chapter 28 💔

23.2K 2.6K 958
                                        

Dylan menjadi sosok pendiam lagi mulai malam itu, dia tak mau berkomunikasi dengan siapapun kecuali dirumah sakit.

Dylan tak mengizinkan siapapun dekat dengannya lagi termasuk Regan.

Regan sangat paham gimana sakitnya menjadi Dylan saat ini. Regan hanya bisa memperhatikan Dylan melalui makanan yang terus dia kirim agar Dylan tidak sakit.

Hari demi hari berlalu dan Dylan kini sudah lulus dan dia mendapat gelar dokter secara resmi.

Ryo juga habis melahirkan anak laki laki. Dylan tiba-tiba datang dan memberinya hadiah,

Dylan berencana pulang kampung dan bekerja disana.
Namun Vin juga Ryo yang punya firasat tidak baik langsung mencegahnya.

"Dylan, kamu yakin mau tinggal dikampung?" Tanya Ryo.

"Iya Ryo, oh ya, aku aja janji sama Regan, ayu pergi dulu ya?" Dylan langsung pergi meninggalkan banyak pertanyaan untuk keduanya.

"Vin, kenapa Dylan ceria sekali" khawatir Ryo." Karna tak biasanya wajah Dylan secerah hari ini.

"Aku akan menyuruh orang mengikuti Dylan"

.

Dylan yang tiba-tiba datang, membuat Regan kaget dan senang dengan kehadirannya.

"Apa kamu sibuk?" tanya Dylan.

"Regan langsung mematikan komputernya dan menghampiri Dylan yang terus tersenyum manis itu.

"Dylan" bingung Regan.

"Kenapa? ayo kita jalan jalan..... berdua" ajaknya yang langsung disetujui Regan.

.

Untuk pertama kali Dylan menggenggam tangannya dan itu membuat Regan tertawa.

"Jadi ini apa?" Ucap Regan dengan menujukan genggaman tangan mereka.

"Entah" jawab Dylan.

Keduanya benar benar menghabiskan waktu berdua dipantai yang pernah mereka kunjungi dulu dan bertemu dengan Ayana.

"Regan? Apa yang membuat kamu bahagia?" Tanya Dylan sore itu.

"Em apa ya? Melihat orang orang yang aku sayangi sehat, itu yang buat aku bahagia" jawab Regan dengan menatap mata Dylan.

Dylan tiba-tiba mencium kening Regan dengan begitu lama dan itu membuat Regan kaget tentu saja.

"Kalau saja aku tidak bertemu Gales lebih dulu, aku pasti sudah tergila gila sama kamu" ucap Dylan yang kemudian mendapat kekehan dari Regan.

"Boleh aku balas mencium kening kamu?"

Dylan mengangguk tanpa ragu. Regan langsung mencium kening Dylan dengan lembut.

Keduanya diam menikmati air yang terus menerpa kaki, tiba-tiba Dylan mengajak Regan untuk melakukan sesuatu.
"Regan, apa kamu mau tidur sama aku?"

Mendengar itu Regan benar benar kaget. "Dylan kamu ngomong apa?"

"Aku serius Regan" Dylan menciumnya dan itu membuat Regan tak habis pikir.

"Dylan kamu kenapa?" Ucap Regan dengan menahan tubuh Dylan.

"Kenapa masih tanya, jelas cari kepuasan Regan" jawab Dylan.

"DYLAN!" Bentak Regan karna merasa aneh dengan sikap Dylan.

"Kenapa? Kamu gak mau? Apa kamu pikir selama ini aku tidak melakukannya?"

"Kamu ngomong apa Dylan!"

"Aku selalu mencari kepuasan diluar sana Regan, itu salah satu kenyataan yang belum kamu taukan"

Regan tidak tau kenapa Dylan mengatakan semua ini.

"Kamu salah kalau menganggap ku polos Regan, aku bahkan  sering tidur dengan 2 pria sekaligus. Lucukan? Aku melakukan itu agar aku bisa lupain Gales dan ternyata tidak bisa. Kalau kamu mau tidurin aku, aku siap memuaskanmu Re-"

"CUKUP!" Bentak Regan.

"Kamu jijik kan sama aku, bahkan semalam aku habis melakukannya dan rasanya masih ada cairan didalam sana" Ucap Dylan yang membuat Regan berkaca kaca dan terdiam.

Dylan berdiri kemudian menangis karna sudah menyakiti hati Regan, kalau tidak dengan cara itu, Regan pasti akan terus mengejarnya."Regan maafin aku" gumamnya karna ini hari terakhir mereka akan bertemu.

.

Dylan yang sadar diikuti orang suruhan Vin, melakukan aktivitas biasa, hanya saja dia benar benar akan pulang kampung dan beristirahat disisi kedua orang tuanya.

Gales benar benar sudah melepasnya dan ia sudah mendapat gelar mimpinya. Setidaknya dia juga sudah membantu banyak orang dan Dylan bisa pergi dengan tenang.

Namun saat dia dan tas kecilnya sudah siap berangkat, banyak polisi datang kerumahnya juga Vin dan Ryo.

Dylan jelas kaget karna mereka meminta beberapa baju bekas Gales atau benda yang pernah digunakan Gales.

Ryo tak bisa menahan tangisnya dan hanya bisa memeluk Dylan. "Ryo ada apa?"

Vin memeluk keduanya ditambah Regan juga menyusulnya dan langsung mendekap Dylan.

"Apapun yang terjadi, ada kuta disini Dylan. Aku gak akan tinggalin kamu, aku janji" ucap Regan dengan keringat membasahi seluruh wajahnya.

"Kalian kenapa, ini ngapain polisi kerumah?" Bingung Dylan karna tidak ada seorangpun yang berani membuka suara.

Dylan masih bingung karna polisi membawa beberapa baju milik Regan juga sikat gigi yang masih ada disana setelah memastikan itu bukan milik Dylan.

Dylan sadar jika itu bukan hal baik, tapi pikirannya terus menyangkal.

"Kenapa ambil barang barang suamiku?" Tanya Dylan yang mana air matanya mulai mengalir dipipinya.

"Jangan ambil banyak banyak, nanti kalau aku kangen suamiku gimana?" Suara Dylan terdengar bergetar sampai semua orang bisa merasakan sakit luar biasa yang ada dihatinya.

Seorang polisi meletakkan lagi gelas sikat gigi Gales dan hanya mengambil dua kemeja bekasnya.

Dylan lalu kekamarnya namun Ryo tetap mengikutinya.

"Dylan" lirih Ryo.

"Ya" jawab Dylan.

"Aku mau tidur Ryo, aku lelah" ucap Dylan lalu berbaring, namun diam diam Dylan menggenggam racun yang sudah dia beli jauh jauh hari.

Tanpa sepengetahuan Ryo, Dylan menelan sambil membayangkan jika Gales pulang dan mereka hidup bahagia.

Pasalnya, para polisi itu datang setelah ditemukan 4 kerangka manusia disebuah gudang lawas milik keluarga Gales yang sudah lama tidak beroperasi.

TBC.

500 komen up yah.

Siapa kemarin yang nantangin kurang sakit? Nih author kabulkan,  wkwk, yang mau nyerang dia, cari aj dikomen chapter sebelum ini 🤣🤣, gak gak bercanda gk boleh saling nyerang, saling sayang aja wkwk.

Nikmatin aja alurnya, karna ini masih agak panjang sblm ending. Pokoknya nikmatin aja 😘😘

Siapa nih pembaca dari lombok, author lagi dilombok, rapat 2 hari 2 malem. Capek 😩

Dear HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang