01. Permulaan

530K 15.9K 320
                                    

Langit begitu cerah dan sinar matahari begitu terik dan tidak mendukung suasana saat itu.
Seorang wanita cantik bak peri berdiri di balik pohon besar di samping jalan menatap sedih ke seberang sana. Matanya memanas dan wanita itu kembali menangis untuk kesekian kalinya. Seharusnya dia yang di sana. Duduk berpelukan dengan orang yang paling dia cintai. 


Wanita itu mengamati suaminya dengan orang yang mempunyai ciri fisik sama sepertinya dulu. Wajah, rambut, mata, dan penampilan. Tapi aura yang berbeda. Wanita itu mengelus perutnya yang buncit. Seharusnya ia bahagia dengan kehamilan pertamanya. Tapi itu hanya tinggal khayalan saja. Dia ingin memeluk lelaki itu. Ia sangat merindukan suaminya.


Dia tahu, suaminya tidak bahagia di sana. Nampak jelas dari pancaran matanya. Pancaran mata yang sudah sangat dia hafal.

"Sampai kapan seperti ini terus, Rica?" tanya seorang lelaki tampan di belakangnya. Yang tak lain dan tak bukan adalah Farel Wijaya Clinton. Yang menyimpan perasaan lebih kepada adiknya Erica Arianna Clinton. Perasaan yang hanya sebatas kakak dam adik tentunya.

"Sampai dia melirikku...," ucap Erica sedih, "tapi rasanya mustahil, karena dia tidak mengenalku," lanjutnya menghapus air matanya.

"Kau benar, tapi percayalah, dia akan kembali," hibur Farel pada adik kesayangannya itu.

"Aku tidak yakin, Farel. Wajahku sudah tidak sama lagi," ucap Erica sedih.

Itu memang benar. Wajahnya tidak seperti dulu lagi. Wajahnya sudah berbeda akibat di siram cairan kimia berbahaya yang membuat wajahnya gosong. Meskipun wajahnya yang sekarang jauh lebih cantik. Tapi apalah artinya punya wajah cantik, kalau ia tidak bahagia.

"Kalian saling cinta, dan cinta tahu ke mana dia akan pulang. Kita tunggu saja, kau akan mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah," ucap Farel lagi yang tak tega melihat kesedihan adik bungsunya itu akibat ulah dari Erina Arianna Clinton.

"Ya, semoga saja. Antar aku pulang," pinta Erica dengan lirih.

Farel hanya menurut dan menggiring Erica menuju mobilnya.

•°°°•

Sementara di tempat yang tadi diamati Erica, seorang pria tampan tapi berwajah murung itu duduk termenung.

Entah kenapa dirinya tidak merasa bahagia. Padahal seharusnya ia berbahagia karena bisa menikahi pujaan hatinya.

Awal menikah ia memang bahagia, sangat bahagia malah, tapi sejak istrinya datang ke kantornya untuk pertama kali, ia merasa ada yang berbeda.

Bahkan pria tampan itu merasakan cintanya yang begitu besar pada istrinya dulu sirna begitu saja.

Tidak ada lagi tawa, senyuman, pelukan hangat, dan juga debaran jantung yang dulu selalu menggebu.

Tidak ada hubungan badan, tidak ada ciuman hangat dan tidak ada lagi kehangatan rumah tangga mereka.

Ia merasa berbeda, aura istrinya berbeda. Ia memang merasa bersalah kepada istrinya karena selalu menolak hubungan badan dan kontak fisik dengan istrinya.

Bahkan lelaki itu jarang pulang. Ia lebih tenang tinggal di apartemen miliknya. Namun entah mengapa di apartemen, ia merasakan kehadiran istrinya. Sama seperti dulu saat mereka masih berpacaran.

Saat lelaki itu di teras rumahnya, ia sering kali melihat seorang wanita dengan perut buncitnya dan sangat cantik bak peri mengamatinya dengan tatapan rindu?

Ia ingin menyapa tapi istrinya selalu menghalangi niatnya.

Jantungnya tahu kepada siapa ia berdebar. Dan itu terjadi saat ia bertatapan langsung dengan wanita yang mempunyai mata indah berwarna biru laut itu sama seperti mata istrinya.

Entah kenapa ia merasa bahwa wanita itu adalah istrinya yang sesungguhnya. Tapi ia sadar, wajahnya berbeda dengan istrinya.

Entah ke mana perginya perasaan yang dulu pada istrinya. Dan parahnya lagi, ia tidak menemukan kenyamanan seperti yang dulu pada istrinya.

Itu membuatnya bimbang, bingung juga frustrasi. Apa yang salah dengan dirinya? Dan entah mengapa hatinya selalu merasa bersalah yang entah untuk siapa saat ia mencoba mencintai istrinya itu kembali.

•°°°•

Amour VraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang