Melt !

172 10 0
                                        

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang wanita yang sudah cukup berusia berambut pendek berdiri dengan tegas menenteng tas, Nazellah tertegun di posisinya karena bukan orang bodoh Azell mengenal wanita itu, Melanie Spears

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang wanita yang sudah cukup berusia berambut pendek berdiri dengan tegas menenteng tas, Nazellah tertegun di posisinya karena bukan orang bodoh Azell mengenal wanita itu, Melanie Spears.

"Nazellah Atlanna Wilson, bisa kita bicara sebentar?" Izin wanita itu terdengar ramah namun tak ada senyum di bibir wanita itu, Azell berbalik sesaat kemudian menatap para pengawalnya, apa ini bagian dari kejutan Maxi?

"Kita tidak perlu di ketahui Maxi untuk sekedar bertemu kan?" Lagi wanita itu seolah meminta pendapat namun ada penekanan di sana.

Nazellah tersenyum dan mengangguk,
"Aku ingin mengajakmu berbicara di tempat lain, bisakah?" Tanya wanita itu lagi, Azell patuh dan mereka meninggalkan rumah sakit.

"Kau tahu saat ini kau dalam bahaya?" Tanya Melanie.

"Maaf maksud anda?" Azell masih tersenyum.

"Maxi tidak akan menetap di sini, apa dia pernah menceritakan padamu?" Tanya Melanie lagi, membuat pikiran Azell semakin bercabang.

"M-maxi,"

"Benar juga, sepertinya Maxi masih begitu banyak merahasiakan tentang dirinya padamu, malam ini apa kalian akan bertemu di rumah?" Tanya Melanie lagi, segera Nazellah mengangguk.

Melanie tersenyum kecut dan menatap kasihan pada Nazellah yang rupanya kesulitan menjawab segala pertanyaannya tentang Maxi.

"Maafkan aku harus mengatakan ini, tetapi putraku itu tidak pantas untukmu, kau seorang putri Wilson yang dermawan, pewaris tunggal yang cantik dan cerdas, kenapa justru harus mengikat hidupmu dengan Maxi?" Melanie bertanya dengan nada yang menggebu-gebu tetapi wanita yang tampak tegas dan sombong itu menggelengkan kepalanya seolah apa yang ia katakan begitu memuakkan.

Nazellah akan menangis detik ini juga seandainya Azell lupa wanita yang terus melontarkan pertanyaan aneh itu bukan wanita yang melahirkan Maxi.

"Saya yang mengejar Maxi, saya mencintai Maxi, saya yang memenangkannya, saya tidak cerdas atau apapun itu, saya memang bodoh tetapi bersama Maxi saya rasa bukan kesalahan, mungkin beberapa hal membuatnya belum tepat untuk memberitahukannya pada saya" Jelas Azell.

InsubordinateWhere stories live. Discover now