Lima

69 3 1
                                        

Sore ini angin-angin mulai semilir membuat Aji menyunggingkan senyumannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore ini angin-angin mulai semilir membuat Aji menyunggingkan senyumannya. Hanya sebentar sebelum ia tenggelam dalam lamunannya kembali. Hatinya seolah meminta Aji untuk memilih, memilih untuk gagal move on pada Sonia atau mengagumi Tian. Aji harus healing jika begini ceritanya. Bagaimana bisa ia tiba-tiba berubah haluan mengagumi Tian. Mereka baru bertemu beberapa hari yang lalu. Bahkan Aji seharusnya juga sadar diri. Derajat mereka berbeda, Tian dengan gelar dokternya tidak bisa bersanding dengan dirinya yang orang biasa.

"Mas Aji? Masih lama nggak motornya? Kalau masih lama gimana kalau aku tinggal aja mas," tanya pelanggannya. Dilihat dari sudut manapun gadis ini juga naksir sama Aji. Kebanyakan wanita dan gadis-gadis di desa ini memang menyukai Aji. Beberapa kali muka mereka tersipu ketika melihat senyumannya.

"Sebentar lagi jadi Yu," jawab Aji. Gadis bernama Ayu ini hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Dalam batin Aji, ia harus berterimakasih pada Ian karena memberitahu jika celana Aji tadi memang menggoda iman. Sekarang Aji menggunakan celana olahraga pendeknya. Di sana terlihat tato di pergelangan kakinya.

"Mas Aji, anu mas itu tatonya bagus." Ayu memuji Aji. Namun dadanya tidak bergemuruh mendengarnya. Pujian itu sangat berbeda jika keluar dari mulut mas Tian. Aji hanya membayangkan bagaimana Tian berkata demikian.

"Makasih Yu. Oh ini motornya udah jadi." Aji kemudian beranjak menuju rak kaca dan menuliskan nota bengkelnya. Ayu yang tahu itu langsung berdiri dan berjalan menuju Aji.

"Mas Aji," panggil Ayu.

"Iya."

"Anu mas. Itu beneran mas Aji sudah putus sama mbak Sonia?" Ayu bertanya demikian yang membuat Aji ingat kembali dengan kisahnya dan Sonia.

"Iya. Lagipula mas juga sadar kalau mbak Sonia nggak cocok sama mas. Ini Yu notanya. Totalnya 75.000." Aji menjawab pertanyaan Ayu sembari memberikan nota.

"Jadi aku masih punya kesempatan dong mas. Aku suka sama mas Aji," ungkap Ayu yang membuat Aji tersenyum.

"Maaf ya Yu. Kamu itu masih sekolah loh. Cita-cita kamu juga masih belum tercapai dan masa mudamu masih panjang. Mas ini udah dewasa malah udah tua. Mas nggak bisa menerima perasaan kamu Yu," jawab Aji yang membuat Ayu cemberut dan hampir menangis.

Aji tidak bisa menerima perasaan Ayu. Ia tahu tak seharusnya orang dewasa mencintai anak-anak seperti Ayu. Ia masih tahu hal itu dilarang oleh negara. Bisa-bisa Aji dipenjara jika menjadikan Ayu kekasih.

"Kalau begitu permisi mas." Ayu buru-buru mengambil motornya dan keluar dari bengkel Aji. Aji hanya menggelengkan kepalanya. Padahal masih banyak anak muda seumuran Ayu di desa ini. Mengapa Ayu malah naksir dirinya yang orang biasa ini.

Aji kemudian berkutat kembali dengan pekerjaannya hingga sore hari. Bengkel hari ini ramai seperti biasa yang membuat Aji sakit pinggang. Maklum umurnya sudah seperempat abad. Aji meregangkan tubuhnya dan bersih-bersih bengkel sebelum menutupnya. Ia menaruh alat-alat bengkelnya dan menyapu hingga sampai halaman depan. Di sana ia menatap telaga yang mulai ramai pengunjung.

DUA YANG TAK SAMA (joonghwa version)Where stories live. Discover now