🔔🔔🔔
Teng... Teng... Denting bel yang berat itu menggema di penjuru akademi Staraa-seakan menandai dimulainya sesuatu yang tak bisa mereka ulang kembali. Suara hentakan kaki dan racauan para siswa menjadi saksi betapa menyenangkannya sekolah di akademi paling tenar di negeri Millgrien. Namun, rasa 'menyenangkan' ini tidak berdampak ke seluruh siswa, yang masih dibayang-bayangi kepingan masa lalu.
Fiuuna berdiri di depan pintu utama akademi Staraa. Punggungnya yang bersandar di dinding terasa dingin, sementara jari-jarinya yang saling bertautan sedikit gemetar. Ia menggigit bibirnya, dan suara decak para siswa yang lewat di depannya semakin samar.
Fiuuna memeriksa arlojinya. Sudah lebih dari 9 jam sejak surat ancaman itu dikirim, namun sampai sekarang, belum ada tanda-tanda De Mythoria akan mengusiknya. Gelisah menggelayuti dadanya. Seharusnya, dia sudah tidak merasa gugup lagi. Ini akan menjadi pertemuan keduanya dengan salah satu anggota De Mythoria, Kirara.
"Fiuuna? Kau disini?" Sebuah tepukan lembut di bahu membangunkan Fiuuna dari lamunannya. Hinoko, kakak kelas yang alias adalah Seraphine, salah satu dari orang-orang yang terpilih, atau disebut juga Kesatria Nirmala oleh Neo.
"Apa kau takut?" Hinoko memiringkan kepala. Seperti biasa, senyum manis nan ceria itu menghiasi wajahnya.
Fiuuna menggelengkan kepalanya cepat, mencoba menepis rasa cemas yang masih merayap dalam dirinya. "Tidak, kak. Aku.. hanya sedikit tak percaya aku benar-benar akan bertemu dengan mereka lagi."
Hinoko terkikik kecil. "Aku juga tak percaya akan bertemu mereka lagi. Padahal Neo pernah bercerita padaku, mereka sudah menghilang sejak 500 tahun yang lalu. Dan sekarang, mereka kembali.
"500 tahun?" ( ralat terbaru, di bab sebelumnya tertulis 200 tahun namun akan direvisi belakangan :D )
"Ya! Neo pernah berkata kepadaku, bahwa ia mendengar cerita neneknya dari ibunya, bahwa De Mythoria seharusnya sudah menghilang sejak 500 tahun yang lalu. Tapi akhirnya mereka kembali lagi."
Fiuuna mengangguk kecil, "Sepertinya banyak sekali yang diceritakan neneknya kepada ibu Neo. Mungkin peri sejenis nenek Neo tidak punya teman ya, karena itu beliau bercerita kepada anaknya selalu."
Hinoko menatap langit yang mulai memerah, jemarinya memainkan ujung rambutnya sambil senyum jahil, namun tatapannya yang mengarah ke ujung rambutnya lebih lembut dari biasanya. "Tapi kupikir... sekeras apapun mereka mencoba bangkit, kita... dan seluruh negeri ini, pasti bisa menjaga kedamaian dunia ini." Hinoko menoleh, mata emasnya bertemu dengan mata ametis Fiuuna yang tajam.
Fiuuna meresapi pernyataan Hinoko, senyuman manis mengembang di pipinya. Ia menunduk kecil, seraya bergumam pelan. "Kuharap juga begitu."
Hening sesaat. Angin sore meniup pelan, menerbangkan beberapa helaian rambut Fiuuna yang terlepas dari ikatannya. Hinoko menghela napas, matanya menyipit memandang langit yang mulai berubah menjadi oranye.
"Bagaimanapun juga... sore ini akan panjang," bisik Hinoko lirih, nyaris tak terdengar.
Fiuuna menatap lurus ke depan. Jemarinya mengepal pelan di balik rok seragamnya. Detik berikutnya, denting bel terdengar lagi-kali ini lebih berat, lebih nyaring. Irama langkah kaki yang melangkah keluar seolah perlahan memudar, menyisakan beberapa siswa termasuk Hinoko dan Fiuuna yang berdiri berdampingan di dekat pintu masuk utama Akademi Staraa.
Fiuuna meremas buku-buku jarinya erat-erat, sesekali matanya melirik ke arah gerbang dan Hinoko secara bergantian. "Kenapa, Fiuuna?" Hinoko yang menyadari kecemasan Fiuuna, segera menebas monolog bisunya.
"Ah, aku-begini, kak. Apakah kau yakin orangtuaku tidak akan mengkhawatirkanku, terutama ibuku. Maksudku-Aku sudah meminta izin kepada mereka, tetapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamas : The Clandestine of Millgrien
FantasyBlurb 🔮 "Mungkin sudah suratan takdirku untuk bertemu denganmu, anak muda. Banyak sejarah yang terkubur akibat peperangan ratusan tahun lalu. Kau mungkin salah satu yang terpilih untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran." Pertemuan tak terdug...
