HAPPY READING READERS
--
Langit di atas villa sore itu tampak tak biasa.
Terlihat tenang, Tetapi udara terasa berat. Seperti ada sesuatu yang belum selesai—sesuatu yang mengintai, Menunggu waktu yang tepat untuk menyerang kembali.
Heeseung berdiri di halaman belakang, Pandangannya mengarah ke danau yang mulai memantulkan warna jingga dari matahari tenggelam. Sunoo menghampirinya perlahan, Membawa secangkir teh hangat.
“Masih belum bisa tenang?” tanya Sunoo.
Heeseung mengangguk pelan. “Kita menang tetapi rasanya belum selesai.”
Sunoo menatap cermin air. "Karena masih ada luka yang tidak terlihat.”
Dan begitulah bab baru dimulai.
---
Malam itu, Member Velvet Dagger team dan penyintas Boy Next Door berkumpul dalam ruang tamu utama. Lilin dinyalakan, Telepon, Laptop, semua disingkirkan. Mereka berkumpul untuk satu alasan :
Memaknai semua yang telah terjadi.
Jungwon duduk di tengah, Membuka percakapan.
“Sudah lama sejak kita semua duduk tenang seperti ini. Tetapi mungkin kita perlu menjawab satu hal penting : Mengapa kita disebut dengan Velvet Dagger? Apa Makna dibalik nama itu?”
Semua terdiam.
Kemudian, Satu per satu mulai bicara.
Jay angkat suara pertama.
"Bagiku, Velvet Dagger itu adalah ironi Sesuatu yang tampak lembut, Tetapi mempunyai ketajaman tersembunyi. Kita semua terlihat seperti korban, seperti anak-anak biasa. Tapi kita belajar mempertahankan diri. Kita tau kapan kita harus menusuk balik.”
Jake mengangguk.
“Itu juga yang aku rasakan.
Lembut bukan berarti lemah.
Seperti beludru yang menutupi pisau— terlihat indah, Namun dapat menembus ketidakadilan diam-diam. ”
Sunghoon menyahut.
“Aku dulu percaya bahwa hidup harus keras agar bisa bertahan. Tetapi kenyataannya, Luka yang paling dalam justru datang dari hal yang lembut.
Rasa kehilangan, Rasa sayang, dan Itu semua seperti Velvet Dagger bagiku—menyayat tanpa disadari.”
Jungwon menatap langit-langit.
“Dan menurutku, Nama itu adalah janji. Bahwa kita tidak akan menjadi monster seperti mereka. Kita tetap manusia,
Kita berjuang, Tetapi tidak dengan kebencian. Kita gunakan ketajaman kita untuk melindungi, Bukan membalas."
Riwoo dari Boy Next Door menambahkan dengan suara pelan. “Saya pikir Velvet Dagger adalah simbol dari kita semua. Kita pernah direnggut, Tapi kita menolak tunduk, Kita memilih menjadi lembut tanpa kehilangan keberanian.”
Sunoo menunduk sejenak sebelum bicara.
"Dulu aku kira aku tak berharga karena ingatanku dihapus. Tapi nyatanya, Keberadaanku sendiri sudah cukup untuk melawan. Beludru dengan pisau, Luka dengan Kelembutan.
Kita membawa keduanya.”
Dan akhirnya, Heeseung bicara.
“Velvet Dagger adalah nama yang Sunoo tulis dalam Journal kecilnya. Aku menemukannya saat ia pingsan di hari pertama penyelamatan. Ia menulis satu kalimat : ‘Jika aku mati, Biarlah aku mati lembut, Namun membekas dalam.’”
Semuanya mendadak sunyi, Lilin di atas meja bergetar oleh angin malam.
“Nama itu bukan cuma nama, Itu identitas.” lanjut Heeseung.
“Bahwa kita bukan product sistem, Kita bukan experiment gagal. Kita manusia yang memutuskan untuk menyakiti hanya demi menyelamatkan, Bukan demi kuasa.”
YOU ARE READING
VELVET DAGGER | HEESUN | HIATUS!
FanfictionMereka menghapus ingatannya. Mereka menjadikannya senjata. Tetapi mereka lupa akan senjata yang sadar akan asal-usulnya, bisa membunuh penciptanya. Kim Sunoo adalah seorang detektif rahasia. Tapi masa lalunya? Bukan miliknya sendiri. Saat ia dikirim...
