part 6

13.4K 752 0
                                    

Author pov*

"Nuu!!! cepetan, ntar macet" teriak Arnold ketika ia melewati kamar Aira.

tiba-tiba pintu kamar Aira terbuka.

Arnold terlonjak kaget melihat Aira membuka pintu kamarnya.

"biasa aja tuh muka" ucap Aira merasa tersinggung mendapat tatapan dari kakaknya yang mengisyaratkan ia seperti hantu.

"yee..kamunya juga sih langsung main buka pintu aja. kakak kan ngga siap. coba tadi yang buka pintu itu makhluk halus beneran gimana?" sewot Arnold tidak terima.

"iiih..jadi kakak bilang Nunu ini makhluk halus,iya?" Aira mulai emosi karna pagi-pagi sudah dibuat marah-marah oleh kakaknya.

"kalian jangan bertengkar terus, itu jam udah jam 6 sini turun sarapan dulu" teriak Keyra karna mendengar anak-anaknya adu mulut dari ruang tengah.

"kak Nono sih bund bilangin Nunu hantu" adu Aira sambil mengurucutkan bibirnya kesal.

"dih dih itu bibir biasa aja. minta dicabein?" ucap Arnold yang membuat Aira makin kesal.

untung saja ayah mereka ikut bergabung sarapan, coba kalau tidak Aira sudah tidak bisa membayangkan bagaimana nasib ruang makannya.

"udah,No. kamu jangan gangguin adik kamu terus. dan juga Nu, kamu berangkatnya bareng kakak kamu" ujar Bima tegas membuat Aira tersedak nasi gorengnya.

Keyra membantu Aira untuk minum.

"ba-bareng kak Nono, Yah?" ucap Aira sesekali melihat ke arah kakaknya yang sedang mengejeknya.

"iya,sayang. Mang Budi hari ini sakit. kamu sama Nono aja dulu ya" Keyra ikut menimpali ucapan Bima.

"ngga ngga mau ah. Nunu perginya naik taksi aja atau ngga naik bus gitu" tolak Nunu keras.

"Nunu, hargai keputusan orang tua" ucap Bima tegas yang artinya itu tidak bisa dibantah.

mau tidak mau ikhlas tidak ikhlas suka tidak suka Aira pun menyetujuinya.

"kak, pasti kamu yang minta sama bunda dan ayah kan biar kita perginya bareng?" Aira menatap tajam Arnold yang sedang serius menyetir.

ya, mereka sudah berangkat dan mengendarai mobil sport milik Arnold.

Arnold melirik sekilas ke arah adiknya dan terkekeh melihat tatapan dan ekspresi Aira.

"slow down sister. kamu ya suudzon mulu sama kakakmu yang ganteng ini. Mang Budi emang sakit,Nu. apa perlu kakak anter ke rumahnya bentar pas pulang sekolah?" tawar Arnold. ia berusaha bersikap tenang untuk menghadapi adiknya yang keras kepala itu.

Aira tampak berpikir sebentar lalu bersuara kembali. "tapi kalo ntar anak-anak sekolahan liat aku turun dari mobilnya kak Nono gimana? hueee ngga mau ya kalo nanti aku dilabrak sama fans fans kakak. ih amit-amit" racau Aira di dalam mobil.

Arnold terbahak mendengar ocehan Aira. ia benar-benar terhibur pagi ini karna bisa membuat adiknya cerewet dari rumah.

"mereka ngga bakalan tau lah,Nu. kan kakak biasanya berangkatnya naik motor" jelas Arnold. tapi itu masih membuat Aira tampak ragu.

"tapi pasti ada beberapa yang tau kan kak?" todong Aira lagi.

"ya ada lah pasti. tapi anak osis doang" ucap Arnold santai.

Aira berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya kesal. ia memikirkan segala cara apabila nanti anak SMA Tanubrata mendapatinya berangkat bersama ketua osis SMA Tanburata itu.

Arnold menarik hidung Aira untuk menyadarkannya bahwa mereka sudah sampai.

"apaan sih? sakit tau" teriak Aira.

SO HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang