Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Matanya terpaku ketika foto anak kecil dengan foto tante Resna dan satu lagi entah siapa seorang Pria berambut panjang, rasa penasaran semakin membuat Ali mengerenyit foto anak kecil itu seperti pernah dilihatnya, siapa anak kecil itu?

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Matanya terpaku ketika foto anak kecil dengan foto tante Resna dan satu lagi entah siapa seorang Pria berambut panjang, rasa penasaran semakin membuat Ali mengerenyit foto anak kecil itu seperti pernah dilihatnya, siapa anak kecil itu?

"Tante kedapur dulu ya kamu duduk aja" ucap Resna, Ali balas terseyum dan menganggukan kepalanya.

Apa Prily punya kakak? Atau Prily punya saudara yang sama? Tapi anak kecil itu Ali yakin pernah melihatnya meskipun entah dimana.

"Ali?"

Ali kembali tersadar dan melihat Prily yang turun dari tangga, memakai hot pand pendek dan kaos putih polos wajahnya terlihat sangat cantik rambut yang terkuncir dan beberapa anak rambut yang terjatuh.

"Maap ya bunda emang sedikit pemaksa" Prily tersenyum canggung memberikan senyuman kucingnya, pipinya masih sedikit biru bekas cengkramanya.

Ali mengangguk menandakan merasa tidak terganggu ingin bertanya foto itu tapi harus memulai dari mana, akhirnya Ali hanya mengucapkan.

"Aku pulang aja" balas Ali.

Prily tersenyum merasa aneh mereka memang pacaran tapi pacaran mereka terbilang tidak normal tak pernah mengumbar kemesraan.

"Mau kemana? Dimakan dulu Ali" Resna keluar dengan dua cangkir teh dan kue keju, Ali sama sekali ga nyangka kalau wanita secantik itu melakukan segala hal sendiri setahunya Resna artis papan atas dan sibuk tapi dirumah yang besar ini Ali tidak sama sekali menemukan pembantu. 

"Prily sayang ajak Alinya jalan-jalan di belakang, bosan kali" Ali tertegun dan tersenyum kaku, baru kali ini dirinya gugup, Prily mengangguk memberi kode kearah Ali agar mengikutinya.

Ali mengikuti Prily berjalan di depanya kunciran rambutnya bergerak kekiri dan kanan kulitnya yang putih memancarkan kecatikan gadis itu, di depanya terhampar taman tidak terlalu luas tapi cukup sejuk, Prily berjalan menghampiri satu buah ayunan kayu yang terlihat kuat.

Dia duduk dan memakai bantal yang tersedia disana untuk menutup paha mulusnya, Ali tersenyum kecil dan ikut duduk di sebelah gadis itu,

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Dia duduk dan memakai bantal yang tersedia disana untuk menutup paha mulusnya, Ali tersenyum kecil dan ikut duduk di sebelah gadis itu,

"Rumah yang bagus" Ali tersenyum memalingkan wajahnya, pipi Prily bersemu dan mengangguk.

"Ini rumah warisan kakek, dulu" ucapanya terhenti ketika dia sadar tak seharusnya dia mengatakan itu pada cowok disampingnya, Ali mengerenyit menunggu kata-kata Prily selanjutnya.

"Di minum tehnya" Prily dengan cepat mengalihkan pembicaraan, Ali menjadi kaku, apa gadis ini gak seburuk yang dia pikirkan, tapi dia cepat menepis pemikiran simpatinya, Ali melihat memar di pipi Prily mungkin terasa sakit, tangannya terulur meraba pipi gadis itu, Prily tertegun matanya tertutup takut.

Namun tak di duganya Ali hanya mengelusnya lembut dan tersenyum lembut melihat ketakutan Prily.

"Buka mata kamu" mata Prily perlahan membuka matanya menatap senyuman Ali yang memabukkan baginya, membuat jantungnya berdetak tak karuan sudut bibir Prily perlahan membalas senyum cowok didepanya, seakan senyuman mereka menandakan mereka saling membutuhkan.

MIKIE & MINIE (On Hold)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum