BAB 37 : Kebenaran

12.8K 1.3K 457
                                        

Sejak awal melihat Arjuna, Gio sebenarnya sudah merasakan firasat tidak nyaman, namun itu semua dia tepis karena bahagia melihat Zetta yang malam ini tampil cantik dengan gaun putihnya. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin Gio ucapkan dan lakukan pada Zetta, misalnya ala-ala pdkt yang membuat hubungan mereka semakin dekat, namun keberadaan Arjuna membuat Gio tidak bisa berbuat banyak.

Saat Gio menyodorkan kue, Arjuna menyingkirkan kue itu. Saat dia memberi Zetta sebuah jus jeruk, Arjuna lah yang meminum minuman itu, terakhir saat dia mencoba memegang tangan Zetta, Arjuna langsung melayangkan tatapan membunuh kepadanya.

Gio pikir itu hanya sikap protektif kakak kepada adik perempuannya.

Zetta begitu cantik, sehingga Arjuna mungkin tidak mempercayai laki-laki sok tampan yang mendekati adiknya.

Baiklah, ada seribu satu cara meluluhkan kakak ipar ala Gio.

Tapi sepertinya Arjuna tidak tertarik sama sekali, dia tidak suka pada sikap manis dan baik Gio, maka mungkin uang akan menambah nilai plus pada diri Gio. Secara mereka kan berasal dari keluarga tidak mampu?

Arjuna tidak mengizinkan Gio berbicara berdua dengan Zetta, tapi dia mengajak Gio untuk berbicara dengannya berdua.

Tentu saja di setujui oleh cowok itu, Gio membawa Arjuna menuju garasi di samping rumahnya sekaligus ingin pamer pada calon kakak ipar.

Di ruangan itu, Arjuna bisa melihat banyak sekali mobil-mobil dari yang keluaran lama termasuk mobil antik sampai mobil terbaru Lamborghini persis seperti miliknya yang di belikan oleh Dewan seminggu yang lalu.

Hanya beda warna, selebihnya sama saja.

Gio memperhatikan tatapan Arjuna yang tidak lepas dari Lamborghini tersebut, lalu berkata dengan nada santai, "Lo pengin mobil ini? Gue bisa kasih kok buat lo"

Arjuna mengangkat sebelah alisnya tidak paham.

"Tapi kasih gue restu buat deketin Zetta, gue naksir banget sama adek lo, gue bakal lakuin apa aja biar dia suka sama gue, lo percaya sama gue kan? Gue gak bakal nyakitin Zetta kok"

Barulah Arjuna tersadar kalau laki-laki di depannya mengira dia dan Zetta kakak-beradik.

Dih?? Dia pikir dia siapa meminta izin Arjuna untuk mendekati pacarnya? Hal konyol macam apa ini?

Arjuna memutar bola mata, tangannya terlipat di depan dada, lalu dengan tatapan datar sekaligus dingin, Arjuna mendekat pada Gio, "denger ya Sergio Canales Lazuardi, Kirana Zetta is my girlfriend, not my sister" Ada senyuman penuh kemenangan yang Arjuna berikan pada Gio, "jadi berhenti caper atau sok akrab sama gue, paham?"

Arjuna perhatikan Gio dari atas sampai bawah, memperhatikan dengan mata merendahkan yang kental, seolah Gio adalah sampah tidak berguna yang sering dia temui di jalan, "lo sama gue itu gak selevel, dalam hal apapun" ujarnya menekankan nada suaranya sekaligus menampilkan seringai kecil, kemudian Arjuna berbalik pergi menuju pintu keluar, tepat mencapai depan pintu dia menoleh lagi pada Sergio, "ah gue lupa memperkenalkan diri dengan nama lengkap ya?"

Mata Gio memperhatikan Arjuna yang berdiri di dekat pintu dengan lekat, tubuhnya terdiam kaku mendengar fakta mencengangkan barusan.

"Arjuna Laksamana Daksa, that is my full name, do you know who I am?" Senyum mengejek Arjuna berikan pada Gio, sebelum kemudian melangkah pergi dari sana dengan langkah lebar yang congkak.

Meninggalkan Sergio yang berdiri dalam keheningan, ada satu tusukan mengenai jantung Gio saat mengetahui nama itu, ah Laksamana, tentu saja dia tahu siapa keluarga Laksamana.

Mereka adalah puncak hierarki, mencapai kesuksesan paling tinggi dalam negara ini, nama mereka tidak pernah lepas dari media.

Dan lebih dari itu, Gio mengenal seseorang yang juga memiliki nama Laksamana di belakangnya. Wajah Gio memerah karena malu mengingat kelakuannya saat di pesta, kenapa dia bisa bertindak demikian?

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang