Chapter 22 🥀

34.5K 3.3K 963
                                        

Gak kuat skip aja yah.....Nulis Chapter ini butuh sedikit tenaga lebih.....dan ikuti saja alurnya tanpa meninggalkan hate komen..... 😘


.

Kembali kecerita.....

Vin membawa Dylan menemui Gales, namun pria itu menatapnya dengan begitu dingin.

"Siapa suruh kamu membawanya Vin?" Ucap Gales.

"Gales aku mau bicara" ucap Dylan.

"Kita sudah berakhir Dylan, tanda tangani surat itu dan pergilah"

"Aku tidak mau Gales" bantah Dylan dengan berani dia menyentuh lengan suaminya itu.

Mata Gales tertuju pada sentuhan Dylan dengan perasaan campur aduk, tangan lembut itu kini bisa Gales rasakan "Bukankah itu yang kamu mau?"

"Gales, aku tidak mau cerai" ucapnya dan mulai mengusap air matanya.

Gales meneguk ludahnya susah patah, kenapa Dylan tidak mau bercerai, bukannya selama ini dia kekeh mau pisah dengannya.

"Aku tidak mau pisah sama kamu"  kemudian menggenggam tangannya dengan erat, Gales bisa merasakan keringat dingin dari sana.
Pria itu melihat sorot mata dan kesedihan yang sangat luar biasa. Perasaannya tiba tiba bergemuruh tidak enak dan semoga firasatnya salah.

"Gales, kamu mau nglindungin akukan? Maaf aku tidak pernah mendengarmu, maafin aku.....aku mencintaimu Gales, dari dulu aku menahan perasaanku, aku sangat membencimu saat kamu membawa Ayana pulang. Tapi aku sudah mulai menerimanya. Gales bawa aku pulang, kumohon" Dylan semakin mempererat genggamannya dan tak lagi bisa menahan tangisannya.

Mendengar itu hati Gales seperti teriris pisau yang sudah berkarat. Rasanya begitu sesak juga menyakitkan.
Jadi selama ini mereka saling mencintai? Takdir macam apa ini. Kenapa dia baru tau setelah dia tidak bisa melindunginya lagi.

Dengan kasar Gales tiba tiba menyeretnya keluar dan melepaskan pegangannya, Kalau saja tidak ada Ryo, tubuh Dylan pasti sudah terlempar sangat keras dilantai "Jangan pernah menginjak rumah ini lagi, kali aku yang menceraikan kamu Dylan" ucapnya dengan menunjuk wajah Dylan.

"Gales" kaget Vin.

Gales masuk keruangan nya lagi dan mengunci pintunya.

Dylan mengejarnya namun terlambat "Gales buka, Gales, kumohon. Kamu juga suka sama akukan? GALES BUKA! Gales please, aku sangat mencintaimu Gales please. Gales buka!”

Tubuh Dylan juga Gales merosot bersamaan, Gales mendengar semuanya namun hanya bisa memegangi dadanya yang sangat menyakitkan dengan air mata yang terus keluar.

Dylan tak kalah meraung dibalik pintu. “Vin, Ryo, bantu buka”

Ryo diam ditempatnya dan kaget dengan apa yang diucapkan Dylan. Jadi semua orang salah paham dengan sikap Dylan yang terlihat dingin, dia memeluk Dylan karna tau Gales punya alasan kuat buat melakukan semua ini.

Dylan memohon pada Ryo berharap bisa membantunya. "Ryo bantu aku buka pintunya, kumohon. Aku mau bicara sama Gales. Aku mau sama dia Ryo" mohonnya kali ini, Dylan mengatakannya dengan bibir bergetar.

Ryo langsung memeluk tubuh lemah itu semakin erat. Berarti firasatnya benar selama ini. Ya Tuhan, apa yang sudah mereka lakukan selama ini. Dylan menahan rasa sakit itu sendirian.

"Dylan, maafin aku" lirihnya.

Belum masalah satu selesai, diluar terdengar banyak sekali mobil berdatangan.

"Gales, orang tua kamu datang!" Teriak Vin dari luar.

"Ryo bawa Dylan sembunyi" ucap Vin dengan tergesa gesa.
Ryo langsung membawa Dylan lari lewat pintu belakang.

"Ryo ada apa?" Binggung Dylan.

"Sssssstttt"

Mata Ryo melecar kala puluhan orang sudah disana.

Tubuh kecil Ryo memang bisa mengalahkan beberapa dari mereka tapi kalau dikroyok, Ryo juga kualahan. "DYLAN LARI!" suruh Ryo sambil bertarung melawan mereka.

Dylan lari namun orang orang itu menangkapnya. "VIIIIN" teriak Ryo yang samar samar didengar oleh Vin.


Inilah yang dimaksud Gales, dia tidak bisa melindungi Dylan dari orang tuanya yang bisa dengan mudah bebas dari tuntutan hukum dan bisa kapan saja mencelakai Dylan demi Ayana cucu mereka.

Melihat Dylan diseret dengan kasar, jelas Gales murka dan menghajar orang orang suruhan ibunya itu.

"Lepasin Dylan atau aku bunuh kalian semua!" Gales dengan membawa gunting terus membabibuta dibantu Vin yang mana mereka tetap kalah jumlah.


Untung saja Regan datang dengan menembak beberapa dari mereka yang membuat Dylan terlepas lalu bodyguard Regan dengan cepat melindungi dan membawa Dylan.

Regan begitu cemas saat Vin membawa Dylan pulang. Tidak tau kenapa, Regan ingin menyusulnya dan membawa beberapa bodyguardnya.

"BAWA DIA PERGA DAN JANGAN BIARKAN MENGINJAK RUMAH INI LAGI!" teriak Gales.

Dylan dipaksa Regan untuk masuk mobil untuk dibawanya pergi. Tau jika selama ini suaminya sangat peduli, Dylan memberontak minta dilepaskan.

"GALES JANGAN LEPAS AKU, GALES AKU MAU LIAT KAMU, GALES AKU MAU DIPELUK!" Dylan teriak sampai suaranya terdengar serak dan bergetar menggambarkan betapa takutnya Dylan kehilangan dirinya juga memberitahu betapa besar cinta Dylan kepada dirinya.

Tanpa menoleh, Gales langsung masuk, bukan hanya hatinya yang hancur mendengar teriakan Dylan, tapi hidupnya juga hancur sekarang.

Demi apapun, Gales serius soal pernikahannya, menjadikan Dylan pendamping juga belahan jiwanya. Dylan itu istri yang sudah menjadi bagian dari hidupnya dan inilah cara dia untuk melindungi istrinya.

“Bawa Ryo kerumah sakit Vin”

“Gales?” Dari nada bicaranya Gales cukup aneh dan itu membuat Vin khawatir.

“Jaga Ryo baik baik”

“Gales, kita perjuangin Dylan sekali lagi, aku akan selalu membantumu” ucap Vin dengan menghalangi jalan Gales.

Gales tak menjawab namun memberi sedikit senyuman untuk Vin, dia melangkah dan itulah perpisahannya dengan Vin juga Ryo.

Gales lebih tau orang tuanya daripada siapapun.

Tbc.

Telat up karna kerjaan luar biasa menumpuk karna mau libur panjang. Author butuh makan juga melanjutkan hidup....

Banyak komen yah 500 up.....gak suka skip tanpa harus meninggalkan hate komen.

Love you....


Dear HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang