Hari itu, timeline Weibo kayak festival.
Ramai, berisik, penuh lampu warna-warni, dan semua orang sibuk jualan opini. Bedanya, yang jadi pusat keramaian bukan festival musik, bukan gala award, tapi... skandal Wang Yibo.
"Suamimu lagi rame" kata manajer Zhan santai sambil nyodorin ponsel, seolah itu cuma berita kecil soal cuaca.
Zhan cuma melirik sekilas. Di layar, trending topic penuh nama yang udah dia hafal luar kepala. Tapi tetap aja, dia nanya, datar "Siapa?"
Manajernya ngakak pendek. "Ya siapa lagi, Wang Yibo. Katanya kejerat konglomerat Mei Qi. Ada fotonya di restoran bintang lima, matching outfit segala."
Zhan ngedip pelan. Sekali. Dua kali.
Terus dia balik lagi ke script di tangannya tanpa ekspresi. "Terus kenapa aku harus khawatir?" suaranya datar banget, nyaris bosan.
"Karena fans udah heboh. Ada yang bela kamu, ada yang bela dia. Tapi tenang aja, mereka pasti beresin. Skandal beginian paling mentok dua hari, nanti juga diganti isu baru."
Zhan diem. Bukan karena kaget, tapi karena nggak ngerti logikanya. Ngapain juga fans ikut campur? Kalau emang Yibo beneran pacaran sama konglomerat itu, ya bagus dong?
Dan lagi, itu bukan urusannya.
Tapi dunia fandom memang punya hukum sendiri, yang sampai sekarang nggak pernah masuk akal di kepalanya.
Syuting hari itu berjalan normal... sampai sekitar jam makan siang. Begitu dia baru balik dari ruang ganti, beberapa aktor dan aktris muda langsung nyamperin.
"Zhan Ge, semangat ya!" kata salah satu junior, matanya berbinar penuh empati kayak baru ngelihat korban patah hati.
Zhan berhenti di tempat, ngerasa aneh. "Semangat apa?"
Juniornya cuma senyum misterius sambil tepuk bahunya pelan. "Pokoknya semangat aja, ge. Jangan terlalu mikirin gosip orang, oke?"
Zhan cuma sempet melongo. Tapi sebelum sempet nanya lebih lanjut, dua senior lain ikut-ikutan. "Udah, jangan sedih. Namanya juga hubungan, pasti ada aja orang yang coba masuk."
"Yang penting kalian komunikasi, jangan langsung percaya berita."
Zhan hampir keselek angin.
Hubungan? Orang masuk? Komunikasi?
Dia bahkan nggak punya nomornya Yibo.
Terakhir kali ketemu aja kayaknya satu tahun lalu, itu pun cuma saling senyum lima detik sebelum dipisahin sama MC.
Zhan nahan napas, menatap kosong ke arah kamera yang lagi disetting ulang. Di sekelilingnya, orang-orang sibuk, lighting crew, sutradara yang ngomel-ngomel, make-up artist yang nenteng makeup di tas pinggangnya, tapi kepalanya cuma dipenuhi satu pertanyaan besar, sebenernya siapa yang halu di sini?
Kalau orang luar liat, mungkin mereka pikir Zhan kesal karena gosip itu. Tapi yang sebenarnya dia rasain justru campuran antara bingung dan... sedikit penasaran.
Malamnya, Xiao Zhan rebahan dengan ponsel di tangan. Seharian dia sudah digempur komentar, mention, dan ucapan semangat dari orang-orang yang entah kenapa merasa dia sedang dalam masalah rumah tangga. Padahal masalah itu jelas-jelas bukan miliknya.
Dia menatap notifikasi yang terus berdatangan, campuran antara komentar penuh simpati dan teori konspirasi yang bikin kepala pusing.
Awalnya, dia cuma ingin tidur. Tapi rasa penasaran itu tumbuh pelan-pelan, dari sekedar seujung kuku jadi sebesar rasa gatal yang nggak bisa diabaikan.
Akhirnya, dengan langkah nekat yang bahkan bikin dirinya geli sendiri, Zhan membuka Weibo dan membuat akun baru.
Username seadanya— campuran huruf acak yang kelihatan seperti bot. Foto profilnya langit senja yang tadi sore sempat dia potret dari balkon. Aman, tidak mencurigakan. Setelah itu, dia mengetik di kolom pencarian,
Satu ketikan, dan dunia lain pun terbuka.
Timeline penuh warna, penuh emotikon hati, teori, dan editan yang kualitasnya kadang lebih bagus dari trailer film. Zhan menggulir perlahan, antara kagum dan... takut.
Apa bener orang-orang ini ngikutin hidupnya sampai segininya?
Dia menelan ludah, lalu mengetik hati-hati di kolom komentar,
xaiusio: Halo, aku fans baru. Boleh tolong jelasin awal mula CP BJYX?
Belum sampai satu menit, notifikasi langsung meledak. Balasan berdatangan dari segala arah, penuh emoji, pelukan virtual, dan kalimat yang bikin Zhan bengong.
mamaini: Welcome home! 🥰
handukboxiao: Akhirnya ada bayi baru lahir~
santapanlaut: Siap-siap panjang ya bacanya, gege sama didi kisahnya luar biasa banget 💚
Zhan terdiam.
Luar biasa apanya? batinnya.
Dia bahkan nggak inget kapan terakhir kali ngobrol lebih dari dua paragraf sama Yibo.
Tak lama, sebuah akun besar dengan ribuan pengikut muncul dan menulis penjelasan panjang— panjang banget, kayak skripsi.
Zhan membaca perlahan. Di awal paragraf, alisnya baru sedikit mengernyit. Di tengah, matanya mulai melebar. Di akhir, dia sudah terduduk tegak di kasur.
Menurut versi fandom, semuanya berawal dari acara Produce 101.
Di situ, katanya, Xiao Zhan baru saja 'putus cinta' karena hubungannya tidak direstui orang tua. Dan sejak itu, Yibo muncul, menemani, menenangkan, menjadi satu-satunya orang yang mengerti dirinya.
Zhan mengedip beberapa kali, lalu memegangi dahinya. "Putus cinta?" gumamnya. "Dengan siapa, coba?"
Lanjutannya lebih gila lagi.
Disebutkan bahwa Yibo lah yang membantu Zhan melewati masa-masa sulit itu.
Bahwa Yibo diam-diam selalu ada di belakang panggung, menjaga jarak tapi nggak pernah benar-benar pergi. Dan puncaknya, ada video dua menit yang katanya 'bukti cinta yang tak terucap'
Zhan menatap layar, matanya nyaris kosong.
Di video itu, ia terlihat menatap Yibo, lalu Yibo membalas dengan senyum kecil yang— menurut fans. adalah 'senyum paling manis sepanjang kariernya.' Komentar di bawahnya penuh emoji nangis dan caption seperti,
ditengahgunung: Didi selalu mencoba membuat gege tersenyum lagi 😭💚
yiboluarbiasa: Lihat cara dia menatap! Itu cinta, bukan tatapan biasa!!
Padahal kenyataannya?
Zhan bahkan nggak bisa lihat Yibo malam itu.
Dia nggak pakai kacamata, lensa kontaknya rusak, dan dia cuma nyari arah kamera biar tahu ke mana harus senyum.
Kalau pun kelihatan menatap, itu pasti tatapan kosong tanpa fokus.
"Ya Tuhan..." desahnya, menutupi wajah dengan bantal.
Suara tawa tertahan keluar juga akhirnya— antara lelah, geli, dan nggak percaya.
Dan yang paling lucu, bagian komentar penuh analisis mendalam yang bahkan detektif pun bakal kalah detailnya. Ada yang membedah cara Yibo berdiri miring, katanya itu simbol perlindungan.
Ada yang menganalisis cara Zhan menggigit bibir, konon artinya dia menahan perasaan yang tak bisa diucapkan.
Bahkan satu akun menulis esai lima paragraf tentang makna kedipan mata.
"Lima paragraf... buat satu kedipan?" Zhan bergumam lirih, hampir kagum.
Dia menatap ponselnya lama-lama.
Ada dorongan kecil di ujung jarinya, pengin mengetik "Hei, kalian salah paham. Aku bahkan nggak lihat Yibo waktu itu."
Tapi tentu saja, itu nggak mungkin.
Satu komentar aja bisa bikin dunia fandom kebakar.
Zhan akhirnya mematikan layar ponsel dan meletakkannya di meja samping tempat tidur.
Dia menarik napas panjang, menatap langit-langit.
Suara AC berdengung lembut, jam berdetak pelan.
"Wang Yibo..." bisiknya pelan, "Kamu juga liat semua ini, nggak?"
—
