Chapter 1

56.5K 614 3
                                        


Amber menengadahkan kepalanya ketika mendengar pintu ruangannya diketuk, dan menemukan sekretarisnya, Shay berdiri di depan pintu, "Nona Amber, Tuan Patrick dan tamunya sudah berada di ruang meeting."

"Terima kasih, Shay. Aku akan kesana sebentar lagi." Amber tersenyum dan menutup jurnal yang tengah diperiksanya. Ketika Shay menutup pintu, Amber segera berdiri dan merapikan jasnya. Ia berjalan menuju kamar mandi pribadinya dan berkaca.

Sosok yang ditampilkan di kaca adalah sosok seorang wanita karier sejati. Seorang wanita yang mengetahui apa yang diinginkannya dan akan mendapatkannya.

Setelah merapihkan dandanannya yang sebenarnya sudah sempurna, Amber berbalik dan bersiap menemui partner Patrick yang baru. Calon partner, lebih tepatnya.

Patrick adalah kekasih Amber selama setahun terakhir ini. Mereka bekerja bersama dalam satu perusahaan, perusahaan milik Patrick yang berjalan dalam dunia perhotelan dan restaurant. Kehadiran Amber dalam perusahaan itu sendiri sebenarnya adalah permintaan dari kakek Patrick sendiri, Benjamin yang sangat mengagumi bakat dan kepribadian Amber.

Sayangnya, ketika Amber bergabung, kerusakan dalam perusahaan itu sendiri sudah nyaris tidak dapat diperbaiki. Karenanya, kehadiran partner baru yang sesaat lagi akan ditemuinya sangat berarti. Ia akan mengerahkan segala daya jualnya untuk mendapatkan partnership dari sang calon partner.

Dengan penuh kepercayaan diri, Amber segera melangkah meninggalkan ruangannya dan menuju ruang meeting.

"Hi, Sayang." Patrick segera mendatangi Amber dan mengecup keningnya ketika melihat gadisnya membuka pintu. "Mari kukenalkan dengan temanku." Patrick menggandeng tangan Amber dan membawanya ke sosok pria yang berada di balik kursi meeting.

Ketika sang pemilik kursi membalikkan kursinya, Amber merasa jantungnya berhenti berdetak. Dan ia terus berharap selamanya berhenti berdetak.

Patrick tersenyum dan berkata, "Amber, kenalkan. Ini adalah Calleb." "Siang, Amber." Sang calon partner mengambil tangan Amber dan mengecupnya.

*****

9 Tahun Lalu...

"Siang, Amber." Caleb mengambil tangan Amber dan mengecupnya. Amber tersenyum malu mendapatkan perlakuan seperti itu. Pipinya merah merona secara alamiah, membuat Caleb tersenyum semakin lebar.

"Caleb, berhenti mengganggu semua sahabatku." Joanna berteriak keras ketika kakaknya menggoda sahabatnya.

"Aku hanya memperkenalkan diri dengan sopan, Joan." Calleb membela dirinya sambil tersenyum jahil.

"Oh, lihat dirimu, Amber. Kau merona!" Jo berteriak keras.

Rona di pipi Amber semakin merah ketika gadis itu menyangkalnya, "mungkin karena panas udara saja, Jo." Amber melirik sekilas ke arah Calleb dan kembali menundukkan kepalanya ketika menemukan pria itu sedang menatapnya.

Siapapun akan merona malu jika mendapat perlakuan seperti itu dari Calleb. Calleb seperti anugrah yang terlahir ke dunia. Ia tinggi dan tegap. Berkulit tembaga dengan rambut gelapnya yang membuatnya terlihat sedikit misterius. Matanya terlihat cerdas, dan seingat Amber, Calleb memang sangat cerdas dari cerita - cerita yang diceritakan Jo.

"Kau boleh menggoda gadis manapun, kecuali sahabatku. Ingat perjanjian kita, Calleb!"

"Well, apa kau merasa tergoda, Amber?" Calleb menaikkan salah satu alisnya. "Tidak, tentu saja tidak." Amber segera menyanggah, dan langsung membenci intonasi suaranya yang meninggi.

Forgetting HimNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ