Kawin Kontrak- Bab 3

285K 12.2K 166
                                    

jumpa lagi.... di hari senin, yang artinya hari untk aplot KK. Kemaren mau aplot cepet ternyata vote mandeg di angka 57. gak apa-apa temin-temin sodariku tersayang. pan hari ini eke aplot. jadiiii.... hari ini gamenya apalagi ya buat aplot bab 4 KK. oke masih main vote aja ya. kalo misalnya vote masing-masing bab dari prolog sampe bab 2 masing-masing dah nyentuh angka 60 sebelum hari jum'at, eke aplot cepet KK, tanpa nunggu hari senin minggu depan. piye.... wakakakakakakakakak... dari itu semua, eke mau bilang buat semua reader eke yang sudah setia menunggu KK, kalian semua teman eke yang sangaaatttt baik, karena sudah mengapresiasi KK sejauh ini. tetap setia dan lov me always yaaa... (cos i will love you always....)--->kayak lagunya sapa yak? wakakakakkakakk

cekidot....

BAB 3

ENDO

 

"Perusahaan itu sebetulnya bukan urusanku lagi. Dia sudah memiliki manajemennya sendiri."

Wanita di ponsel itu masih saja terus merajuk. Endo mendesah pelan mendengarnya memohon di ponselnya hingga sebuah nama yang mengusik ingatannya di masa lalu muncul.

"Rima?"

"Kau masih ingat kan? Rima adik kelasmu dulu. Bukannya kalian juga sempat dekat?" ujar wanita itu di ponselnya.

"Toko itu milik Rima?" tanya Endo lagi memastikan.

Wanita itu mendesis sebal mendengar Endo mengulangi lagi pertanyaannya. Dia segera mengucapkan sebuah alamat untuk tempat pertemuan mereka agar Endo bisa bicara empat mata dengannya.

"Baiklah, kita ketemu di tempat itu," Endo menyetujui penawaran wanita itu dan menutup ponselnya.

Rima.

Nama wanita itu kembali memenuhi pikirannya. Di hempaskannya tubuhnya ke sofa hitam miliknya, kemudian dia menghisap dalam rokoknya dan menghembuskannya perlahan. Asap rokok yang putih berkabut keluar pelan dari bibirnya. Ingatannya melayang kembali pada masa SMA-nya. Masa yang hampir dia lupakan karena semua tekanan pekerjaan yang dia dapat selama ini. Masa yang selalu membuatnya mengingat satu nama yang sampai saat ini selalu mengulik hatinya. Nama yang membuatnya tak sanggup menyimpan nama wanita lain di hatinya.

Rima.

Asap rokok kembali keluar dari hidung dan mulut Endo. Ketika SMA dia bukan seorang perokok seperti saat ini. Endo ketika SMA adalah anak laki-laki yang sedikit berbeda dengan pria yang sedang menghisap rokok saat ini. Endo SMA adalah anak laki-laki yang cukup ceria dan juga bebas dari semua beban masalah kecuali sekolahnya. Dan Rima, anak perempuan itu, adalah anak perempuan yang sudah membuat hati Endo SMA berlari kencang seperti Roller Coaster.

Pertemuan pertama mereka terjadi ketika Endo terpaksa harus menjadi wakil dari kelasnya untuk menjadi panitia acara sekolah. Itu membuanya terpaksa harus mengikuti acara rapat dengan siswa perwakilan dari kelas lain. Membuatnya harus bertemu dengan Rima untuk pertama kalinya ketika dia kebingungan memilih tempat duduk.

Endo tersenyum mengingat kembali masa itu. Masa dimana dia kesulitan mencari tempat duduk, bukan karena tidak ada bangku kosong yang tersedia, tapi lebih karena para wanita yang berada di sebelah bangku kosong itu seakan siap menerkamnya setap saat kalau dia memilih duduk di sebelah mereka. Sedangkan bangku para pria sudah terisi semua. Akhirnya pilihannya jatuh pada bangku sepupunya yang juga menjadi panitia acara itu bersama temannya.

"Bisa gak sih kamu cari bangku lain? Sempit banget tau!" protes Diva ketika Endo menjejalkan pantatnya ke bangku yang dia duduki.

"Tempat lain ngeri! Kamu aja gih yang pindah!"

Kawin KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang