"Dapat bunga dari pria lain huh?"
Y/n yang semula tersenyum memandangi isi kotak hadiah itu mengalihkan atensi pada kekasihnya, jadi pria ini sedang cemburu?
"Kau cemburu ya?"
"Tidak."
Y/n semakin tersenyum lebar mengikuti langkah Kakashi, "Bunga dan hadiah ini adalah ucapan terima kasih karena aku membantu istrinya melahirkan, jangan cemburu begitu."
Kakashi bukan hanya cemburu dengan pria barusan, belakangan ini ia sering mendapati orang-orang menatap Y/n lama. Entah pria, wanita, maupun anak-anak, semakin hari Y/n-nya memang terlihat semakin cantik. Itu mungkin merupakan pengaruh berkurangnya efek obat penghilang ingatannya.
"Dokter Y/n!" Gadis bersurai cokelat panjang datang dengan seorang pria, keduanya sama-sama mengenakan seragam Jounin.
"Rokudaime-sama, selamat pagi." Kakashi menjawab sekenanya, seingatnya gadis ini adalah gadis yang tempo hari menawarkan kakaknya yang masih lajang pada Y/n.
"Dokter Y/n, ini kakakku yang kubicarakan hari itu, bagaimana menurutmu?" Pria yang merupakan kakaknya hanya mematung tak mengerti dengan apa yang dibicarakan adiknya dengan seseorang bernama Y/n ini.
"Maaf ya, aku sudah punya kekasih."
"Yahh sayang sekali, Kakak, katakan sesuatu padanya. Siapa tau nanti Y/n-san akan meninggalkan kekasihnya untukmu." Ujar gadis itu menyenggol bahu sang kakak. Mereka sama sekali tak memperhatikan ekspresi Kakashi yang seperti ingin menelan orang hidup-hidup.
"Aku harus katakan apa?"
Y/n menepuk bahu pria itu, sepertinya ia beberapa tahun lebih muda dari kekasihnya alias Kakashi, bahkan dari dirinya sendiri, "Sepertinya kau lebih muda dariku, aku rasa masih banyak gadis-gadis yang menyukaimu karena jujur saja kau tampan. Sudah ya aku harus pergi, sampai jumpa lagi."
Kakashi semakin membolakan matanya, apa yang barusan ia dengar? Gadisnya memuji pria lain di depannya? Y/n benar-benar sudah menyulut habis sumbu pendek kecemburuan Kakashi.
Ketika mereka sudah jauh, Kakashi tiba-tiba menarik tangan Y/n untuk segera memasuki salah satu penginapan. Pria itu membuat reservasi tanpa pikir panjang.
"Kakashi-kun, ada apa? Kau tidak ingin macam-macam kan? Ini masih pagi."
"Kau membuatku cemburu, aku akan mencium bibir yang memuji pria lain ini seharian, lihat saja."
Jadi kekasihnya ini benar-benar kesal? Cukup lucu sebenarnya, itu sebelum Kakashi tiba-tiba mendorongnya ke atas ranjang. Menindih tubuhnya dan segera menyatukan bibir mereka tanpa aba-aba. Rakus, dan menuntut, permainan yang tak bisa diimbangi Y/n membuatnya bergerak gelisah di bawah. Kakashi menggigit kecil bibirnya yang pada akhirnya membuat Y/n membuka mulutnya. Membiarkan sang kekasih menginvasi seluruh bagian mulutnya begitu saja sambil mengimbangi sebisanya.
"Manis, tapi aku tidak suka bibir ini digunakan untuk memuji pria lain."
"Aku tidak-" Lagi, kalimatnya terpotong oleh bibir Kakashi. Ciumannya semakin turun ke leher.
"Jangan di sana, Kakashi-kun, itu terlalu mencolok."
"Lalu?" Seluruh tubuh Y/n meremang begitu Kakashi menatapnya dengan suara rendah yang tiba-tiba mengalun melewati gendang telinganya.
Mata itu sudah bukan mata tenang, tatapan Kakashi sudah berubah memburu dengan debaran mereka yang saling bersahutan.
Pada akhirnya mereka mengulang malam panas itu, jauh lebih panas karena Kakashi yang sedang dalam mode normal. Ia menemukan perempuan di bawahnya sudah mencengkeram erat punggungnya menyalurkan rasa sakit yang juga disebabkan oleh dirinya sendiri.
"S-sudah cukup Kakashi-kun, aku minta maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi." Y/n benar-benar kehilangan sebagian besar tenaganya, meski sebenarnya Kakashi tidak kasar, ia hanya merasa terintimidasi oleh tatapannya. Buliran bening mengalir melewati kelopak Y/n ketika ia berkedip. Kakashi menarik diri, merapikan kembali pakaiannya dan juga pakaian sang kekasih. Melihat mata itu meneteskan air membuatnya merasa bersalah, ia baru saja menyakiti seseorang yang disayanginya.
Ditariknya wajah itu untuk didekap dalam dadanya, "Maaf, aku menyakitimu."
Y/n merapatkan dirinya, menangis terisak di dada Kakashi, ia hanya takut. Y/n merasa seperti pernah mendapatkan tatapan itu, tatapan yang jauh lebih mengintimidasi dari yang diberikan Kakashi. Yang seolah menyakitinya tanpa ia ingat siapa pemiliknya, Y/n hanya merasa familiar, ketakutannya familiar dengan sorot seperti ini.
Kakashi berkali-kali menciumi puncak kepala gadisnya sambil mengucapkan kata maaf. Seharusnya ia bisa menahan diri, seharusnya ia menjaga Y/n, membuatnya bahagia, bukan malah menjadi alasan mengapa ia menangis terisak seperti ini.
"Maaf, Sayang. Aku tidak bermaksud menyakitimu, maafkan aku." Gelengan kecil dirasanya dari Y/n yang kini tenggelam dalam dekapannya.
"Aku tidak menangis karenamu, Kakashi-kun."
Y/n semakin merapatkan diri seraya mengontrol kembali emosinya, sementara itu Kakashi konstan mengusap surai dan punggung bergetar itu dengan salah satu tangannya. Membiarkan Y/n tenang tanpa ucapan apapun, ia akan menunggu, mungkin Y/n punya hal yang ingin ia bagi setelah ini.
"Sayang, kau bisa cerita padaku. Katakan batasanku agar aku tidak menyakitimu seperti ini lagi."
"Aku hanya- entah kenapa mengingat tatapan mengintimidasi yang membuatku ketakutan."
"Aku di sini, bersamamu. Katakan jika aku melakukan hal yang membuatmu takut, pukul aku jika kau merasa aku sudah keterlaluan. Lupakan hal-hal itu karena kau bersamaku, kita hanya akan buat kenangan indah mulai sekarang, mengerti?"
Y/n mengangguk dalam dekapannya, itu cukup membuat Kakashi lega meski gadisnya tidak bicara. Pria itu menyibak rambut yang digunakan Y/n untuk menutup wajahnya.
"Jangan dibuka, wajahku jelek."
"Coba aku lihat."
Hidung merah dengan manik berair serta beberapa helai rambut yang menempel di wajah basah Y/n justru membuatnya terlihat lucu, terlebih dengan bibir yang sedikit dimajukan entah karena sengaja atau tidak, Y/n selalu seperti itu ketika kesal jadi mungkin bibir maju itu otomatis.
"Siapa bilang jelek? Gadisku secantik ini padahal."
"Kau ini senang sekali membuatku salah tingkah." Ia kembali menyembunyikan wajah di dada kekasihnya, menggosokkan wajahnya di sana sekalian mengusapkan sisa air mata dan mungkin sedikit ingusnya.
"Jadi Y/n, mau lanjutkan yang tadi?"
Hening menyapa sangat lama hingga Y/n berdamai dengan gengsinya dan mengangguk kecil di dada sang kekasih.
•••
ESTÁS LEYENDO
End Up With You [Kakashi×reader]
FanfictionGadis asing yang menetap di Konoha berhasil mencuri hati sang pemimpin desa. Akankah mereka berpisah ketika kebenaran terkuak? Atau menemukan jalan kembali untuk satu sama lain? Hazel jernih menyita manik kelam itu sepersekian detik di antara jalan...
23. Cemburu
Comenzar desde el principio
![End Up With You [Kakashi×reader]](https://img.wattpad.com/cover/395601235-64-k213551.jpg)