Sepertinya dugaan ku benar, Gerald bukan laki-laki biasa. Dia mendekati Kirana dan Shifa dengan maksud tertentu. Mendadak nafsu ku untuk minum malam ini menguap entah kemana. Aku pun langsung pulang ke rumah, setelah sebelumnya aku pamit pada Rama yang sedang merayu dan meraba-raba seorang wanita, aku yakin itu adalah mangsa Rama malam ini. Tapi peduli setan, toh itu urusan Rama.

Aku mengendarai Porsche ku dengan kecepatan hampir menyentuh maksimal. Tapi aku tidak peduli, yang ku butuhkan saat ini adalah berada di bawah guyuran shower dan melupakan sejenak masalah yang kuyakini pasti akan datang setelah ini.

***

*Shifa pov*
Aku terbangun dari tidurku. Ya setelah kemarin berhasil menggores pergelangan tangan kanan ku, aku sempat pingsan tak sadarkan diri. Aku meraba pelan bekas goresan tersebut. Apa yang sudah ku lakukan? Kenapa aku melakukannya lagi?
Aku memang pernah sekali sebelum kejadian kemarin. dan aku melakukan itu saat orang tua-ku memutuskan berpisah. Kenapa aku harus memikirkan semua kesialan ku?
Aku berdiri dan pergi menuju kamar mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Aku sudah menduduki kursiku di kelas. Tiba-tiba saat mataku tak sengaja melihat kearah kursi si cupu yang kosong, aku merasa aneh. Dimana si cupu itu? biasanya dia datang paling awal dan pagi dari yang lainnya. Hey, apa yang aku pikirkan? si cupu? apa apaan aku ini.
Hingga bel istirahat berbunyi pemilik kursi itu masih saja kosong. Apa dia kesiangan?
Aku bangkit dari dudukku, saat didepan kelas aku bertemu dengan Kirana. Seperti biasa ia mengajakku untuk ke kantin bersama.

Bel pelajaran selesai, para murid dengan semangat memasukkan barang-barangnya kedalam tas dan berhambur keluar kelas. Aku dengan santai keluar paling terakhir dari kelas itu.
Aku berjalan ke arah parkiran menuju mobil sport merah-ku. Aku masuk kedalam mobil lalu aku meninggalkan sekolah. Bukan berarti aku pulang kerumah, tapi aku ingin mencari ketenangan diluar. Aku terus menjalankan mobilku hingga berhenti disebuah taman yang cukup luas. Taman ini ada sebuah danau yang bersih.

Aku berjalan sedikit mendekat kearah danau hingga aku dapat menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhku. Kupejamkan mataku. Aku mencoba merilekskan badanku. dan menikmatinya. Tapi tiba-tiba tanganku terasa tertarik kebelakang. aku melihat seseorang menarikku dan dibawanya lari. hingga seseorang itu membawaku ke suatu gudang di sebuah cafe. Apa-apaan ini?
"Lo siapa?"

***

-Radi Pov- 

Hari ini aku memutuskan untuk tidak berangkat ke sekolah. Aku berusaha mengorek informasi tentang gerald, dan hubungannya dengan shifa. Pertama-tama aku memutuskan untuk bertemu dengan orang kepercayaan rama. Namanya Hadi, dia adalah salah satu mata-mata dengan bayaran termahal di Indonesia. Dengan usianya yang masih muda dan kemampuannya, aku mengerti mengapa ia mematok harga selangit.

"Had gue mau ketemu sama elo, ada sesuatu yang mau gue tanya"

"Pasti soal Shifa, gue tunggu lo di Café Gellate. Jam 8 pagi, jangan telat. Gue tau lo cabut dari sekolah"

"Oke, loh kok lo tau gue cabut dari sekolah? Bangsat, gue baru inget lo itu mata-mata"

Sambungan telefon pun dimatikan. Aku bergegas menuju ke Cafè Gellate secepat yang aku bisa. Karena Prahadi adalah orang yang perfeksionis, jika kau telat 1 menit saja dari waktu yang ditentukan, mungkin dia sudah pergi.

"Lo gak se lelet yang gue kira. Jam 8 kurang 4 menit"

"Gue juga dating buru-buru biar lo ga keburu pergi. Yaudah lah langsung aja gue ngomong to the point, apa yang lo tau soal Gerald?"

"Buat apa sih inforrmasi soal Gerald? Kayanya ga penting juga"

"Gue tau lo menjaga kode etik lo, tapi gue butuh informasi itu. Gue gamau Shifa deket sama orang yang punya maksuud jahat ke dia"

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang