part 23 - End

23.7K 758 4
                                    

Dua tahun kemudian..

Aira tengah sibuk memasak di dapur. Hari ini suaminya akan pulang dari Ausie karna ada urusan pekerjaan.

Selama seminggu Aira ditinggalkan dengan sosok pengisi hatinya setiap hari. Ia begitu rindu dengannya.

Tiba-tiba sebuah suara tangisan menginterupsi kegiatan memasaknya. Akhirnya dia pun menyerahkan pekerjaan yang belum selesai itu pada asisten rumah tangganya.

"Cup..cup anak bunda kok nangis,hm? Laper ya?" ujarnya seraya menepuk punggung kecil di dalam dekapannya itu.

Ya, anak keduanya bersama Fatir yang bernama Rafi Sharma Syahputra.

Aira mencium dengan gemas pipi bontot anaknya yang sedang berceloteh tidak jelas dalam gendongannya.

Lalu ia melihat ke sisi box bayi satu lagi di samping box bayi Rafi. Anak pertamanya yang bernama Rafaya Sharma Syahputra.

Rafa adalah anak pertamanya yang lahir lebih dulu kemudian di susul dengan Rafi beberapa menit kemudian.

Sungguh lengkap kehidupan keluarga kecil Fatir dan Aira. Aira sangat bersyukur karena telah di hadiahi dua jagoan kecilnya yang sama tampannya dengan suaminya.

Hanya saja Rafa seperti copy-an Aira tetapi dia mewarisi mata hitam milik Fatir. Tampan. Itulah kata yang pantas untuk Rafa saat ini. Meskipun dia masih kecil, namun daya tariknya sangat besar.

Aira tersenyum geli ketika tangan Rafa terulur ke atas meminta ingin di gendong juga seperti adiknya Rafi.

Umur kedua puteranya saat ini ialah 10 bulan. Tetapi hal itu yang makin membuat anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang lucu dan menggemaskan.

Setelah memberikan ASI pada kedua puteranya, Aira kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakan buatannya.

Saat ia tengah sibuk menuang opor ayam ke mangkuk, tiba-tiba sepasang lengan kekar melingkar memeluknya dari belakang.

Awalnya ia begitu terkejut, tetapi ia sangat hafal dengan aroma tubuh Fatir. Ia tersenyum lebar ketika Fatir menyium tengkuk dan bahunya berkali-kali.

"Aku rindu padamu,sayang" ucap Fatir sembari menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Aira. Ia begitu merindukan aroma istrinya yang sangat manis dan memabukkan.

Aira menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang keluar dari mulut mungilnya ketika Fatir meremas dadanya dan memberikan ciuman dan gigitan pada bahu Aira.

Tidak cukup sampai disitu, Fatir membalikkan tubuh Aira dan segera menyerang bibr ranum istrinya yang begitu menggoda baginya.

Awalnya Aira ragu untuk membalasnya, tetapi Fatir semakin memperdalam ciumannya dan menggigit kecil bibir bawah Aira.

Fatir segera merangkul pinggang Aira, kalau tidak Aira akan merosot ke lantai karna terbuai dengan ciumannya.

Selesai mencicipi bibir mungil Aira, Fatir lalu menyium rahang Aira turun ke lehernya. Ia membuat tanda bahwa Aira adalah miliknya.

Aira sangat menikmati perlakuan Fatir yang sangat lembut tapi bergairah.

Tiba-tiba Fatir meremas gundukan Aira yang semakin besar pasca melahirkan kedua puteranya.

Aira melenguh dan itu membuat Fatir makin gencar ingin merasakan ASI Aira secara langsung seperti kedua anaknya.

Tiba-tiba suara tangisan bayi menggema di seluruh ruangan dan itu membuat Fatir menggeram tertahan.

Aira tersenyum kecil lalu menyium sekilas bibir suaminya lalu meninggalkan Fatir yang lemas karna tidak rela melepaskan Aira.

Aira melihat Rafa menangis dan segera menggendong anak pertamanya itu. Ia memukul-mukul pelan punggung anaknya sembari menyanyikan lagu untuk Rafa agar segera tidur.

Fatir yang melihat istrinya dari depan pintu tersenyum bahagia. Ia mengakui Aira sangat telaten mengurus kedua puteranya seorang diri.

Namun hal itu membuat Fatir cemas akan kondisi Aira karna kelelahan mengurus kedua anaknya.

"Sayang, kita sewa baby sitter aja ya. Kamu nanti kecapekan" Fatir membelai rambut Aira dengan sayang lalu melihat ke arah puteranya, Rafa yang tengah tersenyum lebar padanya.

Fatir tertawa lalu segera menggendong anaknya dari gendongan Aira. Hilang sudah capeknya karna melihat anaknya yang begitu tertawa senang di dalam gendongan Ayahnya.

"Sepertinya anak Ayah kangen sama Ayah ya?" ucap Fatir lalu memberikan ciuman-ciuman kecil di seluruh wajah Rafa.

Aira mengambil Rafi yang ikut juga menangis dari box bayi nya.
"Aku tidak mau pake baby sitter,Fat. Aku ingin merasakan menjadi ibu seutuhnya karna berhasil mendidik anak-anak dengan tanganku sendiri" ucap Aira sembari memberikan senyuman manisnya pada Fatir.

Fatir sungguh beruntung mempunyai istri yang begitu sabar dan pantang menyerah mengurusi rumah tangga mereka.

Ia tidak menyangka Aira semakin dewasa setelah melahirkan kedua anaknya.

Fatir mencium kening Aira dengan sayang. Ia berjanji akan selalu menjaga keluarga kecilnya meskipun halangan yang sesulit apapun. Karna ia yakin cinta untuk Aira begitu juga sebaliknya sangat besar dan kuat sehingga apapun masalahnya ia dan Aira mampu menghadapinya bersama.

End

Tadaaaa!!!
So hurts resmi berakhir yaaa..
Maaf ending nya udah menstream atau ngga dapet feelnya sama readers..
Author masih penulis amatir dengan pemikiran yang masih belum luas..


SO HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang