Chapter 04

10.2K 801 22
                                        

Jam enam petang, terlihat Asher sudah mandi dan saat ini tengah makan di kamarnya, mendahului yang lain, yang biasanya makan pada jam tujuh malam.

Dia tidak memasak sendiri, dia meminta makanan yang sudah jadi pada para pelayan yang tengah memasak untuk makan malam.

Saat dia hidup sebagai Noa dulu, dia pergi untuk mencari makanan di pedagang kaki lima. Biasanya nasi goreng atau nasi kuning. Kadang-kadang mie ayam atau bakso. Dia juga tidak terlalu suka dengan mie atau bakso, makanya dia hanya makan kadang-kadang saja. Ingat! Tidak terlalu suka dan tidak suka adalah dua istilah yang berbeda.

Setelah beberapa menit, Asher selesai dengan makanannya dan segera keluar dari kamar untuk mencuci piring di dapur.

“Kau sudah makan malam lebih dulu?” di tengah perjalanan menuju dapur, dia berpapasan dengan Griffin yang entah dari mana.

“Iya, karena makan di meja yang sama bersama kalian membuatku jengah.” jawab Asher dengan nada kasar, kemudian berlalu meninggalkan Griffin yang terdiam seperti patung.

“Halah, pasti trik barunya untuk mencari perhatian.” Griffin mencoba untuk tidak peduli, kemudian langsung pergi ke kamarnya.





🕊️🌼🕊️





“Kau nampak masih sangat muda. Berapa umurmu?”

Asher saat ini tengah sibuk mencampur minuman di bar, dan kalian tahu siapa yang bertanya? Dia adalah Lior. Si pelanggan tetap bar ini.

Lior tidak setiap malam datang ke bar ini, ada jeda satu atau dua hari. Dia adalah keponakan Bima, si pemilik bar. Jadi tidak heran mengapa dia lebih memilih datang ke sini dibandingkan ke bar yang lain.

“Tujuh belas,” jawab Asher, membuat Lior terkejut.

“Seriously? Apa kau memalsukan usiamu saat memasukan lamaran, anak kecil?” tanya Lior dengan kaget.

“Tidak usah berlebihan seperti itu, Lior. Bos Bima sudah tahu usiaku yang sebenarnya.” ujar Asher sambil terkekeh kecil namun tanpa dia sadari, hal itu malah membuat Lior semakin terkejut.

“Ini, minuman tanpa soda yang kau inginkan!” ujar Asher sambil memberikan minuman yang dia buat untuk Lior.

“By the way, namamu siapa?” tanya Lior sambil menatap Asher.

“Asher,” jawabnya sambil menatap mata Lior.

Beberapa orang datang, duduk di meja bar itu, membuat Asher segera melayani mereka.

Lior diam-diam menatap cara Asher melayani pelanggannya, caranya membuat minuman, caranya menyajikan minuman yang diminta oleh pelanggan.

Suasana yang sangat ramai dengan pengunjung dan musik yang dimainkan oleh DJ, seolah-olah tak tertangkap oleh indra pendengarannya.

‘Aku tidak yakin namun sepertinya...’


'•🦋•'


Asher saat ini sedang mencuci tangannya di toilet, karena baru saja selesai buang air kecil. Dia melihat beberapa orang masuk ke sana dan muntah-muntah, pengaruh karena sudah terlalu mabuk.

Ini adalah pemandangan biasa baginya, makanya dia tidak terkejut.

“Noa?”

“Ya?”

Pemuda itu menggigit bibir bawahnya karena secara reflek menyahut saat ada orang yang memanggil nama aslinya.

Lior si pelaku, memandang Asher dengan tatapan penuh curiga. Dia maju mendekati pemuda tiga tahun di bawahnya itu, membuat Asher sontak saja termundur.

Finding LightDonde viven las historias. Descúbrelo ahora