Jisung diciptakan saat tuhan sedang bersuka cita. menatap jisung membuat kita merasa sedang berada di taman surga. mata bulat indah serta suara menyejukannya selalu menjadi candu siapapun yang mendengar
namun sayang, makhluk indah seperti jisung tid...
"pangeran jisung kembali tumbang pagi ini, batuk nya kembali darah, lebih banyak dan beberapa kali pangeran pingsan"
"astaga"
•••
Han jisung
pemuda berusia awal 20. putra dari yang mulia Han jaesun dan Han Sura. jisung lahir pada bulan dimana bunga bermekaran indah juga tanah yang sedang dalam keadaan subur, bahkan angin yang bertiup pun terasa hangat juga lembut bersamaan
jisung lahir saat tuhan penuh suka cita, membuat jisung tumbuh dengan paras yang manis serta postur tubuh yang berbeda dengan remaja lelaki pada umumnya. jisung bagaikan bunga yang mekar di musim semi ditemani cahaya sore yang cantik
suaranya lembut dan menggetarkan hati. sorot tatapnya mampu menenangkan kepala yang panas, jisung adalah anugrah tuhan yang luar biasa indah bagi sura dan jaesun
namun bersamaan dengan segala bentuk keindahan yang jisung miliki, lelaki itu sangat lemah. tubuhnya memiliki komplikasi yang membuat jisung tidak bisa tumbuh kuat seperti lelaki pada umumnya
kulitnya pucat, rambut kecoklatan lembut itu terkadang rontok dalam jumlah banyak. jisung sering tak sadarkan diri jika terlalu banyak berkegiatan, sesekali dirinya batuk dan mengeluarkan darah, kadang pula jisung mimisan di saat tidur. miris
keluarga han harus dengan ekstra menjaga putra satu satunya tersebut, ratusan tabib sudah di datangkan untuk menyembuhkan jisung. namun nihil, semuanya sama sekali tak membuahkan hasil apapun
jisung tetap sakit dan menderita.
sehebat dan sekuat apapun tabib itu tidak ada yang bisa menyembuhkan putra manis nya, dan hal tersebut membuat jaesun dan sura sedih
seperti sekarang. sura menangis membaca lembar kertas dalam genggaman. itu adalah hasil kesehatan putra nya yang menyatakan jika jarak hidup jisung tidak lagi lama
penyakit dari dalam tubuh jisung menggerogot dengan ganas dan sudah dipastikan lelaki manis itu tidak akan bisa bertahan lebih lama. tidak ada yang bisa jaesun lakukan selain memeluk sang istri.
baik jaesun maupun sura keduanya sudah mengusahakan segala yang terbaik untuk jisung, namun sepertinya tuhan jauh lebih menginginkan jisung berada di samping surganya
jadi yang bisa mereka lakukan hanyalah menemani jisung menghabiskan sisa hidupnya selagi masih ada waktu
•••
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
jisung membuka tirai dari dalam kamar besar nya, ia pun membuka jendela kamar hanya untuk bisa menatap halaman yang penuh dengan bunga tulip berwarna kuning dalam diam
bisa jisung rasakan udara pagi yang menyegarkan, bahkan semilir angin yang menerbangkan surai nya terasa begitu menyegarkan. jisung menopang dagu menatap pemandangan pagi dari dalam kamar
ia dapat melihat beberapa anggota prajurit mengitari kastil dengan kuda hitam yang mereka tumpangi.
ada pula pasukan militer baris depan yang sedang sibuk berlatih posisi baris berbaris dengan suara lantang dan ayunan pedang yang lihai
jisung menatap lebih jauh ke arah kastil bagian luar. ia menatap kaki gunung yang penuh dengan tumbuhan rimbun, namun ada yang membuat jisung tertarik hingga ia memicingkan mata menatap ke ujung hutan
ada sekumpulan tulip merah di sana, mekar dengan sangat indah dipandang mata.
jisung mengigit bibir bawahnya. ia ingin pergi ke sana namun.... orang tuanya tentu tidak akan mengizinkan.
tapi jisung ingin sekali memetik bunga cantik tersebut untuk koleksi di kebun nya. bisa saja jisung meminta changbin mengambilnya, namun jisung ingin dirinya sendiri yang memetik langsung dari kebun nya
jisung bisa saja berkendara dengan kuda putih miliknya, tapi tentu saja changbin tidak akan mengizinkan karena dirinya selalu diawasi oleh lelaki dengan tubuh kekar itu
jisung menurunkan pandangan yang dimana matanya langsung beradu tatap dengan changbin yang semula sedang asik mengobrol dengan rekan nya. changbin membungkuk hormat dan menaikan kedua alis nya seolah berkata 'ada apa?' pada jisung
apakah changbin mau membantunya?
jisung menggerakan tangan memberi isyarat agar changbin segera naik ke kamarnya, dan lelaki itu mengangguk mantap lalu bergegas pergi menemui jisung di kamar
kurang lebih 8 menit bagi changbin sampai di dalam kamar jisung dan berhadapan dengan sang tuan muda yang masih lengkap dengan pakaian tidur berbahan satin nya
"apa yang bisa ku bantu jisung? apa perutmu sakit lagi?"
jisung menggeleng kecil lalu menunjuk ke arah jendela membuat changbin mengerinyit bingung
"di ujung sana, ada kebun bunga tulip merah yang sedang mekar changbin. apa aku bisa ke sana dengan kuda ku? apa kau bisa menemaniku untuk memetik beberapa?"
changbin menghela nafas kemudian menggeleng kecil. jisung menurunkan senyumnya dan merunduk sedih, ia sudah tau jawabanya
"maaf jisung, bukanya aku tidak mau membawamu ke sana hanya saja... tuan han memintaku untuk selalu memantau kondisimu agar tidak merasa lelah"
"tapi, aku menginginkannya changbin"
"bagaimana jika aku saja yang mengambilnya?"
"aku tidak mau. aku ingin memetiknya dengan tanganku sendiri"
"kau tau itu tidak akan bisa dilakukan jisung, tuan han pasti akan sangat khawatir. perjalanan menuju kebun yang ingin kau tuju itu lumayan memakan waktu, cuaca di luar cukup dingin dan kondisimu bisa menurun kapan saja.
belum lagi itu area liar dari aetherwind, kita tidak tau hewan apa saja yang akan kita temui di sana"
jisung tak membalas ocehan panjang changbin, lelaki manis itu hanya melangkahkan kakinya kembali menghadap jendela dengan bahu terkulai lemas
"apa kau tidak mau membantuku sedikit saja changbin?" jisung kembali memohon. memohon hanya untuk seikat tulip merah yang sangat ia inginkan
"bukankah kau tau jika hidupku tidak lama lagi, kenapa kau tidak mau membantuku? mungkin saja ini akan menjadi permintaan terakhirku"
bisikan jisung bagaikan ujung tombak yang tepat menghunus tepat di jantung membuat changbin harus menghela nafas sangat panjang
changbin mengetahui fakta mengenai komplikasi yang jisung derita karena tuan han jaesun sendiri yang menjelaskannya serinci mungkin
namun changbin tidak menyangka jika jisung pun mengetahui itu.
"aku mohon"
satu tetes air mata yang mengalir basahi pipi chubby kemerahan jisung sukses membuat pertahanan changbin runtuh saat itu juga.
-To be continue.
haloo, kali ini aku mau bawa short fiction minsung tema fantasy hihi ^^
yang suka tema fantasy unjuk gigi dong sini.
kalian udh nebak belum alur sama endingnya bakal kaya gimana? mau yang lurus kah? atau aku jadiin plot twist 😀