1.7

5.5K 848 535
                                    

28 januari 2014
07.00 pm

Calum

"quine lo kurang cepet ngocoknya."

"langsung masukin aja deh lum."

"kenapa sih? kocok aja dulu yang kenceng."

"kalo kekencengan takut moncrot ke muka gue elah."

"udah nggak papa nanti gue bersihin, kocok cepet."

quine pun ngocokin tambah kenceng. "anjrit, tuhkan moncrot."

"nih tisu, lap dulu." gue ngasih tisu dan bantuin lap cairan putih yang ada di muka quine.

"gimana nak calum? quine?" mamanya quine tanya dari ruang tamu.

"ini mah tumpah milkshake vanillanya, gara-gara calum." jawab quine, terus mamanya nyamperin kita di dapur.

gue nyengir. "untung belom dimasukin es batunya."

"ya udah nggak papa, maaf juga ya cal, blendernya lagi rusak." gue cuma ngangguk.

malem ini gue diajak makan malem sama quine di rumahnya, kata dia papanya mau ngomong sama gue.

gue duduk di ruang makan, dan akhirnya papa quine yang daritadi menyembunyikan diri muncul dan duduk di hadapan gue.

"pa ma, ini calum." kata quine pelan, gue senyum ke kedua orang tuanya.

"ganteng loh calum ini." kata mamanya.

"jelek, mukanya kayak pak min." papanya angkat bicara, dan nyelekit.

"ih pak min ganteng tau." kata mama quine yang dibalas tatapan sinis dari suaminya.

gue cuma senyum, harus murah senyum. gue harus bisa ambil hati papanya quine biar dia restuin hubungan gue sama quine.

"kamu mantannya nadine kan? berani-beraninya sekarang malah mau macarin quine." semprot papa quine.

gue garuk-garuk tengkuk leher, serius amat pak. "sama nadine cuma bentar kok om, lagian nadine juga yang mutusin saya."

"maksud kamu nanti hubungan kamu sama quine juga bakal sebentar? anak saya cuma buat koleksi kamu aja? hellow mimpi aja loe bro."

"pa, ngomongnya nggak usah sampe hujan ke makanan mama, belom sempet di makan." kata istrinya sambil nutupin nasi goreng di meja.

"saya tulus om sama quine, janji bakal saya jagain 24 jam." gue memelas dikit.

"papa lebih setuju kamu sama louis, dia anaknya baik loh. papa agak sedih denger berita kamu putus sama dia." katanya ke quine.

wah wah, ngajak berantem ini bapak ngomongin louis depan gue. nggak ngerti anaknya pernah disuruh pulang sendiri malem-malem.

quine naruh sendok sama garpunya. "papa mau liat aku seneng kan?"

papanya juga ikutan naruh sendok. "iya mau, tapi muka dia nggak keliatan kayak orang yang bisa bahagiain kamu." papanya nunjuk gue.

"sebelom dia jadi pacar quine, dia udah bahagian aku kok, pa." terharu gue asli.

setelah itu papanya quine liat gue, tajem banget liatnya, menusuk mata.

twitter • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang