CHAPTER 20 ll BUNUH DAN TERUS MEMBUNUH

1.1K 80 23
                                        

⚠️ WARNING ⚠️

BAB ini mengandung unsur-unsur yang mungkin tidak cocok untuk semua pembaca, termasuk kekerasan, pembunuhan, darah, adegan yang mengganggu, dan perkataan yang sedikit 18+ Pembaca yang sensitif terhadap bab ini jangan baca!

Diharapkan hati-hati, untuk pembaca yang di bawah umur harap tidak membaca part ini, jika kalian tetap bersikeras tanggung sendiri akibatnya jangan menyalahkan author.

Jangan lupa untuk vote, kalo enggak di tebas nanti sama pak Kelong alias Noah.

Wajib vote jangan sekedar baca aja anak-anakku 💋

🏴🏴🏴


Keesokkan harinya, Noah terbangun dengan keadaan tubuh yang begitu sakit. Mengingat kejadian semalam rasanya membuat suasana paginya menjadi kesal, ia menoleh ke samping terlihat jelas Valena tidur di sofa. Noah mengusap wajahnya dengan kasar ia beranjak dari kasur berjalan menghampiri wanita malang itu yang tidur di sofa tanpa selimut.

Padahal hanya bercanda. — batin Noah

Noah mengangkat tubuh Valena dengan hati-hati dan memindahkannya ke kasur. Ia membaluti tubuh wanita itu dengan selimut dan menutup tirai gorden yang belum sempat tertutup semalam. "Astaga tubuhku sakit sekali."

Noah membuka pakaiannya, melihat dada beserta punggung belakangnya di depan cermin. Ia berdecak kesal karena tatto-nya kini menjadi jelek karena terdapat goresan luka dan jahitan. "Aku benci ini, akhh ...!" Frustasinya mengacak-acak rambutnya dan kembali memakai pakaiannya.

Noah menoleh ke arah Valena tidak sengaja melihat kakinya terluka, apakah akibat kemarin? Pria itu tanpa basa-basi mengambil perlengkapan luka di lemari Valena. Saat mengambil ia tidak sengaja melihat buku diary milik wanita itu. Noah dengan lancang membuka buku tersebut dan membaca halaman pertama.

Isi halaman pertama.

Aku, hanya ingin bebas, dari jeratan ini. Ayahku seorang bajingan yang menjadikan anaknya sebagai jaminan pelunas hutang.

Aku ingin hidup layaknya wanita di luar sana, apa hukum alam tidak berpihak kepadaku? Atau ini karma ayah ku!? Yang harus aku tanggung!

Belasan tahun aku di kurung, di mansion ini. Apakah tidak ada tanda bahwa aku akan bebas dari ancaman ini? Aku lelah, lelah, lelah!

Masa kanak-kanak ku hanya di habiskan di mansion tua ini, tanpa kehangatan dari keluarga.

Aku harap ... Aku mati saja, untuk apa bertahan jika hidupku hanya untuk jaminan?

Noah menutup buku diary milik Valena, dan menaruhnya kembali seperti semula. Pria itu mengangguk paham akan penderitaan yang dialami oleh Valena, ia berjalan menghampirinya dan duduk di tepi kasur, mengangkat kaki kanan Valena yang terluka lalu mengoleskan salep.

Seharusnya aku tau dari awal siapa musuh Jack, kenapa harus sekarang!? — batin Noah.

Ada apa? Situasi semakin tidak paham. Noah membaluti kaki Valena dengan perban, setelah itu ia keluar dari kamar Valena menuju kamarnya sendiri.

Di ruang makan, seperti biasa Margaretha, Jack beserta yang lain sudah berkumpul disana hanya Noah dan Valena yang belum terlihat.

"Erick, panggil mereka berdua," perintah Jack membuat Erick mengangguk dan bergegas ke lantai atas.

Tok ... Tok ... Tok ...

Pintu terbuka menampakkan Noah, "turun, keruang makan, Jack memanggilmu." Singkat Erick pergi begitu saja.

BODYGUARD FOR VALENA ll ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang