel bintang empat di bandung. Aku yang pada saat itu sedang melakukan survey lapangan untuk karya tugas akhir langsung terpesona padanya.

Rizal saat itu menggunakan stelan pria kantoran dengan kemeja putih polos yang memperlihatkan bentuk badan yang berisi namun tidak berlebihan dan dasi merah bermotif garis serta celana bahan yang pas dengan bentuk kakinya. Memperlihatkan karisma yang luar biasa sebagai supervisor hotel, yang membantu dan membimbingku untuk mengetahui hal penting dalam dunia perhotelan.

"Ini untuk kamu!" Ucap Rizal disaat ia mememuiku dalam acara kelulusan, sembari memberikan bunga spesial untukku.

"Kok kamu nggak bilang mau kesini?" Tanya ku balik

"Ia dong, biar surprise. Gimana kagetkan?" Jawab Rizal sambil tersenyum masgul

"Ia kaget banget. Makasih yah btw buat bunganya. Oh ia kamu mau ketemu orang tua aku nggak. Mereka ada disa..... " Ucapku terpotong saat Rizal menjawab

"Nggak usah deh, aku juga buru-buru nih, soalnya masih ada pekerjaan yang harus diselesakan!" Jawab Rizal sembari memegang tanganku dan mengucapkan salam perpisahan karena ia harus kembali kekantornya.

Aku memang berencana memperkenalkan Rizal pada kedua orang tuaku. Mereka sudah mengetahui bahwa aku gay dan mereka memperbolehkan aku berhubungan dengan pria, meski pada awalnya mereka sangat menentang dan memperlakukan aku dengan sangat kasar. Namun lambat laun hal itu berubah dan mereka kembali memperlakukan aku seperti semula. Dan rizal adalah orang spesial yang ingin aku kenalkan pada mereka. Namun hampir setiap saat aku ajak berkunjung kerumah dia selalu menolak dengan banyak alasan seperti sibuk, belum siap dan banyak alasan lainnya. Namun aku mengerti bahwa Rizal memang orang yang sedang fokus dengan karirnya saat ini.

"Anda selamat yah akhirnya lulus juga!"

"Wah kak Anda hebat nih IPKnya besar, traktirannya dong?, hehee"

Mereka adalah para junior ku dikampus dan merupakan anggota himpunan mahasiswa fakultas. Dan aku merupakan ketua himpunan sehingga para junior ku ini datang dan memberikan selamat. Oh ia namaku Rilrinanda Agusta, aku biasa dipanggil anda. Aku adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ayah dan ibuku tinggal di kota yang sama denganku. Namun jarak yang jauh untuk menempuh perjalanan ke kampus membuat aku memilih untuk menyewa sebuah ruangan untuk aku tempati hingga saat ini.

Aku memiliki tiga saudara dan sebagai anak pertama tentu aku memiliki kewajiban memberi contoh pada adikku dan membantu membiayai sekolah mereka. Ayah yang bekerja sebagai karyawan biasa memang terkadang kerepotan untuk membiayai sekolah adik-adik ku serta biaya hidup seluruh anggota keluarga. Oleh sebab itu disamping fokus untuk menyelesaikan tugas akhir, aku juga fokus kerja part time di salah satu cafe.

Adik-adik ku ini bukanlah anak kecil lagi. Mereka ada yang masih SMA, SMP dan SD, yang paling dekat umurnya dengan adalah Giovar Januri. Dia masih SMA dan kelakuannya memang agak sedikit nakal namun aku memakluminya. Karena umur yang masih muda terkadang sedikit membangkang. Sedangkan adik perempuanku satu satunya adalah Melia Mareta yang masih duduk dibangku SMP, dia adalah gadis tercantik yang pernah kulihat. Dengan menggunakan kerudung serta kulitnya yang putih membuatnya terlihat seperti gadis baik. Dan dari semua adikku dialah yang paling dewasa. Sedangkan si kecil adalah Nuno Oktobi. Menurutku dialah yang paling lucu dan pengobat untuk rasa lelah didalam keluarga. Ketika ayah dan ibu lelah bekerja maka dengan tingkah adikku yang satu itu maka segala rasa lelah dapat terobati.

Keluargaku memang keluarga yang sederhana, ayah dan ibu mendidik kami untuk selalu hidup sederhana. Namun memang kebutuhan sangatlah banyak. Selain fokus untuk menyelesaikan kuliah, aku harus bekerja untuk membantu kehidupan dan masa depan adik ku. Seperti yang kuceritakan sebelumnya, ayah yang bekerja sebagai karyawan biasa membuatnya sangat kerepotan, sehingga setelah lulus kuliah aku harus bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar

To Be Continue...

Bandung, 01 Desember 2015

The Secret Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang