BAB 38 : batal atau tidak

7.3K 1.1K 203
                                        

Sejak awal Zetta merasa kalau Arjuna memang memiliki sisi yang berbeda, saat mereka pertama kali bertemu (malam pertunangan Arjuna dan Canitta) Arjuna nampak begitu tidak tersentuh, tatapannya begitu tajam, merendahkan, juga menakutkan. Dia bukan orang yang seharusnya merengek seperti anak kecil saat keinginannya tidak bisa di dapatkan, justru dia seperti psikopat gila yang menghalalkan segala cara agak aksi kejamnya terpenuhi.

Zetta masih menangis sesenggukan, sedangkan si pelaku sudah tertidur tenang di sampingnya sehabis melakukan hal-hal keji yang membuat Zetta nyaris kehilangan kata-kata.

Kenapa bisa Zetta lengah dan membiarkan Arjuna ada di sekitarnya? Hanya karena anak macan bersikap manis bukan berarti dia tidak bisa menerkam seseorang.

Mendengar tangisan Zetta, Arjuna membuka matanya, dia merapatkan tubuh mereka berdua yang kini hanya terbalut pakaian dalam, Arjuna mengecup pipi Zetta yang penuh air mata, "tidur, memang kamu gak cape?"

"Kamu gak ngerasa bersalah?!" Zetta berseru sembari mendorong dada bidang Arjuna yang terbuka, "kamu hampir aja melakukan hal-hal tidak terpuji sama aku"

Tapi wajah Arjuna masih santai, "aku bakal tanggung jawab, aku bakal nikahin kamu"

Itu sih emang maunya Arjuna!!

"Lagipula.." tangan Arjuna kembali meraih pinggang ramping Zetta dan menariknya mendekat, sampai kepala gadis itu terbentur dadanya, "dulu kamu mengharapkan ini kan? Kamu pernah meminta buat... Making love"

"Itu dulu.."

"Bagi aku gak ada bedanya dulu dan sekarang" Arjuna mengecup kembali pipi Zetta, "berhenti nangis seolah aku orang jahat, aku ngelakuin ini biar kamu gak lagi nakal dan dekat sama laki-laki lain"

"Kamu memang orang jahat" Zetta menjauhkan pipinya yang ingin kembali di cium Arjuna.

Mendapati respon Zetta yang menjauh dari ciumannya, Arjuna mendengus, "memang, kamu yang bikin aku jadi begini, kamu nguji kesabaran aku beberapa kali sampai aku lepas kendali" Arjuna genggam kedua tangan Zetta ke atas kepala gadis itu lalu dia bangkit dan menindih tubuh Zetta dengan tubuhnya, "kamu kenapa sih gak suka aku cium?"

"Arjuna!!" Zetta mencoba melepaskan tangannya dari Arjuna.

"Sayang, udah berapa kali aku bilang kalau kamu harus nurut?"

Dan setelahnya Zetta harus pasrah saat Arjuna mencium bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, cowok itu bahkan melayangkan tangannya pada kedua dada Zetta yang masih terbalut bra, tidak berhenti di sana, ciuman Arjuna turun menuju leher dan dada Zetta yang sintal.

"Aku gak akan pernah biarin cowok lain ngerasain ini, paham?"

"Arjuna..." Zetta menggeliat di antara kedua nafasnya yang makin tersenggal saat merasakan ciuman Arjuna berubah menjadi hisapan di antara kedua dadanya.

Arjuna gila, dan kenapa Zetta harus ikut dalam kegilaan cowok itu?
____________________________

"Apa maksud kamu mas? Kamu mau membatalkan pertunangan Arjuna dan Canitta hanya karena gadis kampung itu? Sudah gila otak kamu?!" Marina mendatangi ruang kerja Dewan di tengah malam saat dia baru saja selesai bertamu di rumah Canitta.

Dewan mengangkat pandangannya datar, "iya, akan saya batalkan"

"Kenapa?!"

"Karena Arjuna tidak menyukai Canitta, gadis itu berisik, centil dan menyebalkan" balas Dewan dengan nada datar, "itu kata Arjuna"

Marina memegangi kepalanya yang berdenyut pusing, dia melangkah mendekati Dewan di depan meja kerja, "mas, perasaan itu bakal tumbuh seiring waktu, Arjuna pasti akan menyukai Canitta"

"Kamu bisa menjamin itu semua? Kamu yakin kalau Arjuna akan menyukai Canitta?" Tanya Dewan lagi.

"Sangat yakin, mas"

Dewan meletakkan berkas di tangannya ke atas meja, "kalau begitu saya akan menuruti mau kamu, saya tidak akan batalkan pertunangan itu"

Marina tersenyum lebar, "itu keputusan yang tepat mas, aku yakin Arjuna akan segera mencintai Canitta, mereka pasangan yang serasi--"

Lalu Dewan memotong, "tapi apa yang akan kamu pertaruhkan untuk keyakinan itu, leher kamu?"

Marina terdiam, matanya terbelalak menatap Dewan tidak percaya, ada rasa sakit hati yang menusuk dadanya dengan keras, "maksud kamu mas?"

"Saya gak bertaruh pada hal tidak pasti Marina, kalau kamu yakin bisa menggengam Arjuna lewat Canitta, maka lakukan hal itu tanpa bantuan saya" ujar Dewan menatap Marina datar, "tapi ingat satu hal Marina, bagi saya menyingkirkan kamu itu sangat mudah"

"Mas gak bisa melakukan itu" Marina menatap Dewan marah.

"Hanya karena kamu kembaran Marisa bukan berarti kamu sama seperti istri saya"

Dewan ingat sekali setelah kepergian istrinya beberapa tahun lalu, dia berduka panjang, tidak ada yang mengurus Arjuna dengan baik selain Marina, perempuan itu memperlakukan Arjuna seperti anaknya sendiri dan seiring waktu Arjuna menjadi tidak terpisahkan dengan Marina.

Atas dasar pertimbangan yang panjang, Dewan mempersilahkan keluarga besar mendiang istrinya termasuk Marina tinggal di rumah besarnya, Dewan juga yang membiayai seluruh kebutuhan termasuk pendidikan anak dan cucu keluarga itu atas dasar Arjuna yang sangat senang karena kehadiran Marina setelah ibunya tiada.

Apakah mereka menikah? Jawabannya tidak.

Mereka tidak pernah menikah, Dewan tidak mencintai Marina sama seperti dia mencintai Marisa, walau wajah mereka begitu mirip, namun perasaan Dewan berbeda.

Dewan tahu Marina kecewa karena perempuan itu ingin Dewan menikahinya, tapi Dewan tidak pernah bisa, atas dasar kesadaran itu, Dewan membebaskan Marina bertindak seperti nyonya di rumah ini, memenuhi segala keinginan materi yang Marina inginkan, Dewan tidak bisa memberikan hatinya tapi dia bisa memberi Marina kekayaannya.

Bertahun-tahun sampai Arjuna menjadi sebesar sekarang.

Marina terisak di hadapan Dewan, setelah mendengar kata-kata pria itu yang kelewat kejam, "apa yang membedakan aku dengan Marisa?"

Ini bukan soal fisik, Dewan hanya tidak bisa memberikan hatinya pada siapapun lagi, hidupnya dia dedikasikan penuh pada putra kesayangannya, putra yang Marisa lahirkan dengan penuh kasih sayang, pertarungan nyawa dan itu adalah Arjuna.

"Maaf, kamu bisa keluar dari ruangan ini" ucap Dewan sambil kembali meraih berkas di atas meja, membubuhkan satu tanda tangan di sana setelah membaca isinya dengan cepat.

Tapi Marina menolak keras, dia menghapus air mata di pipinya dengan cepat, kembali menatap Dewan dengan serius, mengabaikan perasaan sakit hatinya dan kembali pada topik utama mereka, "aku hanya ingin kebahagiaan Arjuna mas, jangan batalkan pertunangan ini"

"Saya akan membiarkan Arjuna yang memutuskan"

"Arjuna masih belum dewasa, dia masih labil dan tidak tahu yang mana harus dia pilih" Marina menekan kata-katanya, "Arjuna layak remaja nakal lainnya, dia ingin mencicipi gadis-gadis yang menurutnya menarik, tapi itu hanya sementara, dia tidak butuh gadis-gadis seperti itu, dia butuh Canitta, Canitta berbeda dengan gadis murahan itu"

"Marina, keluar dari ruangan saya"

"Aku mohon mas, jangan batalkan"
_______________________________

Udah berapa hari ya aku tidak update...

Maaf yaaa haha, soalnya aku rada sibuk belakangan ini, jadi gak bisa update dan nulis lagi.

Menurut kalian gimana nih??

Sekedar info deh ya, ini dark romance jadi semua karakternya gak ada yang bener.

Mau baca duluan? Silahkan ke karyakarsa yaa teman-teman.

Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang