part 7

11.6K 658 5
                                    

Fatir seperti orang kesetanan membawa Aira ke uks. yang benar saja jarak kelasnya dengan uks agak jauh makanya ia panik. ditambah Aira yang ternyata pingsan di gendongannya.

saat sampai di depan pintu uks pun ia berteriak memanggil para dokter yang berasal dari murid SMA Tanubrata.

dia juga bingung mengapa dirinya sangat takut melihat kondisi Aira yang begitu pucat sekaligus mimisan di hidungnya.

"dia kayaknya kurang istirahat. kalau keadannya makin buruk bawa saja ke rumah sakit" itulah kata salah satu dokter siswa yang memeriksa keadaan Aira.

ia memilih menelungkupkan kepalanya dikasur tempat di baringkannya Aira. ia panik bukan main. entah kenapa ia takut.

karna terlalu sibuk memikirkan apa yang terjadi dengan sosok gadis yang terbaring lemah dengan wajah yang pucat, tiba-tiba tangannya di genggam seseorang.

ia mendongak. matanya bertubrukan dengan mata hazel indah milik sang empunya. ia merasakan kehangatan dan kerinduan di dalam sana.

"kau..baik-baik saja?" suara itu menyadarkannya.

"seharusnya aku yang menanyakan seperti itu, bagaimana keadaanmu?" ia terkekeh mendengar pertanyaan konyol dari gadis di depannya ini.

"maaf. karna aku, kamu pasti kerepotan kan? mana badan aku yang berat ditambah jaraknya yang jauh pasti kamu kesusahan bawanya" sesalnya. lagi-lagi Fatir menahan senyum gelinya melihat Aira sangat cerewet padahal ia baru saja sadar.

"yaiyalah berat. capek nih.." keluh Fatir pura-pura

"tuhkaan..makanya jangan diangkat deh kalo ngga ikhlas. kan ngga ada yang minta di bawa kesini" Aira memberenggut karna Fatir tidak ikhlas menolongnya.

Fatir menjitak pelan kepala Aira membuatnya mengaduh kesakitan. Aira tertawa melihat muka bersalah Fatir.

"eh tunggu deh,Fat.." jeda Aira tiba-tiba di sela candaan mereka. Fatir menatap bingung Aira.

"kenapa?"

"ini hari kita tampil nyanyi kan?" selidik Aira. Fatir mengangguk.

"ASTAGAA FATIR!!! KAMU KOK NGGA NGINGETIN AKU SIH?! INI JAM BERAPA? OH YA AMPUN.." desah Aira dengan gusar.

Fatir menutup telinganya reflek mendengar teriakan maha dahsyat dari Aira.

"ngga usah heboh juga kali,Ra. udah ah, udah jam 12 juga udah mau selesai jam nya" ucap Fatir santai.

"iih ngga boleh gitu. aku mau ke kelas sekarang. ayo!" Fatir menahannya.

"eh mau kemana?"

"ke jonggol. ya ke kelas Fatir oon" Aira memutar bola matanya jengah dengan kelemotan Fatir.

"eh jangan!! kamu masih belum baikan,Aira"

"aku udah sehat,Fatir. udah ayo cepetan" desak Aira makin menyeret tangan Fatir keluar dari pintu uks.

saat bersamaan Aira membuka pintu tersebut, seseorang juga sedang mendorong ke dalam untuk membuka pintu tersebut.

"kak Taufik?" gumam Aira.

"akhirnya ketemu juga" Taufik mendesah lega ketika objek yang ia khawatirkan sekarang sedang baik-baik saja.

"udah baikan?" ia langsung memegang dahi Aira menerka-nerka apakah Aira masih demam atau tidak.

"udah kok kak" jawab Aira dengan tersenyum membuat Taufik merasa nyaman melihat senyum itu. senyum yang indah batinnya.

namun, ternyata ada satu orang lagi yang berada di dalam ruangan itu yang menatap tidak suka kedatangan Taufik.

Fatir menatap tajam Taufik dan itu membuat yang ditatap membalas tatapan tersebut.

ia langsung menarik tangan Aira dan menyembunyikannya di balik punggungnya, takut-takut Taufik akan melakukan sesuatu kepada Aira.

Taufik tersenyum miring. Fatir yakin itu bukanlah senyuman melainkan seringaian. ia juga yakin Taufik mendekati Aira karna ada maksud di dalamnya.

"long time no see.." Taufik tersenyum miring ke arah Fatir. suara yang sangat dalam dan menyeramkan.

Aira merinding melihat senyum itu.

ada apa ini? batinnya cemas.

Fatir merasakan dingin tangan Aira sehingga ia menggenggamnya erat memberikan ketenangan untuk sosok di belakangnya saat ini.

"gue cuman mau ketemu sebentar sama Aira,boleh?" Fatir menoleh sebentar melihat ekspresi Aira yang tampak biasa saja.

aku harus menanyakannya sekarang. tekad Aira dalam hati

Aira melepaskan genggaman tangannya dari Fatir, Fatir merasakan sedikit kehilangan.

"ya udah,ayo" putus Aira langsung tanpa banyak berpikir.

Fatir membelalakkan matanya terkejut. ia pun menahannya.

"jangan! Aira harus istirahat sekarang" aura dingin Fatir keluar kembali, padahal sudah 3 minggu lebih ia tidak tampakkan di depan Aira.

"gue bakalan jagain dia kok. tenang aja" suara Taufik seakan akan menjawab keresahan di dalam mata Fatir.

"gue ngga percaya sama lo" ucap Fatir tersenyum sinis.

"Fat, kamu kenapa jadi seram gini sih? aku takut tau" kata Aira polos yang langsung di hadiahi senyum mengejek dari Taufik.

Fatir menatap tajam mata Aira dan itu membuat Aira ketakutan.

"kalo lo tatap Aira kayak gitu, dia bakalan takut bodoh" Taufik menekankan kata bodoh untuk Fatir.

Aira yakin aura permusuhan antara dua orang manusia ini sangat kental.

ia pun memutuskan pergi meninggalkan sosok yang kembali menjadi dingin saat ini.

Fatir tidak habis pikir mengapa Aira mau saja diajak dengan manusia iblis seperti Taufik.

ia segera bergegas keluar dan mengikuti langkah mereka mendengar apa saja yang mereka katakan nanti.

namun, tiba-tiba seseorang menahan lengannya membuat ia menoleh ke samping melihat siapa yang lancang memegang lengannya tanpa sepengetahuannya.

Fatir tidak suka itu!

"h-hai,Tir.." sapa canggung dari bibir mungil gadis itu.

Fatir menatapnya datar seolah-olah ia tidak melihat siapa yang menyapanya saat ini.

Putri hanya bisa meringis melihat Fatir menatapnya seperti tidak nampak. ya, gadis itu Putri masa lalu Fatir.

"kamu mau ngejar mereka?" seakan tersadar Fatir langsung melepaskan tangan mulus itu dari lengannya.

baru juga Fatir ingin berlari, lagi lagi ia ditahan sama gadis yang sempat membuat dunianya serasa begitu indah.

Fatir menatap tajam Putri. namun tak sedikitpun Putri takutkan.

"lebih baik kamu ngga usah nyusul mereka. Aira akan baik-baik aja bersama Taufik"

Fatir tersenyum sinis. "gue ngga yakin dengar pernyataan yang lo kasih ke gue. karna gue tau KEBUSUKAN kalian selama ini"

"itu semua yang kamu pikirkan salah,Tir. kamu salah paham. kamu mau tidak mendengarkan alasan yang sesungguhnya biar kamu ngga benci sama aku,Tir? aku sayang sama kamu" ucap Putri sendu menunduk agar Fatir tidak melihatnya menangis saat ini.

seketika tatapan Fatir berubah. ia juga merasa bersalah. ia menangkup kedua pipi Putri membuat empunya mendongak menatapnya.

Putri yakin Fatir masih mencintainya. ia bisa melihat tatapan itu. tatapan rindu,sayang,kecewa dalam waktu yang bersamaan.

bisakah kita kembali seperti dulu? batin Putri

Halloo..
Maaf baru update lagi:(
Tugas numpukk.
Vommentnya juga yaa jan lupa:)




SO HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang