Di sebuah perusahaan game ternama di Seoul, takdir mempertemukan dua dunia yang sama sekali berbeda.
Kim Geonwoo, mahasiswa Game Development dari KAIST, terbiasa hidup dalam barisan kode yang tegas dan sempurna. Ia dikenal dingin, perfeksionis, dan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(ू•ᴗ•ू❁)
❄Seoul, musim dingin tahun 2020.
Udara menggigit tulang, menusuk lewat lapisan mantel tebal sekalipun. Dari luar, jendela kaca minimarket 7-Eleven tertutup embun tipis, menyisakan jejak tangan orang-orang yang keluar masuk untuk mencari hangat di tengah suhu yang hampir membeku.
Kim Geonwoo, kala itu masih duduk di bangku kelas tiga SMA, memilih duduk di salah satu meja dekat jendela. Uap tipis mengepul dari gelas kopi kaleng hangat yang ia genggam, sementara roti kornet setengah habis tergeletak di atas nampan. Pandangannya kosong, seakan ingin mengusir resah jelang ujian masuk universitas yang hanya tinggal hitungan bulan.
Hingga matanya, tanpa sengaja, menangkap sosok di sebelahnya. Seorang gadis mungil, duduk seorang diri dengan syal rajut menutupi separuh wajahnya. Di hadapannya, semangkuk potongan buah nanas yang tampak kontras dengan musim dingin di luar sana. Bukan hanya itu yang menarik perhatian Geonwoo-melainkan sketchbook besar yang ia buka di atas meja.
Dengan sebuah pena hitam sederhana, gadis itu tengah menggambar.
Goresannya cepat, tapi teratur. Setiap garis seakan hidup, membentuk siluet seorang karakter perempuan berambut panjang, lengkap dengan pakaian penuh detail ala dunia fantasi. Jari-jarinya lincah menari di atas kertas, seolah dunia di sekelilingnya menghilang.
Geonwoo, yang biasanya tidak peduli pada orang asing, mendapati dirinya terdiam. Ada sesuatu pada kesungguhan wajah gadis itu, pada cara matanya menyipit fokus di balik syal yang sedikit melorot, pada caranya menaruh sepotong nanas di mulut tanpa benar-benar mengalihkan pandangan dari kertas. Ia terlihat... damai, seolah seluruh dunia miliknya ada di ujung pena itu.
Geonwoo meneguk kopinya, berusaha mengalihkan perhatian, namun matanya selalu kembali. Ada kekaguman diam-diam yang tumbuh, meski ia tak mengerti sepenuhnya mengapa.
Suasana hening itu pecah ketika ponsel gadis itu berdering. Ia tersentak, buru-buru menutup sketchbook, meraih totebag lusuh di samping kursinya, dan mulai berkemas. Syalnya ditarik lebih rapat, dan dalam sekejap, ia sudah berdiri di depan kasir untuk membayar.
Geonwoo hanya sempat menatap punggungnya, hingga akhirnya gadis itu membuka pintu kaca dan berlari kecil menuju taksi yang baru berhenti di depan minimarket. Dalam dinginnya udara Seoul, bayangan itu menghilang begitu cepat, menyisakan kursi kosong dan meja yang masih berembun.
Saat itulah Geonwoo menyadari sesuatu tertinggal.
Sebuah sketchbook, tergeletak di kursi gadis itu.
Ia meraihnya dengan ragu. Totebag yang terburu-buru tadi rupanya tak cukup menahan isinya. Niatnya sederhana-mengembalikan barang itu. Namun begitu Geonwoo beranjak keluar, taksi yang membawa gadis itu sudah jauh melaju, lampunya hanya tinggal noktah kecil di persimpangan jalan.
Geonwoo berdiri sejenak di depan minimarket, menatap jalan yang kembali lengang. Nafasnya mengepul, bercampur dengan dingin yang menusuk kulit. Lalu, dengan pasrah, ia kembali masuk ke dalam.
Ia membuka sketchbook itu. Halaman demi halaman dipenuhi gambar-karakter-karakter penuh detail, ekspresi yang hidup, dunia yang seolah nyata hanya dengan tinta hitam di atas kertas putih. Setiap lembar membuat Geonwoo semakin terpaku. Ia bisa merasakan semangat dan imajinasi yang mengalir di balik setiap goresan pena.
Tanpa sadar, senyum tipis muncul di wajahnya. Entah siapa gadis itu, tapi bakatnya jelas luar biasa.
Sebelum pergi, Geonwoo menitipkan nomor teleponnya pada kasir. "Kalau ada seseorang kembali mencari sketchbook ini... tolong berikan nomor saya," ucapnya singkat.
Ia lalu memasukkan sketchbook itu ke dalam tas sekolahnya, melangkah pulang melewati jalanan Seoul yang berlampu redup, dengan hati yang anehnya terasa hangat.
Ia tidak tahu siapa nama gadis itu. Ia bahkan tak melihat jelas wajahnya. Namun, di suatu tempat dalam ingatannya, bayangan seorang gadis mungil dengan syal tebal, semangkuk nanas, dan goresan pena yang penuh kehidupan akan selalu tersimpan.
Sejak malam itu, sketchbook yang tak pernah kembali menjadi pengingat samar dalam hati Geonwoo-tentang seorang gadis mungil yang ia temui sekali, namun tak pernah lagi bersua. Waktu terus melaju, membawa mereka pada arah berbeda. Gadis itu entah di mana, sementara Geonwoo perlahan menapaki jalannya sendiri.
Dan tanpa mereka sadari, tahun-tahun yang bergulir dengan cepat menyimpan satu kejutan. Hingga akhirnya, di musim semi 2025, di sebuah gedung menjulang tinggi di tengah hiruk pikuk kota Seoul, pintu sebuah lift terbuka.
Di sanalah, dua jiwa yang pernah sekilas bersinggungan kembali dipertemukan. Namun kini, mereka bukan lagi anak SMA dengan langkah ragu, melainkan pria dan wanita muda yang tengah mengukir jalannya masing-masing.
Dan kisah itu pun bermula kembali.
.*.。ଘ( ᐛ ) ଓ+(*´﹀'*)..。*゚+
Halo yorobunzzzzzz....
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kali ini aku bawa si ganteng Kim Geonwoo buat jadi Main cast kitaaa~
Jangan lupa sayangi dan cintai uri Geonwoo dengan cara voment dan tinggalin jejak sebanyak banyaknyaaaaa~