since i met you,
since i love you,
since i forgot u.
Alena yang keras kepala bertemu dengan Ghifary yang sama keras kepalanya.
Mereka bertemu dengan cara yang tidak baik.
Puncaknya, ketika dua manusia itu harus berada di kelas yang sama saat ke...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Titik terendah laki-laki adalah mencintai wanita yang lebih tinggi derajatnya. Dan yang tersisa hanyalah ego semata.
***
Miskin.
Selama ini, Ghifary selalu menguatkan pundaknya karena terlahir dari keluarga yang kurang berada. Dia bersekolah di sekolah bergengsi karena dia terlahir pintar. Dia mendapatkan tawaran beasiswa penuh karena prestasinya. Dia mampu berdiri selama ini hanya untuk membanggakan ibunya yang sudah susah payah merawatnya seorang diri.
Dengan harapan, suatu saat nanti dia bisa menangkap derajat beliau.
Selama ini, tidak ada yang berani mengatakan Ghifary miskin karena beberapa hal. Pertama, dia sangat pintar. Beberapa anak meminta bantuannya ketika diperlukan. Kedua, Ghifary tampan. Kebanyakan perempuan lebih mengutamakan rupa dari pada latar belakang. Ketiga, dia sopan. Ghifary menghormati yang lebih tua dan tidak pernah merendahkan yang muda.
Namun, Alena berbeda.
Alena berani membalikkan fakta tersebut.
Ghifary mematung di tempatnya.
Sebelum kemudian, bel masuk berbunyi. Lelaki berusia 17 tahun itu membuang muka. Dia masuk ke dalam kelas meninggalkan Alena yang sama terkejutnya.
Mulut sialan! Alena memaki dalam hati.
Sudah pasti, hubungan mereka semakin memburuk sejak hari itu.
***
“Alena, bagaimana sekolah kamu?”
Entah sudah pertanyaan yang berapa kali. Alena menatap layar ponselnya dengan raut cemberut. Memperlihatkan wajah mamanya yang juga menatapnya heran.
“Kenapa? Kamu suka kan sama sekolah barunya? Mama sengaja daftarin kamu disana karena sekolah itu bagus. Fasilitas disana juga sangat memadai untuk anak-anak yang berprestasi,” ujar Ilyana. Mama Alena. Tahun ini usianya memasuki kepala 4. Beliau masih sangat cantik dan muda.
“Mama harap kamu betah disana. Kamu juga akan meneruskan balet mulai minggu depan. Mama percaya sama kamu. Jangan kecewain Mama ya, Alena?”
Apakah itu permintaan?
Atau sebuah paksaan?
Alena sudah menggeluti balet sejak kecil. Beberapa kali dia mengikuti kompetisi. Beberapa kali dia gagal, tapi Alena selalu bisa bangkit dari keterpurukan. Dia ingin menjadi kebanggan orang tua dan neneknya. Dia tidak sepintar itu di akademik, maka Alena berharap dia bisa membanggakan di bidang lain.