Pangeran api?

106 22 1
                                        




Jangan lupa vote dan komen guyss

__________________


Lima bulan berlalu begitu cepat. Hari-hari Yeonjun dipenuhi dengan pelajaran tentang tata negara, strategi diplomasi, peraturan kerajaan, hingga cara menghadapi bangsawan yang suka bertele-tele dalam rapat.

Selama itu, ia nyaris tak punya waktu untuk sekadar bermalas-malasan bersama keluarganya. Untunglah Soobin selalu setia di sampingnya, mengurus si kembar dan memastikan Yeonjun tetap makan dan tidur meski sibuk.

Dan pagi ini, akhirnya masa persiapan itu selesai. Tinggal menunggu hari besar penobatannya sebagai Raja Solaris.

Matahari bersinar cerah, cahayanya menyinari kamar besar mereka. Soobin sudah duduk di tepi ranjang, rambutnya masih sedikit acak-acakan, hendak turun untuk mengecek si kembar di box bayi.

Tapi sebelum ia sempat berdiri, sebuah lengan kuat langsung melingkar di pinggangnya dan menariknya kembali ke dalam selimut.

"Jun—" Soobin terkekeh kecil saat tubuhnya jatuh lagi ke kasur, langsung terperangkap dalam pelukan erat Yeonjun.

"Apa yang kau lakukan? Aku harus bangun—"

"Tidak." Yeonjun menyembunyikan wajahnya di leher Soobin, suaranya berat dan manja sekaligus.

"Hari ini... untuk pertama kalinya setelah lima bulan, aku terbebas belajar mengenai kerajaan. Jadi..." ia mendekap lebih erat, "aku menuntut pagi ini hanya untukku. Hanya untuk kita."

Soobin menatap suaminya yang tampak benar-benar seperti anak kecil minta perhatian, membuatnya tersenyum hangat.

"Astaga, Pangeran Matahari ternyata bisa manja juga ya."

Yeonjun mengangkat kepalanya, pura-pura cemberut. "Hei, jangan ejek aku. Kau tahu betapa lelahnya aku lima bulan ini. Aku bahkan hampir lupa rasanya bermanja denganmu."

Soobin mengusap pipi Yeonjun lembut, matanya melembut. "Aku tahu. Aku melihat sendiri betapa kerasnya kau berusaha." Ia berhenti sebentar, lalu menambahkan dengan nada lembut,

"Dan aku bangga padamu, Jun."

Yeonjun menatap dalam mata istrinya, lalu tiba-tiba meringis kecil. "Aku tidak butuh kata-kata manis sekarang."

Soobin mengerutkan alis, bingung. "Lalu kau butuh apa?"

"Pelukan. Ciuman. Dan kau... di sisiku. Sepanjang pagi ini."

Soobin tertawa. "Kau benar-benar seperti bayi besar."

Yeonjun hanya terkekeh, lalu langsung menarik wajah Soobin ke arahnya dan menciumnya dalam-dalam, penuh kerinduan yang tertahan selama berbulan-bulan.

Ciuman itu begitu lembut tapi juga intens, seperti ingin menegaskan bahwa meski ia akan segera menjadi raja, di hadapan Soobin ia tetaplah Yeonjun yang sama suami yang selalu membutuhkan pelukan pasangannya.

Saat keduanya terpisah, Soobin menatapnya lama, lalu tersenyum. "Baiklah. Hari ini, kau boleh manja sepuasnya."

Yeonjun menyeringai puas, lalu menenggelamkan wajahnya lagi di dada Soobin. "Hhh... akhirnya."

Dan begitulah, pagi itu kamar mereka dipenuhi kehangatan, tawa kecil, dan ciuman manis yang tertukar—sebuah momen sederhana tapi berharga, sebelum hari besar itu tiba.

Yeonjun sudah seperti bayi besar, menempel tanpa niat melepas istrinya. Soobin pun membiarkan, sesekali mengusap rambut hitam suaminya dengan senyum penuh sayang.

Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.

Dari box bayi di samping ranjang, terdengar suara kecil. "Eung... aahh..." Diikuti dengan gerakan kaki mungil menendang-nendang box bayi

Different (YEONBIN)Where stories live. Discover now